Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kisahku: Antara Kanker Rahim dan Hiperplasia Endometrium

23 April 2021   20:22 Diperbarui: 24 April 2021   13:58 3244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi USG transvaginal - foto: Alomedika.com

"Kamu harus dioperasi," kata dokter setelah melakukan pemeriksaan.

"Operasi? Kenapa, Dok?", tanya saya dengan ekspresi seperti orang bodoh.

"Ada benjolan di rahim kamu. Itu kanker. Rahimmu harus diangkat."

Vonis yang diucapkan dengan ekspresi datar itu mengharubirukan perasaan saya. Rasanya seperti mimpi buruk.

"Tidak ada opsi lain, Dok?", tanya saya berusaha menawar.

"Tidak. Kamu harus memutuskan dalam 24 jam. Ini serius. Secepatnya kita harus jadwalkan untuk operasi pengangkatan rahim."

"24 jam? Secepat itu? Saya perlu diskusi dengan suami dan keluarga dulu, Dok."

"Mana suamimu? Penyakitmu serius. Kenapa datang sendiri tanpa didampingi suami?"

"Dok, saya dalam perjalanan pulang dari kantor. Saya merasa sehat dan saya pikir ini hanya pemeriksaan biasa. Tidak apa-apa kan, tidak didampingi suami? Tetapi jika saran dokter adalah operasi pengangkatan rahim, itu adalah keputusan besar. Saya harus mendiskusikan dengan suami terlebih dahulu."

"Baik. Jangan lupa. Harus cepat ambil keputusan sebelum penyakitmu bertambah parah."

Mencari second opinion   

Ilustrasi USG transvaginal - foto: Alomedika.com
Ilustrasi USG transvaginal - foto: Alomedika.com
Entah mengapa, saya merasa tidak yakin dengan vonis dokter tersebut. Barangkali ini yang dinamakan fase penyangkalan. Saya merasa diri saya baik-baik saja. Ah, mungkin dokter salah diagnosis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun