Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

UMKM Ini Bina Anak Indonesia Cintai Sains dengan Cara Unik

16 Agustus 2020   18:24 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:42 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komik Sains Kuark

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) untuk peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 70 dari 78 negara untuk nilai mata pelajaran Sains.

Prihatin? Tentu saja! Saya teringat kata-kata Sanny Djohan, Direktur Sumber Daya Manusia di tempat kerja saya, 17 tahun yang lalu.

"Banyak murid, bahkan orang tua dan guru, menganggap Sains sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Padahal, melalui pelajaran Sains, kita bisa melatih sistematika berpikir anak, mengembangkan kemampuan logika dasar dan kemampuan berpikir kritis. Sehingga saat beranjak dewasa, setiap tindakan dan pengambilan keputusan yang mereka lakukan, didasari oleh pemikiran dan fakta."

Sanny ingin menumbuhkan rasa cinta Sains pada anak-anak dan memberikan panduan belajar Sains dengan cara berbeda. Demi mewujudkan mimpinya, ia rela meninggalkan kemapanan sebagai seorang direktur yang sudah dijalaninya selama belasan tahun.

Bersama beberapa teman, pada tahun 2003, ia mendirikan PT Kuark Internasional (Kuark) dengan visi menjadi inovator terdepan penyedia sarana pendidikan yang diakui kemampuannya dalam menjadikan pendidikan menyatu dengan kehidupan.

dokumentasi Kuark
dokumentasi Kuark

Maka, pada tahun 2003, lahirlah "Kuark", komik Sains pertama di Indonesia. Terdiri dari 3 level (level 1 untuk kelas 1-2 SD, level 2 untuk kelas 3-4 SD dan level 3 untuk kelas 5-6 SD), Komik Sains Kuark (KSK) hadir setiap bulan menyapa para pembaca ciliknya dengan visualisasi yang apik, cerita yang menarik, dan bahasa yang mudah dimengerti.

dokumentasi Kuark
dokumentasi Kuark

Terkesan oleh keberanian Sanny meninggalkan kemapanan untuk memperjuangkan mimpinya, saya tergerak untuk berbagi kisah inspiratif ini ketika membaca event Blog Competition "Dayakan UMKM" di Kompasiana.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pasal 1 ayat 3 disebutkan, "Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini."

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019, Kuark memenuhi kriteria Usaha Menengah baik dari sisi jumlah kekayaan bersih maupun hasil penjualan tahunan.

Olimpiade Sains Kuark

Pada tahun 2005, Sanny kembali menceritakan mimpinya kepada saya. "KSK memfasilitasi anak-anak dengan metode belajar yang menarik. Saya ingin memberi mereka pengalaman mempraktekkan apa yang sudah dipelajari, bersama teman-teman sebaya dari seluruh nusantara. Dengan demikian, anak-anak belajar makna Persatuan Indonesia."

Dua tahun kemudian, mimpinya terwujud. Menggandeng beberapa perusahaan yang peduli akan pengembangan kualitas pembelajaran Sains di Indonesia, pada tahun 2007, untuk pertama kalinya Kuark mengadakan "Olimpiade Sains Kuark (OSK)", sebuah ajang kompetisi Sains berskala nasional. OSK 2007 yang diadakan di Tiwoho, sebuah desa kecil di Wori, Minahasa Utara ini, diikuti oleh 11.000 peserta dari 16 provinsi di Indonesia.

dokumentasi Kuark
dokumentasi Kuark

Merangsang Anak Bernalar dan Berliterasi 

Sejak saat itu, KSK dan OSK menjadi satu kesatuan yang menemani anak-anak Indonesia bernalar dan berliterasi. Setiap bulan, KSK hadir membawa cerita-cerita mengenai isu kontekstual yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap tahun, anak-anak bertemu teman sebaya dari seluruh Indonesia di ajang OSK.

KSK dan OSK mengajak anak-anak belajar dengan pendekatan inkuiri. Randy Fananta, seorang anggota tim Kuark, bercerita tentang metode ABCDE yang merupakan definisi inkuiri yang berlaku di KSK dan OSK.

"Kami ingin menggugah rasa ingin tahu dan menumbuhkan karakter pembelajar pada diri anak dengan metode inkuiri: Amati -- Bertanya -- Cari -- Diskusi -- Evaluasi (ABCDE). Ini adalah salah satu kriteria penilaian bagi para peserta OSK." kata Randy.

"KSK hadir secara konsisten tiap bulan, dengan berbagai rubrik Sains, eksperimen, dan latihan soal yang di dalamnya terdapat materi HOTS (Higher Order Thinking Skill), untuk membantu anak membentuk pola pikir dan keterampilan berpikir." Saktiana, rekan kerja Randy, menambahkan.

Cerita Sakti dan Randy tentang KSK dan OSK mengingatkan saya pada potongan lagu lawas dari Paul McCartney dan Stevie Wonder, "Ebony and ivory live together in perfect harmony".

Demikianlah KSK dan OSK membentuk sebuah harmoni yang indah, melalui pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Math), menyiapkan ketrampilan abad 21 (berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan komunikasi) bagi anak-anak Indonesia.

dokumentasi Kuark
dokumentasi Kuark

"Dari pandemi Covid-19, kami juga belajar hal-hal baru. PSBB membuat kami memutuskan untuk meniadakan babak semi final OSK tahun 2020 dan menggantinya dengan proyek penelitian. 

Peserta harus mengirimkan laporan tertulis kepada panitia dan menggunggah video hasil penelitian melalui akun YouTube masing-masing. Final Awarding juga kami lakukan secara daring." Randy berbagi pengalaman.

"Selain kriteria ABCDE yang saya sampaikan tadi, kami menilai cara presentasi. Bagaimana anak-anak menceritakan proyek yang dikerjakan dengan bahasa mereka sendiri. Karena video hasil penelitian diunggah di YouTube, kami juga menilai cara komunikasi. Apakah anak dapat menggambarkan dengan cara yang komunikatif mengenai apa yang mereka kerjakan."

"Kriteria terakhir adalah orisinalitas. Di sini kami ingin menanamkan nilai-nilai kejujuran. Ada laporan yang begitu bagusnya, sepintas terlihat seperti artikel ilmiah namun setelah kami teliti, ternyata isinya salin persis dari artikel lain di internet. Anak-anak belajar bahwa yang seperti ini langsung kami diskualifikasi."

"Banyak hal tak terduga dari hasil penelitian para peserta yang membuat para juri terpukau. Misalnya Muhammad Khairan Rafie (Rafie) yang meraih penghargaan Absolute Winner."

dokumentasi Kuark
dokumentasi Kuark

"Siswa SDIT Samawa Cendekia Sumbawa dari Nusa Tenggara Barat ini membuat 'Aplikasi Kartu Menu Bekal Makan Siang Bergizi dan Rendah Emisi Karbon Buatan Rumah'. Inovasi Rafie ini menarik, karena dia membuat aplikasi yang menggabungkan  kalkulator karbon dengan kalkulator kalori"

"Topik yang kami berikan untuk level yang diikuti Rafie (level 2, kelas 3-4 SD) adalah 'memilih untuk rendah emisi karbon'. Nah, Rafie tertarik meneliti menu makanan. Dasar pemikirannya, kita perlu memilih rendah emisi karbon, tetapi nilai gizi harus tetap terjaga. 

Dia mengembangkan sebuah aplikasi, di mana ketika kita masukkan suatu bahan makanan, misalnya daging sapi, maka kita akan mendapatkan nilai emisi karbon sekaligus nilai kalorinya. Karena nilai emisi karbon daging sapi tinggi, Rafie menggantinya dengan ikan atau tahu. Emisi karbon rendah tetapi nilai gizi terpenuhi."

Tidak hanya Rafie, ada 285 karya anak-anak SD dari 25 provinsi di Indonesia yang ditampilkan dalam Final Awarding OSK 2020. "Kami juga melihat resiliensi anak-anak Indonesia yang luar biasa. 

Ada yang membuat laporan dalam bentuk tulisan tangan, lalu meminjam HP tetangga, laporannya difoto kemudian dikirim kepada kami. Daya juang yang luar biasa, bukan?" imbuh Randy.

Kelas Lentera

Dalam perjalanannya, tim Kuark menyadari pentingnya peran orangtua dan guru sebagai fasilitator dan pembimbing.  Pada tahun 2013, mereka memperkenalkan Kelas Lentera Kuark untuk memberikan professional development bagi guru-guru di Indonesia dengan berfokus pada paradigma, pedagogi, dan konten dengan inkuiri sebagai ruhnya. 

Melalui inkuiri, peserta didorong untuk mengembangkan potensinya, memanfaatkan lingkungannya dan membentuk generasi pembelajar.

Tentang Kelas Lentera, Athe, rekan Randy dan Sakti, menceritakan pengalamannya mendampingi guru-guru dari 3 Sekolah Dasar di salah satu provinsi di Indonesia bagian timur.

"Setiap hari, kami mendampingi guru melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Siswa dilatih mengembangkan ketrampilan dasar untuk menyiapkan diri mengikuti proses belajar." Athe mengawali ceritanya. "Pada saat berjalannya program, kami melihat kondisi tubuh siswa tidak terlalu kuat saat beraktivitas di sekolah. 

Hal ini antara lain disebabkan oleh keterbatasan kondisi keluarga sehingga anak-anak tidak sarapan pagi. Tetapi mereka tetap bersemangat datang ke sekolah."

"Kami lalu mencarikan donatur untuk membantu anak-anak agar bisa sarapan pagi. Kami dapatkan donatur yang bersedia menyumbang telur. Sebelum kegiatan berlangsung, anak-anak diberikan telur rebus untuk sarapan. 

Setelah itu, mereka akan melanjutkan aktivitas di sekolah. Pemberian sarapan telur ini, membuat semangat anak-anak di sekolah semakin tinggi, mereka bisa bertahan lebih lama saat melakukan aktivitas."

"Para guru merasa senang dan terbantu mendapat pendampingan dalam proses mengajar. Sekarang, mereka sudah lebih percaya diri, serta berani mencoba hal-hal baru dalam proses mereka mengajar. Guru berproses untuk menemukan sendiri bagaimana caranya melakukan proses pembelajaran yang kontekstual."

"Pada masa pandemi COVID-19 ini, guru melakukan proses mengajar dengan mengunjungi siswa di rumahnya serta memberikan tugas-tugas berbentuk proyek yang mengembangkan kecakapan hidup anak-anak di rumah."

"Anak-anak diberi tugas menanam sayur di rumah kemudian mengamati pertumbuhannya. Anak-anak memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar untuk membuat tempat cuci tangan dan mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar. 

Anak-anak yang tinggal di pinggir pantai belajar sifat benda terapung, tenggelam dan melayang dengan melakukan proyek membuat perahu dari benda-benda yang ada di sekitar mereka. Hal-hal ini ditemukan oleh guru sendiri, untuk memberikan proses belajar yang menyenangkan dan kontekstual bagi para murid pada masa pandemi."

Athe merasa senang dan bangga karena guru-guru dengan segala keterbatasan yang ada, kendala yang dihadapi, tidak menyerah tetapi tetap semangat untuk mau mencoba berproses dan melakukan hal-hal baik setiap harinya.

Kuark Akan Terus Melangkah

Langkah telah diayunkan. Kuark kini telah berusia 17 tahun. Apa yang diceritakan Randy dan Athe mengenai hasil OSK tahun 2020 dan Kelas Lentera, dapat diibaratkan hadiah sweet seventeen bagi Kuark.

Didukung oleh milenial yang penuh semangat dan punya hati untuk mengabdi seperti Randy, Sakti dan Athe, Kuark akan terus mengayunkan langkah. "Kami antusias dengan hasil yang telah terlihat saat ini. 

Guru-guru bersemangat untuk berubah dan mengubah kondisi mengajar, memberi peluang kepada anak untuk mengemukakan pendapat, melakukan uji coba dan eksplorasi. Semoga langkah kecil yang Kuark lakukan ini dapat mengajak lebih banyak lagi anak Indonesia untuk mencintai Sains sehingga nilai PISA kita dapat ditingkatkan." Kata Sanny menutup pembicaraan.

Jakarta, 16 Agustus 2020

Siska Dewi

Referensi: satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun