Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berapa Gaji yang Pantas untuk Seorang Ibu Rumah Tangga?

27 Februari 2021   05:30 Diperbarui: 9 Juni 2022   15:15 4805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, dia menjaga kebersihan rumah, mulai dari mencuci dan menyetrika pakaian, membersihkan dan menyedot debu, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, hingga merapikan kembali letak barang-barang di rumah setelah digunakan.

Keempat, dia mengurus anak-anak, mulai dari memberi makan, menjaga kebersihan badan, memastikan kecukupan istirahat, hingga menemani belajar dan memberikan pendidikan rohani.

Kelima, jika dia memiliki asisten rumah tangga, maka dia berperan sebagai manajer sumber daya manusia. Dia harus mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul jika sewaktu-waktu asisten tersebut berulah.

Keenam, dia perlu mengikuti perkembangan harga bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga, memastikan kegiatan perbelanjaan dilakukan dengan optimal.

Ketujuh, dia harus mengelola uang belanja yang diterima dari suaminya dengan bijaksana, mencukupkan untuk kebutuhan rumah tangga saat ini serta menyisihkan untuk tabungan masa depan maupun dana darurat.

Kedelapan, dia diharapkan untuk memiliki waktu berkualitas dengan suaminya agar relasi mereka tetap terjaga.

Kesembilan, dia juga diharapkan untuk tetap bersosialisasi dengan teman dan kerabat keluarga. Dalam hal ini, dia dituntut untuk tetap TERSENYUM, sekalipun ada di antara kerabat tersebut yang tidak disukainya.

Kesepuluh, terakhir namun tidak kalah penting, tidak ada kata pensiun untuk seorang ibu rumah tangga.

Ilustrasi pekerjaan rumah tangga (desain oleh: pch.vector/freepik)
Ilustrasi pekerjaan rumah tangga (desain oleh: pch.vector/freepik)
Sekarang, setelah memahami uraian pekerjaan seorang ibu rumah tangga purna waktu yang demikian panjang, mari kita kupas remunerasinya. 
  1. Dia tidak pernah digaji.
  2. Dia tidak mendapat penghargaan dan penilaian kinerja. Jika dia menyelesaikan tugasnya dengan baik, orang menganggap hal itu sudah biasa.
  3. Dia akan dicela jika tidak dapat mengelola rumah tangga dengan baik.
  4. Dia mungkin akan menerima komentar seperti ini:  “Enak ya, kerjanya cuma di rumah saja. Nggak usah capek ngantor.” Atau seperti ini: “Hm, ibu rumah tangga? Enaknya! Punya banyak waktu untuk merawat diri.”

Kenyataannya, seorang ibu rumah tangga purna waktu sering kali lebih capek dari para wanita karier. Mereka sering kali tidak punya waktu untuk diri sendiri.

Memahami pengorbanan seorang ibu rumah tangga purna waktu

Banyak wanita meninggalkan karier yang bagus dan dengan ikhlas memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga purna waktu. Keputusan ini tentu tak semudah membalikkan telapak tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun