Mohon tunggu...
Anna EP
Anna EP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti di Bidang Kimia Lingkungan sejak tahun 1996

Peneliti yang memiliki perhatian dalam hal menurunkan emisi karbon, pencapaian emisi nol bersih, energi baru terbarukan dan zero waste technology.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemanfaatan Karbon (Carbon Utilization)

10 Januari 2024   17:11 Diperbarui: 10 Januari 2024   17:41 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahan bakar fosil (Batubara, minyak dan gas) disebut sebagai penyumbang terbesar perubahan iklim (climate change) disamping deforestasi dengan pembakaran hutan liar oleh perkebunan, terhitung lebih dari 75% dari GHGs dan hampir 90% dari semua emisi karbon dioksida.

Kenaikan permukaan laut terdampak pada peta laut dan kehidupan pesisir

Samudra menyerap Sebagian besar panas dari global warming dan sekitar 90% dan dilaporkan mengalami peningkatan dua dekade terakhir meliputi seluruh samudrea. 

Sebagaimana dilaporkan volume nya meningkat karena air bertambah. Melelehnya lembaran es di kutub juga menyebabkan permukaan perairan samudera naik dan mengancam komunitas pulau pulau dan pesisir pantai dan juga menghilangkan luas daratan yang mengubah peta suatu negara termasuk Indonesia. 

Walaupun samudera berperan sebagai siklus karbon dengan menyimpannya dari atmosfir, namun jika berlebihan membuat perairan samudera menjadi asam, dan membahayakan kehidupan laut sebagai sumber makanan dan juga terumbuh karang (coral reefs) sebagai proteksi pantai dan tempat pemijahan biota laut yang berpotensi ekonomi.

Naiknya suhu samudera berdampak terhadap cuaca

Naiknya suhu samudera mengakibatkan cuaca ekstrim dengan meningkatnya badai dan merubah pola cuaca. Memberikan energy kepada badai dan siklon tropis lainnya secara berulang dan makin berkekuatan pergerakannya ke seluruh penjuru dunia menyabakan banjir dan kerusakan dimana-mana. 

Pola cuaca yang berubah akibat suhu samudera menjadi hangat menyebabkan peran samudera menjadi kunci pergerakan air di planet Bumi. Karena samudera yang begitu besar ukurannya membuat siklus evaporasi (penguapan) dan presipitasi (hujan) menjadi terganggu. 

Evaporasi yang berlebih memberikan kelambapan atmosfir yang berlebih meliputi samudera. Kelebihan evaporasi ini mempercepat terjadinya badai hujan dan badai salju pada daerah pesisir pantai (coastal area) dan daerah daerah terpencil. 

Sementara daerah-daerah yang basah akan mengalami hujan berlebih dan daerah yang gersang akan mungkin menjadi kering dan tandus akibat siklus air yang berubah secara global. Masa panen pun ikut berubah dan mempegaruhi ketersediaan pangan dunia. 

Laporan gagal panen akibar musibah alam, gagal panen akibat cuaca yang berubah ubah, gagal panen akibat hujan dengan Tingkat keasaman yang cukup tinggi telah dilaporkan dimana mana oleh para ahli (whoi.edu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun