Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Setelah 3 Dekade, Belajar Melangkah Lagi dari Titik Nol

18 Desember 2020   23:39 Diperbarui: 19 Desember 2020   06:04 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khrisna Pabichara (sumber: Kompasiana.com)

Hari ini, Kelas Khusus Menulis yang diselenggarakan oleh Kompasianer Penulis Berbalas (KPB) dan dipandu oleh Kompasianer Khrisna Pabichara (penulis buku Sepatu Dahlan), telah memasuki hari ketiga.

Hari ini adalah juga hari pertama pada bulan ketujuh saya berada di Rumah Besar Kompasiana. Pada tanggal 17 Juni 2020, untuk pertama kalinya saya memberanikan diri mengunggah sebuah artikel pendek di sini.

Saya memasuki dunia tulis-menulis karena kepepet. Sekitar 40 tahun yang lalu, sebagai pelajar SMEA yang bercita-cita ingin menjadi sarjana, saya harus memutar otak untuk mencari uang. Penghasilan mama saya sebagai penjahit konveksi saat itu hanya cukup untuk membiayai hidup kami berdua.

Untuk dapat membayar uang sekolah, saya memberi les privat kepada murid-murid SD dan SMP. Saya mencoba menulis puisi dan cerpen, lalu mengirimnya ke beberapa surat kabar dan majalah. Rasanya senang sekali ketika puisi dan cerpen saya mulai dimuat. Honor dari menulis puisi dan cerpen, saya tabung dan saya gunakan untuk membayar uang pendaftaran kuliah.

Cerpen saya terakhir tampil di majalah Anita Cemerlang pada tahun 1992. Setelah itu, kesibukan  mengurus pekerjaan dan keluarga membuat saya meninggalkan kegiatan menulis. Setelah 3 dekade, atas dorongan dari beberapa teman, saya mencoba menulis lagi.

Namun, setelah genap 6 bulan di Kompasiana, hanya ada satu cerpen dan beberapa puisi yang berhasil saya anggit. Selebihnya, saya menulis artikel-artikel yang sesuai dengan minat saya, utamanya dalam bidang finansial dan humaniora. Saya bertanya pada diri sendiri, mengapa menulis fiksi menjadi demikian sulit bagi saya sekarang.

Pucuk Dicinta Ulam tiba

Seperti kata peribahasa “pucuk dicinta ulam tiba”. Pada saat saya sedang ingin kembali belajar menulis fiksi, sebuah artikel dengan judul “Khrisna Pabichara dan KPB Tutup Tahun” menarik perhatian saya.

Tujuan saya mengikuti kelas menulis ini adalah untuk memperbaiki tata bahasa dan memperkaya kosa kata. Saya menyadari bahwa sebagai penulis yang otodidak, penguasaan saya akan kedua hal tersebut masih sangat terbatas. 

Selama ini, saya belajar dari artikel-artikel Pak Khrisna di Kompasiana. Dengan berinteraksi langsung di kelas ini, saya berharap dapat menerima saran dan masukan untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan yang masih sering saya lakukan.

Itulah jawaban saya untuk tugas kedua pada hari pertama, saat kami diminta menyampaikan tujuan mengikuti kelas ini dan apa yang kami harap akan kami dapatkan seusai mengikuti kelas ini.

Saya tertawa sendiri saat Pak Khrisna menjawab seperti ini, Terima kasih, Ci. Semoga harapan Cici terpenuhi. Catatan: kosakata (digabung, mohon jangan pisahkan sesuatu yang mestinya bersatu).

Mengapa saya tertawa? Ya, saya menertawakan diri sendiri.

Pertama, kesalahan menulis “kosakata” menjadi “kosa kata” bukan pertama kali saya lakukan. Saya ingat, Romo Bobby yang sering saya minta mereviu draft artikel saya, sudah pernah mengingatkan tentang hal ini. Ah, mungkin faktor usia membuat saya jadi pelupa.

Kedua, sejujurnya saya kurang percaya diri saat menanggapi artikel “Khrisna Pabichara dan KPB Tutup Tahun”. Saya merasa sedang berada di titik nol, terutama dalam hal menulis fiksi. Apakah saya tidak akan keteteran mengikuti kelas ini? Ketakutan yang tidak perlu karena ternyata Sang Guru mengoreksi kesalahan saya dengan gaya jenaka dan menyapa saya “Cici”.

Saya yakin, setelah ini, saya tidak akan melupakan cara penulisan “kosakata” yang benar. Itulah pelajaran hari pertama.

Mengenal Gaya Bahasa dan Belajar Menulis Puisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun