Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Anak Bawang" dan Mentor yang Toxic

17 April 2021   07:12 Diperbarui: 20 April 2021   11:17 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si lebah yang selalu sibuk - Photo by KOBU Agency on Unsplash

Sering terjadi, seorang pegawai yang lebih senior ditunjuk menjadi mentor bagi anak magang atau fresh graduate yang baru bergabung di perusahaan. Mentor tersebut diharapkan dapat menginspirasi dan membimbing juniornya, si 'anak bawang'.

Seorang mentor diharapkan dapat mentransfer visi, misi, nilai dan budaya perusahaan dengan cepat dan tepat. Ia diharapkan berbagi pengalaman mengenai keberhasilan dan kegagalannya sehingga juniornya dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam skenario serupa.

Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu ideal. Tidak jarang kita menemukan mentor-mentor yang berperilaku toksik. Alih-alih memberi nutrisi bergizi kepada para junior yang seharusnya dibimbing, para mentor ini malah meracuni mereka.

Si lebah yang selalu sibuk

Si lebah yang selalu sibuk - Photo by KOBU Agency on Unsplash
Si lebah yang selalu sibuk - Photo by KOBU Agency on Unsplash
Ketika seorang junior diperkenalkan kepadanya, lebah yang selalu sibuk ini akan menyambut si junior dengan ramah. Setelah sesi perkenalan, ia akan menekankan bahwa si junior adalah salah satu dari banyak orang yang harus dilayaninya.

Lebah yang selalu sibuk ini akan meminta junior untuk menyesuaikan diri dengan jadwalnya. Junior mungkin akan merasa seperti sedang mengambil nomor antrian untuk berjumpa dokter.

Pada situasi tertentu, tingkat kesibukan yang tinggi sangat mudah dimengerti. Jadwal bimbingan yang disepakati bersama sejak awal, juga merupakan hal yang baik dan dapat membantu kedua belah pihak.

Hanya saja, keadaan darurat bisa saja terjadi tanpa terduga. Kondisi darurat adalah saat di mana kehadiran seorang mentor betul-betul sangat dibutuhkan oleh junior.

Dalam kondisi normal, seorang mentor yang bijaksana mungkin akan menyepakati jadwal dan meminta junior mematuhi jadwalnya. Namun, dalam kondisi darurat, mentor yang bijaksana akan berusaha hadir untuk memberi bantuan yang dibutuhkan junior.

Lebah yang selalu sibuk akan bertindak sebaliknya. Ia tidak merasa perlu hadir karena kondisi darurat tersebut terjadi di luar jadwal yang sudah disepakatinya.

Perilaku ini dapat dikategorikan toksik karena berpotensi membuat junior merasa diri tidak berharga. Junior mungkin merasa semua orang lain dalam kehidupan si lebah yang selalu sibuk, lebih penting daripada dirinya.

Aku tuan, kamu budakku

Pada tahun terakhir di SMEA hampir 40 tahun yang lalu, kami harus menjalani magang kerja selama 3 bulan dan membuat laporan dalam bentuk karya tulis. Saya beruntung diterima magang di sebuah Kantor Akuntan Publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun