Mohon tunggu...
Anna Rosdiana
Anna Rosdiana Mohon Tunggu... Terapis -

Terapis, herbalis, peminat kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Labu, Obat Sakit Nabi Yunus

6 Agustus 2015   16:36 Diperbarui: 6 Agustus 2015   16:36 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="labu Kuning, passionmagz.com"][/caption]

sumber foto: passionmagz.com

Labu kuning banyak tumbuh di tempat yang banyak air, dalamnya empuk, dan mudah dicerna oleh perut, buah ini banyak hadir ketika di bulan ramadhan, sebagai campuran kolak manis untuk pembuka puasa. Labu juga dapat dibuat sayur, manisan, dodol, kue tar atau aneka masakan, dll.
Keberadaan buah labu dimuka bumi sangat erat kaitannya dengan sejarah nabi Yunus,  sebagai firmanNya :

"Kemudian kami lemparkan Yunus ke daerah yang tandus sedang dia dalam keadaan sakit dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu" (Qs ash-Shaffat 145-146)

Sejarah nabi Yunus sangat populer, karena satu satunya nabi yang diselamatkan Allah dari ikan hiu. Ikan Hiu itu telah melemparkan nabi Yunus kedaratan dalam keadaan ‘sakit’ beliau kemungkinan menelan cairan-cairan yang ada dalam perut ikan  beberapa lamanya, maka beliau sampai sakit pencernaannya. Maka Allah tumbuhkan sejenis pohon yang diberi nama "labu".

Dari pohon labu yang Allah tumbuhkan tersebut pastilah ada hubungannya dengan penyakit yang sedang diderita nabi Yunus. Sakit apakah nabi Yunus sehingga diabadikan "sakitnya" dalam Al Qur'anulkarim. Diperkirakan sakitnya nabi yunus adalah sakit yang berhubungan dengan perut dan levernya, sehingga perlu perawatan berhari-hari untuk penyembuhannya. Dan Allah yang Maha Tahu telah menciptakan obat untuknya sejenis "labu". Maka berhari-hari nabi Yunus makan labu yang telah dimasak, labu itu ternyata merupakan salahsatu buah yang kaya akan vit C dan betakaroten, akhirnya perutnya sembuh, sehingga nabi Yunus bisa berda'wah lagi kepada kaum yang telah menantinya.

Labu juga merupakan kesukaan Rasulullah. Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa seorang tukang jahit mengundang Rasulullah saw menyantap hidangan yang telah dimasak, Anas berkata, "sayapun berangkat memenuhi undangan tersebut menemani Rasulullah. Saya melihat Rasulullah meletakkan labu disekitar sop, sejak saat itu sayapun menyukai labu”.
Dalam riwayat lainnya disebutkan, "lalu Rasulullah saw dihidangkan roti dan kuah yang telah dicampur dengan dubba (labu) dan qadid” (HR.Al Bukhari)

Labu kuning atau biasa disebut dengan "dubba" memiliki kadar air hingga 7%, sedikit gula dan serat, sebanyak 100 gram labu hanya mengandung satu kalori, buah ini bagus  untuk orang yang ingin mengurangi berat badan. Labu kaya akan potasium, kalsium, magnesium, fosfor, zat besi, belerang dan kaya akan vitamin, terutama vitamin A sangat baik untuk mata.

Jurnal penelitian biokimia tahun 1985 menerbitkan sebuah hasil penelitian di salahsatu pusat rehabilitasi kanker di Amerika Serikat yang menunjukan bahwa labu dapat mencegah kanker paru-paru pada warga New Jersey Amerika.

Dalam kitab Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah disebutkan sebagai berikut :
Labu temasuk santapan segar bahkan kaya akan gizi, penderita demam dapat menggunakan air yang dikandungnya  labu juga dapat menghilangkan rasa haus dan pusing-pusing jika diminum atau disapukan ke wajah. Buah ini dapat juga berkhasiat mengendurkan perut dengan cara apapun dan merupakan makanan yang paling lunak dan paling cepat dicerna.

Labu bermanfaat untuk buang air besar, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula darah menurunkan demam, mencegah dan mengobati sariawan, labu juga sangat baik untuk gaut, migrain, batu ginjal, dan gangguan prostat.

Pasien saya, ibu Mina (bukan nama sebenarnya) 65 tahunan, sudah lama menderita magh kronis, sudah berobat kemana-mana tak sembuh-sembuh, maka saya saya anjurkan agar selalu menyantap makanan labu kuning, si buah kaya manfaat-kaya khasiat. Alhamdulillah, magh kronisnya sembuh dengan ijin Allah. Dengan demikian "ingat sakit ingat labu, obatnya nabi Yunus bin Matta".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun