Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Work Life Balance" Tiada yang Sempurna

29 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 1 Februari 2021   03:50 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyeimbangkan kehidupan profesional dan pribadi bukan perkara mudah. Keinginan untuk sukses secara profesional tidak jarang mendorong manusia mengesampingkan kesejahteraan diri. Namun, ada kalanya, situasi dan kondisi membuat kehidupan profesional dan pribadi menjadi tidak seimbang, meskipun manusia berusaha keras untuk menyeimbangkannya.

Alkisah, Devananta Narendra (Deva) dan isterinya, Arunika Pramesti (Runi), sedang menikmati hari-hari terindah dalam hidup mereka. Dua minggu yang lalu, seorang pangeran kecil keluar dengan selamat dari rahim Runi. Seorang bayi laki-laki yang sehat, anugerah dan amanah dari Sang Pencipta, buah cinta mereka.

Bintang keberuntungan rupanya sedang bersinar bagi Deva. Seminggu setelah kelahiran putra sulungnya, Deva dipromosi menjadi COO (Chief Operating Officer) di tempat kerjanya. Kini, lelaki berbadan atletis itu memimpin unit kerja yang diberi nama “dokter boiler” di perusahaan industri manufaktur boiler tersebut.

Boiler-boiler produksi perusahaan tempat kerja Deva tersebar di berbagai hotel dan rumah sakit ternama di ibu kota. Unit “dokter boiler” dibentuk untuk melayani perawatan rutin maupun perbaikan segera jika terjadi kerusakan pada boiler.

Deva memahami betapa pentingnya boiler yang menghasilkan uap dan air panas bagi hotel dan rumah sakit. Deva tahu kerusakan boiler akan berdampak sangat besar bagi kliennya. Karena itu, Deva dan tim yang dipimpinnya selalu siaga 24 jam. Sesuai dengan moto “dokter boiler”: siaga 24 jam, melayani dengan hati.

Keadaan darurat, kondisi yang tak terduga, dapat terjadi kapan saja. Juga pada malam ini. Ketika Deva dan Runi sedang bercengkerama dengan buah hati mereka, nada panggil dari ponsel Deva membuyarkan semuanya.

ilustrasi keluarga bahagia (foto:pch.vector/freepik.com)
ilustrasi keluarga bahagia (foto:pch.vector/freepik.com)

Beberapa menit Deva terlibat dalam pembicaraan serius dengan seseorang di seberang sana. Lalu, dengan ekspresi bersalah, ia mendekati Runi. “Maaf, sayang, aku harus adakan rapat daring dengan tim sekarang. Ada boiler yang mendadak mati di rumah sakit X, tim yang kutugaskan sudah dalam perjalanan ke sana. Aku harus pimpin rapat untuk membahas solusinya segera.”

Malam itu seharusnya menjadi momen yang indah bagi Deva dan Runi. Deva tahu betapa berartinya kebersamaan mereka bagi Runi yang masih berada dalam masa nifas. Namun, berita tentang kerusakan boiler di rumah sakit X yang memerlukan penanganan segera, memaksanya untuk segera melangkah ke ruang kerja.

Tiada “work-life balance” yang sempurna

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata "work-life balance"? Apakah Anda membayangkan memiliki hari yang sangat produktif di tempat kerja? Apakah Anda membayangkan pulang tepat waktu dan menghabiskan sisa hari bersama teman dan keluarga? Hal ini tampak ideal namun tidak selalu memungkinkan.

Realita kehidupan mengajak kita berjuang untuk menjadi realistis. Di hari-hari tertentu, Anda mungkin perlu lebih fokus pada pekerjaan. Di hari-hari yang lain, Anda mungkin memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk mengerjakan hobi atau menghabiskan waktu bersama orang yang Anda cintai. Keseimbangan tercapai seiring waktu, tetapi tidak setiap hari.

Dalam perjalanan menuju keseimbangan, Anda perlu bersikap fleksibel ketika mengevaluasi tujuan dan prioritas. Ada saat di mana Anda perlu meninggalkan pekerjaan pada jam kerja untuk mendampingi anggota keluarga yang sakit. Di saat yang lain, Anda mungkin perlu meninggalkan keluarga sekalipun itu adalah family time yang sudah Anda rencanakan karena ada kondisi darurat di tempat kerja.

Cintai pekerjaan Anda

Apakah Anda merasa pekerjaan telah menguras seluruh tenaga dan Anda merasa sangat lelah? Apakah Anda merasa sulit untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai di luar pekerjaan?

Jika Anda menjawab “ya”, mungkin ada sesuatu yang salah. Anda mungkin melakukan pekerjaan yang benar-benar tidak Anda cintai. Jika Anda membenci pekerjaan Anda, maka Anda tidak akan bahagia. Ada baiknya Anda mencari pekerjaan baru.

Adalah suatu anugerah yang patut disyukuri jika Anda mencintai pekerjaan Anda dan melakukannya dengan sepenuh hati.  

Prioritaskan kesehatan Anda

ilustrasi
ilustrasi "worklife balance" (foto: yanalya/freepik.com)

Kesehatan Anda mencakup aspek fisik, emosional dan mental. Seluruh aspek tersebut harus menjadi perhatian utama Anda.

Kesehatan yang prima akan membuat Anda menjadi karyawan dan pribadi yang lebih baik. Tidak perlu membayangkan hal-hal ekstrim dan rumit untuk menjaga kesehatan. Anda cukup menerapkan pola makan yang sehat, olahraga dan istirahat yang teratur, serta memberi porsi waktu yang cukup untuk latihan rohani dan pengelolaan stres.

Belajar bersyukur akan membuat Anda merasa lebih bahagia. Dilansir dari klikdokter, penelitian medis membuktikan bahwa orang yang berpikir positif dan selalu bahagia akan cenderung memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat. 

Luangkan waktu untuk diri sendiri dan orang yang Anda cintai           

Luangkan waktu untuk mengerjakan aktivitas atau hobi yang membuat Anda bahagia. Tidak peduli seberapa padatnya jadwal Anda, mengerjakan aktivitas atau hobi yang Anda senangi akan mengisi kembali daya baterai Anda.

Buat jadwal khusus untuk melewatkan waktu bersama pasangan dan keluarga. Pastikan bahwa Anda menghabiskan waktu berkualitas bersama mereka tanpa konflik kehidupan kerja.

Dr. Elmi Zulkarnain Osman, seorang Corporate Trainer pernah mencuitkan kutipan motivasional ini dalam akun twitter-nya. No matter how good you are, you can always be replaced. Cuitan yang mengingatkan untuk tidak menjadikan pekerjaan sebagai satu-satunya hal yang harus diperjuangkan dalam hidup kita.

Tetapkan dan Patuhi Tujuan dan Prioritas

Setiap orang mempunyai pola jam produktif yang berbeda. Perhatikan kapan Anda paling produktif di tempat kerja dan khususkan waktu itu untuk aktivitas Anda yang paling penting terkait pekerjaan.

Dengan mengerjakan tugas-tugas kerja yang paling penting dalam jam produktif, Anda dapat meningkatkan produktivitas di tempat kerja dan menghasilkan lebih banyak waktu luang untuk bersantai di luar pekerjaan.

Selamat menemukan “work-life balance” Anda!

Jakarta, 29 Januari 2021
Siska Dewi
Referensi: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun