Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

WFD, WFE, WFH, dan WFO di Mata CEO

10 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 12 Januari 2021   09:03 6791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ber-WFD di Canggu, Bali (Dokumentasi pribadi Mardi Wu)

“Jika aturan WFO 25% dimaksudkan untuk menjaga jarak, bukankah kondisi kami sudah lebih dari memenuhi?” Chandra berargumen mengapa dia tetap memberlakukan WFO di kantornya. 

“Gedung kami dirancang untuk menampung 200 orang. Pegawai kami saat ini hanya berjumlah 35 orang.”

Lebih lanjut Chandra menjelaskan bahwa protokol kesehatan diterapkan dengan sangat ketat di kantornya. “Ada petugas yang mengukur suhu setiap orang yang memasuki lobi. Kami juga menyediakan hand sanitizer di elevator dan di semua meja resepsionis. Ada penanggung jawab ruangan yang memastikan setiap orang mematuhi aturan memakai masker dan menjaga jarak.”

Chandra menjelaskan bahwa sebagai perusahaan yang menyewakan peralatan, sebagian besar pekerjaan tidak dapat dilakukan secara remote. Sebagian besar pegawai juga lebih senang bekerja di kantor karena kondisi di rumah mereka tidak kondusif untuk bekerja.

“Kesehatan pegawai adalah prioritas utama kami. Staff HSE berkeliling setiap hari untuk memberi vitamin kepada setiap pegawai. Dia juga memastikan bahwa vitamin yang diberikan, langsung diminum. Selain itu, kami juga memasang HEPA filter di setiap ruangan yang ber-AC.”

Dilansir klikdokter., HEPA (High Efficiency Particulate Air) adalah jenis filter udara mekanis yang menyaring debu, asap rokok, bulu hewan, dan lainnya yang terdapat dalam udara. HEPA filter mampu menyaring partikel ukuran 0.3 mikron. Sistem kerja HEPA filter adalah menyaring udara dan membersihkannya.

Chandra menambahkan bahwa dia berusaha semaksimal mungkin menerapkan protokol kesehatan di kantor. Dia juga menghimbau pegawai untuk menjaga diri saat berada di rumah.

“Kami meminta kejujuran dari pegawai. Jika ada pegawai yang terindikasi melakukan kontak erat dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19, meskipun tanpa gejala, kami minta mereka menjalani PCR test dan tidak masuk kantor hingga mendapat hasil negatif,” pungkasnya.

Work from Home (WFH)

Ilustrasi WFH oleh Arthur Hidden/freepik.com
Ilustrasi WFH oleh Arthur Hidden/freepik.com
Sebagian besar pegawai di kantor Chandra merasa lebih nyaman WFO. Alasan pertama adalah suasana rumah kurang kondusif. Alasan kedua adalah semua dokumen dan data berada di kantor. Mereka merasa lebih nyaman bekerja di kantor dan langsung menyimpan dokumen di tempatnya.

Chandra bercerita bahwa pada pemberlakuan PSBB di awal pandemi, ia sempat memberlakukan WFH terutama untuk pegawai yang menggunakan kendaraan umum. Namun, mereka yang sedang ber-WFH menjadi sangat sulit dihubungi. Tidak jarang pekerjaan menjadi terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun