Mohon tunggu...
Anna EP
Anna EP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Bidang Kimia Lingkungan sejak tahun 1996

Peneliti yang memiliki perhatian dalam hal menurunkan emisi karbon, pencapaian emisi nol bersih, energi baru terbarukan dan zero waste technology.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemanfaatan Karbon (Carbon Utilization)

10 Januari 2024   17:11 Diperbarui: 10 Januari 2024   17:41 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.researchgate.net

Dekarbonisasi sebagai tindakan mitigasi dilakukan tahun 2017 setelah 10 tahun lebih tertinggal di belakang negara-negara maju, Ketika itu, Indonesia mendirikan National Center of Excellence CCS/CCUS untuk pengembangan kapasitas nasional di bidang teknis, keselamatan, ekonomi, sosial, dan peraturan dari CCS/CCUS. 

Kegiatan utama CCUS (Carbon Caprute, utilization and storage) dilakukan dengan memperkuat kerangka kerja pemerintah dan sektor swasta di antaranya melalui menciptakan platform yang berkelanjutan untuk pemerintah, sektor swasta, dan investor untuk mempercepat implementasi CCUS. 

Kemudian mengidentifikasi peluang investasi dan meningkatkan bisnis lingkungan di area CCUS untuk menarik mitra pengembangan kerja sama CCUS dan yang terakhir mensosialisasikan kebijakan, regulasi, dan praktik investasi CCUS yang merupakan bagian dari energi sistem energi bersih yang terintegrasi (www.esdm.go.id). 

Isu tentang karbon tidak hanya berhenti pada tatanan mitigasi saja, namun berlanjut kepada tatanan ekonomi baru, pengetahuan dan disiplin ilmu baru yang diajarkan diberbagai universitas telah dilakukan. 

Di lain pihak pemerintah juga melihatnya sebagai komiditi bursa karbon yang masih terus didiskusikan sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi hijau (carbon trading) dengan penerapan pajak karbon (carbon tax), namun hal ini perlu diperhatikan dan dipelajari secara hati hati terhadap beban yang dialami industri manufaktur dan pengguna produk dalam hal ini masyarakat luas pasca covid-19. 

Dengan dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Untuk Pencapaian Target Kontribusi Yang Ditetapkan Secara Nasional Dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan Nasional dengan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 41% di tahun 2030. 

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana pelaku usaha dan (BUMN) melihat isu ini sebagai suatu ekonomi biaya tinggi yang akan dibebani kepada masyarakat sebagai pengguna dan atau setiap produk yang dihasilkan bisa berkompetisi dengan produk import yang belum bisa dibatasi kehadirannya dengan harga relatif murah? 

Lalu apakah export import didalam industry minyak dan gas sebagai penghasil utama gas karbon dioksida dibicarakan juga secara global dalam isu "carbon trading" sebagai bahagian dari carbon footprint? Topik ini akan dibahas dilain kesempatan untuk "Carbon footprint dan carbon trading"

Teknologi CCSU (carbon capture, storage dan utilisation) sebagai mitigasi efek gas gas rumah kaca 

Untuk memitigasi dampak perubahan iklim, yakni dengan mengurangi jumlah emisi karbon dari berbagai sumber seperti batu bara, bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan proses pengolahan sampah dengan cara insenerasi maka carbon capture (penangkapan atau perangkap karbon) diajukan sebagai solusi untuk mengatasi isu ini.  

Dengan menangkap CO2(g) dari proses yang dilakukan berbagai industri seperti industri power plant (PLN), industry semen, industri baja, industri textile, industri pemprosesan minyak dan gas (Pertamina), serta berbagai industri lainnya, maka teknologi penangkapan ini bisa mencegah berton ton emisi gas rumah kaca (GHGs) terlepas dengan bebas ke atmosfir yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global bisa dibaca di (gramedia.com).   

  • Direct air capture (DAC)
  • Teknologi DAC, menggunakan filter untuk menangkap karbon dioksida dari atmosfir secara langsung. Setelah mengumpulkan CO2(g), kemudian dimampatkan (dikonsentratkan) lalu disimpan atau dikonversikan menjadi produk yang bermanfaat.
  • Carbon Capture at Power Plant
  • Teknologi ini digunakan untuk menangkap emisi karbon yang dihasilkan oleh power plant (Pembangkit tenaga Listrik) sebelum terlepas ke atmosfir. Kemudian CO2(g) tersebut dimampatkan menjadi CO2(l) dan dikirim ditempat penyimpanan atau di gunakan untuk perolehan kembali minyak pada industri exploitasi minyak mentah.
  • Enhanced Rock Weathering (ERW)
  • Teknologi ini menggunakan batuan mineral silikat seperti batuan basalt dan glauconite untuk mempercepat proses alami pelapukan yang normalnya bisa memakan waktu ribuan tahun dan juga meningkatkan kemampuan tanah untuk menangkap karbon dioksida.
  • Aqueous Amin-Based CO2 Capture
  • Teknologi ini mengunakan senyawa amina untuk menyerap CO2 dari industri -industri manufaktur sebelum terlepas ke atmosfir. CO2 kemudian dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa amina yang mengikatnya dan selanjutnya disimpan atau dugunakan kembali.
  • Membrane Gas Separation
  • Teknologi ini menggunakan material permeable untuk memisahkan karbon dioksida dan gas gas lainnya. Dioperasikan biasanya pada suhu dan tekanan yang rendah dan sementara ini belum digunakan dalam skala industri.
  • Carbon Capture and Conversion
  • Teknologi ini adalah teknologi penangkapan dan konversi CO2 menjadi product yang bermanfaat seperti bahan bakar, industri kimia, dan polimer. Teknologi ini juga merupakan pendekatan berkelanjutan untuk mengurangi carbon footprint juga menghasilkan produk produk yang bernilai.
  • Bioenergy with Carbon Capture and Storage (BECCS)
  • Teknologi ini digunakan untuk menangkap CO2 dari sumber energi biomasa yang menghasilkan emisi karbon dioksida dan menyimpannya. Prosesnya tidak hanya menangkap emisi tetapi juga menghasilkan listrik dan dikatakan sebagai negatif karbon (carbon-negative). Bioenergy with carbon capture and storage adalah suatu sumber energy rendah yang dapat menjadi sumbangan yang signikan untuk dekarbonisasi ekonomi.
  • Chemical Looping
  • Teknologi ini menggunakan partikel berbasis logam didalam suatu proses yang bereaksi dengan karbon dioksida. Logam disini bertindak sebagai katalis untuk memisahkan CO2 dari bahan bakar. Setelah itu CO2 ditangkap dan disimpan sementara bahan bakar
  • Yang tertinggal untuk pembakaran lebih lanjut. Teknologi ini masih dalam tahapan experiment, tetapi menjanjikan dalam mereduksi emisi karbon dari industri industri yang bergantung pada bahan bakar fosil (fossil fuel).
  • Cryogenic Carbon Capture (CCC)
  • Teknologi ini relative baru yang bergantung pada system pendinginan cryogenic untuk menangkap dan menghilangkan aliran gas CO2. Teknologi ini dapat mengekstrak CO2 pada laju alir yang lebih tinggi daripada system konvensional dan juga dapat menyimpan CO2 dengan volume penyimpan yang lebih kecil. Aplikasi teknologi ini masih terbatas namun menunjukan potensi mitigasi emisi karbon dari berbagai sumber.
  • Carbon Capture Using Nanotechnology
  • Teknologi ini melibatkan penggunaan nano material seperti karbon nanotube untuk menangkap dan menyimpan CO2 pada tekanan yang sangat rendah dibandingkan dengan teknologi lainnya. Metoda ini menggunakan sedikit sumberdaya, energi, dan menghasilkan minim sampah (less waste) dibandingkan teknologi teknologi penangkapan karbon lainnya. Meskipun masih di dalam tahap eksperimen namun teknologi ini sangat menjanjikan utuk tingkat efisiensi dan perluasan penggunaannya (scalability).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun