Soekarno tetap menilai dan mecoba berkaca pada budaya barat, dan dia mencoba untuk mempraktekannya di Indonesia. Termasuk mencoba memadukan antara negara dengan agama. Walaupun begitu, usahanya ini banyak menuai reaksi, salah satunya dari para tokoh Islam, yang ingin menjadikan Indonesia negara Islam. Namun, Soekarno menanggapinya dengan dingin. Menurutnya, dengan sistem demokrasi, umat Islam yang mayoritas ini dapat berjuang untuk menguasai kursi-kursi parlemen dan menentukan kebijakan-kebijakan dan hukum-hukum negara. Bila hal ini tercapai, menurut Soekarno, inilah yang dimaksud persatuan agama dan negara dalam pengertian dan sebenarnya. Sebab Islam tidak menginginkan cap resmi "Negara Islam". Bila hal ini tidak tercapai, maka masyarakat Indonesia belum masyarakat Islam. Demikianlah pendapat Soekarno tentang Islam dan Nasionalisme, yang menurutnya merupakan hasil ijtihad dalam rangka rethingking of Islam. Namun beliau telah benar, menempatkan dirinya sebagai pemimpin. Dia mengaku sebagai pemimpin yang politiknya politik netral terhadap agama. Soekarno mau bagaimanapun merupakan tokoh proklamator dan juga pahlawan bagi Indonesia yang patut disegani. Muhammad Arsyad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H