Mohon tunggu...
Annaas Setyawan
Annaas Setyawan Mohon Tunggu... -

Lahir di Samarinda, Anak ke 2 dari 3 bersudara...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menunggu

15 Februari 2015   01:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi beberapa orang, pekerjaan menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Tapi bagiku? Tidak sama sekali. Pernah bekerja sebagai MedRep salah satu perusahaan farmasi BUMN membuatku mengerti arti menunggu. Ketika menunggu waktu seakan berputar lama bahkan kadang terasa tak berputar. Ketika menunggu pula kita akan dihadapkan pada angan-angan hasil yang baik saat bertemu dengan seseorang yang di tunggu. Tapi nyatanya? Kadang seseorang yang di tunggu tak ingin ketemu, kadang pula sudah ketemu namun hasilnya mengecewakan.

Itulah dinamika menunggu, menguji kesabaran. Menunggu memang butuh waktu hingga tak terasa wajah pun mengikuti, kata orang menunggu itu membuat wajah menjadi bermutu (muka tua). Banyak hal yang bisa dilakukan ketika menunggu, bagi yang memiliki ponsel pintar bisa mengakses internet berselancar menghilangkan penat, namun bagi yang tak memilikinya? Bisa sambil berdzikir (bila mampu dan muslim) atau termenung sambil berharap ketika menunggu selesai, urusan pula lancar dengan seseorang yang di tunggu. Atau bila ada orang lain yang sama-sama menunggu seseorang yang sama lebih baik digunakan untuk mengobrol bila temannya itu mau.

Ada perasaan lega bila kita bertemu dengan seseorang yang di tunggu, entah itu hasilnya baik atau mengecewakan. Menunggu itu proses untuk mengetahui jawaban dari seseorang yang di tunggu. Membosankan itu pasti, namun biar bagaimanapun menunggu tetap harus dilakukan ketimbang harus kalah dengan rasa ketidak-sabaran lalu pergi dengan masih menyisakan pertanyaan di kepala. Tapi bila jelas seseorang yang di tunggu tak juga ingin bertemu, tidak perlu juga bersusah payah untuk menunggu.

Nikmati saja bila kau harus menemui seseorang lalu diminta untuk menunggu, apalagi yang di tunggu adalah seseorang yang memang penting. Tapi ingat, sepenting-pentingnya orang yang kau tunggu tetap dahulukan Tuhanmu bila memanggil. Penuhi panggilan-Nya dan bila ada hal yang tidak diharapkan selama memenuhi panggilan-Nya dalam proses menunggumu itu, yakinlah itu yang terbaik.

Menunggu itu mengalir saja tanpa ada sumpah serapah dan isi kebun binatang yang keluar dari kandang mulutmu yang terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun