Ketika seorang ipar saya memutuskan untuk melepas karier sebagai direktur keuangan di sebuah perusahaan multinasional agar dapat fokus mengurus anaknya yang akan memasuki usia sekolah dasar, dia menerima komentar nyinyir dari lingkungan.
“Aduh, sekolah tinggi-tinggi kok berakhir di dapur?”
“Sayang banget! Perusahaan besar, jabatan bergengsi, gaji tinggi … kok semua ditinggal hanya untuk tinggal di rumah saja?”
Meskipun dia hanya tersenyum menerima nyinyiran itu, adakah mereka yang nyinyir itu melihat apa yang berkecamuk di hatinya?
Dunia kerja adalah ‘dunia lain’ bagi para wanita karier. Dunia kerja adalah dunia di mana para wanita karier dapat berinteraksi dan mendapatkan dukungan sosial dari rekan-rekan kerja.
Ini adalah hal lain yang harus dikorbankan oleh seorang wanita yang meninggalkan karier untuk menjadi ibu rumah tangga purna waktu. Profesi ibu rumah tangga menuntutnya hampir 24 jam terfokus pada rumah, anak dan suami saja.
Jadi, berapa gaji yang pantas untuk seorang ibu rumah tangga purna waktu?
Menilik uraian pekerjaan di atas, jika kita analogikan sebuah rumah tangga adalah sebuah perusahaan, maka seorang ibu rumah tangga purna waktu melakoni hampir semua fungsi yang ada.
Dia adalah manajer keuangan. Dia adalah manajer pembelian. Dia adalah manajer produksi. Dia adalah manajer sumber daya manusia. Dia adalah manajer umum. Dia adalah manajer humas. Tidak heran jika Salary.com menyebut rata-rata gaji tahunan yang pantas untuk seorang ibu rumah tangga purna waktu diperkirakan sebesar USD178,201 pada tahun 2019.
Dari pengalaman saya dengan beberapa kerabat dan rekan kerja yang memutuskan untuk meninggalkan karier mereka dan menjadi ibu rumah tangga purna waktu, saya memahami bahwa keputusan ini sungguh tidak mudah.
Pada umumnya, para suami mereka mendukung keputusan mereka. Dukungan dari suami yang menghargai pengorbanan mereka dan bangga akan pilihan mereka, membuat para kerabat dan mantan rekan kerja saya menjalani peran baru mereka dengan lebih bahagia.
Menurut saya, setiap pilihan memiliki aspek positif dan negatifnya. Semua pilihan adalah benar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Pilihan menjadi wanita karier atau menjadi ibu rumah tangga purna waktu, sama istimewa dan sama berharganya.
Pada akhirnya, apa pun pilihan kita, semua akan menjadi bermakna jika dijalani dengan penuh syukur. Bagaimana menurut Anda?