Dalam jurnal berjudul “Talent vs Luck: the role of randomness in success and failure” yang diterbitkan oleh Cornell University, tiga peneliti asal Italia itu menyimpulkan bahwa orang tersukses adalah orang yang paling banyak memiliki keberuntungan.
Studi lain oleh ekonom Robert Frank dalam buku “Success and Luck: Good Fortune and the Myth of Meritocracy” menyebutkan bahwa momen keberuntungan membuat orang menjadi lebih murah hati dan lebih terbuka untuk berkontribusi pada kepentingan bersama.
Merangkum ketiga penelitian di atas, menurut saya, adalah penting menerapkan prinsip “ora et labora”. Berdoa sebagai ungkapan bahwa saya tidak berdaya tanpa berserah kepada Allah, bersyukur atas semua anugerah yang diberiNya, dan disiplin bekerja keras dengan daya tahan dan daya juang yang prima.
Mitos 3: Kekayaan Berasal dari Investasi yang Berisiko Tinggi
Fakta:
- Mayoritas responden sangat berterima kasih atas program pensiun yang mereka peroleh dari tempat kerja
- Beberapa responden mengatakan mereka mengumpulkan hasil dari strategi investasi yang sederhana dan berisiko rendah
Di Indonesia, saat ini sudah banyak perusahaan yang mengikutsertakan karyawannya dalam program Jamsostek yang memberikan “jaminan hari tua” dan “jaminan pensiun”. Program ini memberikan sejumlah “kekayaan” kepada seorang karyawan saat ia pensiun.
Chris Hogan menambahkan, “Para jutawan memahami bahwa risiko adalah sesuatu yang harus dikelola, bukan dihindari. Mereka melangkah dengan hati-hati, menimbang risiko dan potensi imbalannya. Kemudian, bergerak maju dengan hati-hati dan percaya diri.”
Kata kunci di sini adalah "keseimbangan". Portfolio investasi yang ideal perlu mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil untuk mencapai tujuan investasi tersebut.
Mitos 4: Berani Mengambil Risiko Bodoh Membuat Orang Cepat Kaya
Fakta:
- Hasil penelitian Hogan menyimpulkan bahwa dibutuhkan perjuangan selama puluhan tahun untuk menjadi kaya
- Hanya 5% responden yang menjadi kaya dalam waktu kurang dari 10 tahun
- Lebih dari 50% responden menjadi kaya ketika sudah berusia 50 tahun ke atas
Menurut Hogan, membangun kekayaan adalah "permainan jangka panjang". Sebagian besar repondennya mengumpulkan kekayaan sedikit demi sedikit dan dalam waktu lama. “Mereka menyeimbangkan risiko dan imbalan dengan pola pikir jangka panjang. Setelah puluhan tahun, mereka duduk manis menikmati hasilnya.”
Hogan menambahkan bahwa salah satu cara terbaik untuk membangun kekayaan adalah memanfaatkan bunga majemuk, di mana saldo dan pendapatan bunga dalam jangka panjang menghasilkan lebih banyak bunga dari waktu ke waktu. Semakin cepat Anda menabung di rekening tabungan berbunga, semakin banyak bunga majemuk yang dapat Anda kumpulkan.
Mitos 5: Para Jutawan Memiliki Pendidikan dari Sekolah Bergengsi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!