Sekitar 60% responden mengatakan berencana membeli lebih banyak produk dan layanan dari bisnis besar yang menjaga kesejahteraan pegawai dan berdampak positif pada masyarakat selama pandemi.
Dalam survei pertama, 38% Gen Y mengatakan mereka telah memulai atau memperdalam hubungan dengan bisnis yang produk dan layanannya berdampak positif terhadap lingkungan. Sepertiga mengatakan mereka telah melakukan hal yang sama dengan perusahaan yang mencapai keseimbangan antara berbuat baik dan mencari keuntungan.
Sejalan dengan hasil survei tersebut, Julius mengatakan bisnisnya saat ini juga berkolaborasi dengan beberapa bisnis kecil lokal untuk suplai bahan tertentu. Dalam lingkup pergaulan dan keluarga besarnya, ada beberapa sarjana baru lulus dan belum mendapatkan pekerjaan. Gen Z yang baru memasuki angkatan kerja ini tidak luput dari perhatiannya. Mereka diajaknya berkolaborasi sesuai dengan bidang ilmu yang digeluti.
Alumni Fakultas Teknologi Pangan diajaknya mengembangkan varian makanan sehat bernilai tambah. Sebagai proyek pertama, mereka mengembangkan produk camilan sehat khusus ibu menyusui. Alumni Fakultas Desain Komunikasi Visual diajaknya mengembangkan materi promosi.
"Saat ini, kami berusaha mendukung UMKM lain semampu kami."---Julius Sathya Â
"Tentang fresh graduate yang kami ajak kerja sama, setelah pandemi berlalu, jika mereka mendapat pekerjaan di perusahaan besar yang menjanjikan prospek karier, tentu kami akan ikut senang dan mendorong mereka mengejar mimpi sesuai passion mereka. Namun, tetap terbuka peluang kami dapat berkembang bersama-sama, berkontribusi lebih banyak untuk masyarakat," ceritanya penuh harap.
Peduli terhadap Perubahan Iklim
Seperti dalam survei sebelumnya, Gen Y dan Gen Z memandang perubahan iklim sebagai masalah kritis, baik sebelum maupun selama krisis COVID-19. Sekitar 58% Gen Y mengatakan sebelum pandemi, mereka telah meningkatkan penggunaan transportasi umum.
Sekitar 64% mengatakan telah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan lebih banyak mendaur ulang. Masalah lingkungan bahkan menjadi faktor dalam keluarga berencana, dengan 62% Gen Y dan 58% Gen Z mengatakan telah atau akan mempertimbangkan lingkungan saat memutuskan berapa banyak anak yang akan dimiliki.
Wasana Kata
Hasil survei Deloitte menunjukkan Gen Y dan Gen Z percaya pada perusahaan dengan strategi yang didorong oleh tujuan.Â
Agaknya perusahaan yang mampu menyeimbangkan kepentingan mencari untung (untuk pemegang saham) dan kepentingan berbuat baik (untuk pemangku kepentingan lain), yang kemungkinan besar akan memimpin di masa setelah pandemi.
Referensi:Â 1