"Trust is something that is difficult to establish. It is very fragile that needs to be taken care of. Once trust breaks or shatters into pieces, it is very difficult to rebuild it."Â -- K. Cunningham
"Bodoh!" Bram memaki dirinya sendiri. Sambil menghela nafas berat, Bram membaca kembali hasil test DNA bayi yang baru dilahirkan oleh Ranti, wanita yang baru dikenalnya setahun yang lalu. Hasil test DNA menunjukkan bahwa bayi tersebut bukan anak kandung Bram.
Ranti hadir dalam hidup Bram setahun yang lalu, sebagai sekretaris barunya. Awalnya Bram biasa saja. Namun, perhatian-perhatian kecil yang diberikan oleh Ranti, serupa rekening emosional yang diisi setiap hari. Tanpa Bram sadari, dia jadi suka membandingkan Ranti dengan Luna, isterinya.
Banyak kekurangan Luna yang sebelumnya tidak dipermasalahkan Bram, mulai menjadi masalah setelah Bram mengenal Ranti. Alangkah senangnya jika Luna pandai memasak seperti Ranti. Seandainya Luna tidak demikian introvert dan dapat bermanja-manja seperti Ranti.
Lalu terjadilah hal yang membuat Bram merasa menjadi pria yang paling berbahagia di dunia. Ranti hamil! Setelah hampir 30 tahun hidup berdua dengan Luna tanpa kehadiran seorang anak, kini Bram akan menjadi seorang ayah. Ya, Bram merasa telah membuktikan bahwa para dokter yang selama ini mengatakan tidak ada masalah dengan kesuburan dan kandungan Luna, semua salah.
Bram merasa, jika tidak ada masalah dengan kesuburan dan kandungan Luna, dan dalam usia perkawinan yang hampir 30 tahun mereka belum memiliki anak, berarti masalahnya ada pada Bram. Sekarang, lihatlah, Ranti hamil! Ranti akan melahirkan anak Bram. Bukankah hal ini berarti permasalahannya ada pada Luna?
Setelah dirinya hamil, Ranti mulai sering merajuk agar Bram menceraikan Luna. Namun, Bram tidak menemukan kesalahan pada Luna yang dapat dijadikan alasan untuk menceraikannya. Bram hanya dapat meminta Ranti bersabar, hingga anak mereka lahir.
Namun, betapa terkejutnya Bram ketika menerima anaknya dari tangan dokter. Rambut, warna kulit, dan warna mata bayi yang dilahirkan Ranti membuat Bram bertanya-tanya apakah betul itu adalah anaknya. Tidak ada kemiripan dengan Bram, tidak ada kemiripan dengan Ranti.
Ranti menangis ketika Bram meminta agar dilakukan pemeriksaan DNA. Namun Bram tetap pada pendiriannya. Dan kini ... Bram meremas kertas laporan pemeriksaan DNA di tangannya. "Bodoh!" desisnya, memaki diri sendiri.