Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kisah Nyata: 4 Kiat Cegah Diabetes Tipe 2

14 November 2020   17:54 Diperbarui: 15 November 2020   08:15 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Diabetes Sedunia (World photo created by jcomp - www.freepik.com)

Diabetes adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Diabetes terdiri dari diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Kabar gembiranya, diabetes tipe 2 dapat dicegah. Bagaimana caranya?

Kenali Kondisi Prediabetes

Prediabetes adalah kondisi kesehatan yang serius di mana kadar gula darah puasa (GDP) lebih tinggi dari kondisi normal (>100mg/dl), tetapi belum cukup tinggi untuk dapat didiagnosis sebagai Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 (>125 mg/dl).

Dilansir dari Journal of Nutrition College, besar risiko prediabetes untuk menjadi DM tipe 2 beberapa tahun terakhir terus meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian hiperglikemia (suatu kondisi peningkatan kadar plasma glukosa darah di atas normal).

Prevalensi prediabetes di Indonesia mencapai 26,3% dari populasi penduduk dewasa. Angka prevalensi tersebut 2 kali dari angka kejadian DM tipe 2 di Indonesia. Prediabetes yang mengalami hiperglikemia dan tidak terkendali, berisiko mengalami DM tipe 2.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), >84% penderita prediabetes tidak tahu bahwa mereka mengidapnya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka berisiko tinggi terkena DM tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Faktor Risiko Prediabetes

CDC mengajak kita mewaspadai beberapa faktor risiko prediabetes, antara lain:

  • Memiliki berat badan di atas normal
  • Berusia di atas 45 tahun
  • Memiliki orangtua atau saudara kandung yang menderita DM tipe 2
  • Melakukan kegiatan fisik kurang dari 3 kali dalam seminggu
  • Pernah mengalami diabetes gestasional (diabetes saat hamil) atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 kilogram
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik (ovum atau sel telur tidak berkembang secara normal karena ketidakseimbangan hormon).

Itulah sebabnya, saat hasil medical check up (MCU) saya memperlihatkan GDP 113 mg/dl dan HbA1c mencapai 6,5% di tahun lalu, saya merasa perlu konsultasi ke dokter. Saya memiliki faktor risiko nomor 1 sampai dengan nomor 4 yang disebutkan di atas.

Doctor photo created by jcomp - www.freepik.com
Doctor photo created by jcomp - www.freepik.com

Selama sebulan, saya rutin minum obat yang diresepkan dokter, sambil berusaha menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Syukur kepada Allah, hasil pemeriksaan darah di bulan berikutnya menunjukkan GDP 90 mg/dl dan HbA1c turun menjadi 6%.

Menurut dokter, angka tersebut sudah cukup optimal. Sejak itu, saya berhenti minum obat. Namun tentu saja gaya hidup sehat harus dipertahankan. Bagaimana pun, saya perlu mencegah agar tidak terkena DM tipe 2. 

Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Apalagi DM adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan!

Prediabetes = Prevent Diabetes (Cegah Diabetes) 

Seating is the new smoking,” kata Mardi Wu, CEO sebuah perusahaan yang menginspirasi gaya hidup sehat. 

“Kurang gerak meningkatkan risiko diabetes. Orang kantoran sangat berisiko menderita prediabetes karena kurang gerak. Jika kita tidak menjaga pola makan, maka risiko kita akan bertambah.”

Saya teringat saat berkunjung ke kantornya sekitar 10 tahun yang lalu. Ada imbauan naik tangga yang diletakkan di depan pintu lift. “For healthier you, please use the stairs.” Saat itu, Mardi menjelaskan bahwa lift hanya digunakan untuk karyawan yang sedang hamil, sakit, atau yang sudah tua.

Pintu lift (Dokumentasi pribadi)
Pintu lift (Dokumentasi pribadi)

Inilah cara yang saya lakukan untuk mengobati prediabetes dan mencegahnya berkembang menjadi DM tipe 2.

Pertama: Memanfaatkan Tangga di Kantor

Menyadari bahwa saya kurang melakukan aktivitas fisik, saya berusaha menggantinya dengan naik turun tangga di kantor. Ruang kerja saya berada di lantai 4. Dengan naik tangga dari lantai 1 ke lantai 4 saat tiba di kantor pada pagi hari dan turun tangga pada sore hari, saya dapat membakar beberapa kalori.

Turun tangga bukan masalah berarti, namun naik tangga merupakan suatu tantangan tersendiri bagi saya. Ada saat saya merasa lelah dan terpaksa beristirahat sebentar di lantai 3 sebelum meneruskan ke lantai 4.

Kedua: Menjaga Pola Makan Gizi Seimbang

Saya biasa minum kopi di pagi hari. Sebelum terdeteksi prediabetes, saya biasa minum kopi instan yang sudah dilengkapi krimer dan gula. Sesuai saran dokter, saya menggantinya dengan kopi hitam tanpa gula. Awalnya terasa tidak enak, namun lama-lama terbiasa juga.

Jika Anda sangat tidak suka rasa pahit, sekarang ada pilihan kopi manis bebas gula. Anda juga dapat menambahkan pemanis rendah atau tanpa kalori. Yang paling penting, biasakan membaca label nutrisi pada produk untuk mengetahui kandungan gulanya.

Untuk menjaga keseimbangan gizi dan kalori, saya berlangganan katering makanan sehat untuk makan siang di kantor. Selain menjaga kesehatan, berlangganan katering makanan sehat membuat saya disiplin makan siang karena saya termasuk orang yang sering lupa makan jika sudah asyik kerja.

Saya juga tidak harus meninggalkan hobi makan coklat. Cukup mengganti milk chocolate dengan dark chocolate saja. Saya selalu ingat nasihat dokter, “Sebetulnya, bukan tidak boleh makan makanan atau minum minuman tertentu. Hanya, perlu dibatasi saja.”

Ketiga: Mengelola Stres

Bekerja di bidang keuangan, terkadang tekanan kerja membuat stres tak dapat dihindari. Menyadari dampak stres terhadap kesehatan, saya berusaha mengatasinya agar stres tersebut tidak berkepanjangan.

Menjalani hobi saya pilih sebagai cara mengelola stres. Mendengarkan lagu-lagu rohani membantu saya menenangkan pikiran.

Pada umumnya, lagu-lagu rohani berirama tenang. Irama yang tenang itu juga membantu saya meresapi liriknya. Seringkali, saya mendapat jalan keluar dari suatu masalah, lewat lirik lagu rohani yang saya dendangkan di saat stres.

Selain lagu-lagu rohani, hobi menulis juga menjadi salah satu cara saya mengelola stres. Dengan menulis, saya dapat mencurahkan seluruh perasaan negatif dan unek-unek saya. Menulis dalam hal ini menjadi katarsis bagi saya.

Keempat: Memeriksa Kadar Gula Darah Secara Rutin

Sesuai pesan dokter, setiap tiga bulan, saya memeriksa gula darah puasa (GDP), toleransi glukosa oral (2 jam PP), dan hemoglobin A1c (HbA1c). Sejauh ini, GDP selalu <100 mg/dl, gula 2 jam PP <140 mg/dl dan HbA1c <6,5%.

World photo created by jcomp - www.freepik.com
World photo created by jcomp - www.freepik.com

Wasana Kata

Itulah sekelumit kisah saya menjalani proses penyembuhan prediabetes dan mencegahnya berkembang menjadi DM tipe 2. Saya terdeteksi prediabetes pada usia yang tidak lagi muda.

Menurut @sobatdiabet, komunitas anak muda peduli pencegahan diabetes, kini diabetes semakin sering ditemui pada orang dengan usia lebih muda. Secara global jumlah penyandang diabetes pada usia 20-30 tahun terus meningkat dari 8% menjadi 10% dari total seluruh penyandang dalam 10 tahun mendatang.

@sobatdiabet mengingatkan bahwa DM tipe 2 dapat dicegah. Diperlukan peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat untuk mencegah penyakit ini. Semoga dengan perubahan gaya hidup yang sederhana seperti pola makan yang lebih sehat dan rutin beraktivitas fisik, kita dapat bersama-sama menurunkan risiko diabetes secara signifikan.

Jakarta, 14 November 2020

Siska Dewi 

Berbagi pengalaman pada Hari Diabetes Sedunia

Referensi: satu, dua, tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun