Mohon tunggu...
Anna EP
Anna EP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Bidang Kimia Lingkungan sejak tahun 1996

Peneliti yang memiliki perhatian dalam hal menurunkan emisi karbon, pencapaian emisi nol bersih, energi baru terbarukan dan zero waste technology.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemanfaatan Karbon (Carbon Utilization)

10 Januari 2024   17:11 Diperbarui: 10 Januari 2024   17:41 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masing masing teknologi mempunyai keunggulan maupun keterbatasannya, membuat satu atau lainnya lebih cocok untuk skenario-skenario yang berbeda dalam penggunaannya. Akan tetapi apa yang dimiliki setiap teknologi menunjukan kemampuan sebagai instrument esensial untuk menurunkan emisi dan konsentrasi gas gas rumah kaca yang mengancam kelangsungan hidup kemanusiaan (long-term survival of humanity). 

Meringkaskan teknologi penangkapan karbon dan aplikasinya diberbagai sektor industri adalah kebijakan yang krusial untuk menurunkan karbon footprint. Teknologi teknologi ini komplemen (saling melengkapi) satu dengan yang lain untuk ditujukan kepada emisi karbon dari berbagai sumber dan menawarkan pendekatan berkelanjutan (suitainable approach). Dan tentunya memenuhi pertumbuhan kebetuhan energy yang diperlukan untuk kemajuan ekonomi disisi lainnya juga menurunkan dampak dari perubahan iklim (climate change). 

Oleh karena itu, kebijakan dan keputusan menggunakan teknologi di dalam semua sektor industri vital harusnya menjadi prioritas utama pemerintahan yang akan datang dalam isu dekarbonisasi serta perdagangan karbon (carbon trading) dengan tujuan mencapai pembangunan berkelanjutan dan planet yang sehat untuk generasi akan datang.

Cerita sukses projek projek CCSU (carbon capture, storage dan utilisation) sebagai mitigasi efek gas gas rumah kaca 

Emisi global karbon dioksida (CO2) 1940-2023 yang dipublikasi oleh Ian Tiseo pada 6 Desember 2023 (www.statista.com), disebutkan bahwa emisi global karbon dioksida dari bahan bakar fosil dan industri ditotalkan sebesar 37.15 milliar metrik ton (GtCO2) di tahun 2022. Emisi ini diproyeksi naik 1.1 % ditahun 2023 dan mencapai rekor tinggi 37.55 GtCO2. Dan disampaikan juga bahwa sejak tahun 1990 global emisi karbon dioksida telah meningkat lebih dari 60%. 

Lebih lanjut disebutkan pula bahwa negara negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia adalah Tiongkok (29.2%), USA (11,2%), India (7.3%), Uni Eropa (6,7%), Rusia (4,8%) dan Brazil (2,4%). Tiongkok tidak selalu sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, tetapi dengan adanya pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi di decade ini yang menunjukan melonjaknya emisi. Sejak tahun 1990, emisi CO2 di Tiongkok naik 400 %.

Projek yang dibangun di Tiongkok

Penggunaan baru bara sebagai sumber energy di Tiongkok tahun 2019 tercatat 60% dari total sumber energy yang digunakan (planete-energies.com), mayoritas emisi CO2 berasal dari power plant berbahan bakar batu bara atau industry kimia seperti produksi ammonia sintetik, methanol, pupuk, gas alam dan proses produksi pencairan batu bara (coal liquification) atau lazimnya disebut batu bara diubah menjadi bahan bakar cair (coal to liquid fuel). 

Menurut IEA (international energy agency) sekitar 385 pembangkit listrik tenaga batu bara atau sekitar 900 Gigawat yang berdekatan cocok untuk dilakukan penangkapan karbon dan penyimpanan (CCS program). Projek penangkapan karbon dan penyimpanan terbesar di Tiongkok pada stasiun pembangkit listrik batu bara selesai di Januari 2021. Projek ini diharapkan mencegah 150.000 ton emisi CO2 setiap tahun dengan tingkat tangkapan 90%.

CCS program juga dilakukan di Songyuan, propinsi Jilin pada ladang minyak Jilin. Projek ini dimulai 2009 dan di kembangkan menjadi komersial untuk China National Petroleum Corporation (CNPC). Projek ini selesai di tahun 2018 (www.globalccsinstitute.com). Sumber CO2 dekat ladang gas Changling, dimana 22.5% gas alam diektraksi. 

Setelah pemisahan proses dilakukan CO2 gas ditransport ke ladang minyak Jilin melalui pipa dan diinjeksi kedalam sumur-sumur untuk meningkatkan perolehan kembali minyak. Untuk komersialisasi kapasitas, fasilitas ini menginjeksi 0.6 Mt CO2 per tahunnya dan secara akumulative telah diinjeksi lebih dari 1.1 juta ton CO2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun