Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pertimbangkan Ini Sebelum Menerima Kembali Karyawan yang Pernah Resign

18 Maret 2021   20:40 Diperbarui: 19 Maret 2021   02:55 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menerima kembali pegawai yang pernah "resign" (foto: yanalya/freepik.com)

Jika hasil tes kompetensi dan psikotes sesuai dengan kebutuhan, kedua belah pihak setuju dengan paket remunerasi yang ditawarkan dan hasil tes kesehatannya baik, tidak ada salahnya memberi kesempatan kepada kandidat ini. 

Bagaimanapun, menjalani peran ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai wanita karier memiliki tantangan tersendiri. Ada yang berhasil menjalani dengan baik, ada yang kemudian berhenti lagi di tengah jalan.

Resign karena mengurus bisnis keluarga

Siapa yang melanjutkan untuk mengurus bisnis keluarga merupakan pertanyaan yang perlu dijawab oleh kandidat ini. Saya mengenal beberapa teman yang terpaksa meninggalkan pekerjaan yang sangat dicintainya, karena tiba-tiba harus fokus mengurus bisnis keluarganya.

Ada yang menghadapi kondisi ini karena terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada orangtuanya yang menjadi pucuk pimpinan di perusahaan. Mungkin karena meninggal dunia, atau karena menderita penyakit tertentu sehingga tidak dapat berperan aktif.

Seorang teman saya pernah memilih untuk tidak bekerja di perusahaan milik orangtuanya. Dia merintis karier di sebuah manufaktur zat pewarna dan menapaki jenjang kariernya setingkat demi setingkat hingga mencapai posisi general manager.

Suatu ketika, terjadi prahara yang berpotensi buruk terhadap kelangsungan hidup perusahaan keluarganya. Ayahnya menginginkan dia turun tangan secara penuh untuk menyelamatkan perusahaan. Dia terpaksa meninggalkan pekerjaan di perusahaan yang telah membesarkannya dan kemudian dia besarkan.

Ilustrasi strategi bisnis (foto: btstelecom.co.uk)
Ilustrasi strategi bisnis (foto: btstelecom.co.uk)
Dua tahun dia fokus melakukan upaya perbaikan di perusahaan keluarganya. Dia bernegosiasi dengan bank, meminta restrukturisasi fasilitas kredit. 

Dia bernegosiasi dengan para pemasok dan menunjukkan komitmen untuk mendapatkan kembali kepercayaan. Dia melakukan pembersihan ke dalam, menyeleksi pegawai yang loyal dan layak dipertahankan, melakukan program efisiensi pegawai.

Dia juga membenahi sistem dan prosedur, membangun mekanisme pengawasan internal (internal control) yang memadai. Bersama para pegawai yang loyal, didukung oleh bank dan pemasok, dia mulai membangun kembali perusahaan secara perlahan dan mendapatkan kembali kepercayaan para pelanggan.

Setelah dua tahun, dia menunjuk asisten kepercayaan yang telah dia didik untuk menjadi General Manager menggantikan dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun