Mohon tunggu...
anna_ nahnu98
anna_ nahnu98 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pengkaji sejarah Islam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Masa Liburan Sekoah Iran-Indonesia yang Menonjol

16 Juli 2024   06:29 Diperbarui: 16 Juli 2024   06:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan yang paling menonjol liburan waktu sekolah di Iran dan di Indonesia adalah jumlah waktunya. Saya kalau  bercerita beberapa perbedaan Iran-Indonesia pada tema dan keluarga, mereka kaget dan ketawa. Wajar,  hidup ini memang tentang perbedaan dan perbedaan namun menjadi keindahan, seperti pelangi bukan?. Contoh nya adalah masa liburan anak-anak sekolah atau pelajar di Iran, tidak nanggung-nanggung lamanya masa libran mereka adalah tiga bulan penuh. Yang pertama mendengar itu mengatakan "Apa nggak lupa pelajaran dan teman-temannya itu ketika masuk sekolah, libur kok panjang banget"?.

Sedangkan di Indonesia, hanya dua minggu saja, sepanjang-panjangnya ya tiga minggu, itupun tidak semua sekolahan menerapkan kebijakan yang sama.

Tiga bulan dan dua minggu, sangat kontras ya?. Salah satu faktor yang melatar belakangi mungkin karna cuaca. Musim liburan di Iran disebut musim panas. Dari musim panas inilah, cuaca yang sangat ekstrim maka anak-anak lebh baik diliburkan dan belajar di rumah. Selama saya di Iran musim panas pernah  mencapai 49 derajat, panas banget. Tidak berani keluar asrama  setelah jam empat sore, sebab terik yang begitu menyengat, dan musim panas itu berlangsung selama tiga bulan. kebanyakan yang saya lihat, anak-anak selevel SD dan SMP selama liburan  panjang  pada mengikuti kelas-kelas ekstra atau tambahan atau bisa di sebut seperti sebuah bimbel. Diantaranya pelajaran yang diikuti yaitu bahasa inggris, bahasa arab, matematika, musik dan lain-lain. Mereka mengisi waktu anak-anak liburan dengan efektif.

Dari situlah saya tertarik menerapkan cara mereka pada anak-anak kampung. Liburan 2024 yang hanya berjumlah lima belas hari saya manfaatkan buat buka program khusus liburan, dengan belajar bahasa inggris. Buku modul telah saya sediakan denga level anak SD, jadi mereka bisa memahami dengan baik. Sebagai guru bahasa, sudah menjadi keharusan bahwa pro aktif itu dilakukan, karna belajar bahasa itu tentang praktek. Untuk anak SD, selain pengenalan kata (vocabulary) yang berpegangan pada buku modul, saya juga sebisa mungkin mengajak anak -anak untuk banyak berbicara. Ya meskipun hanya kalimat atau kata itu-itu saja namun ada pengetahuan baru untuk mereka. Di akhir program ini, saya mengadakan tes pada peserta didik untuk mengulas kembali ingatan seputar pelajaran yang telah dipelajari. Satu per-satu mereka setor hafalan, jika belum hafal betul harus kembali  dihafalkan, hingga memperoleh tanda tangan. Oiya, peserta kami ada dua kloter, karna mereka terdiri dari anak SD dan MI ( madrasah ibtidaiyah).

Antusias anak-anak ini tak lain merupakan dari dukungan dan semangat dari para orang tua (khususnya ibu) dalam mendukung sang anak untuk belajar.

Tujuan dari saya membuat program ini tak lain adalah supaya waktu mereka tidak hanya terpakai habis dengan handphone, dan juga memanfaatkan daya pikir serap anak-anak yang masih mudah belajar dan menghafal.  Semoga langkah kecil ini berdampak positif bagi anak-anak yang mengikuti.

Program ini merupakan program lain dari belajar malam (les malam). Setiap malamnya saya juga membuka les dengan mata pelajaran umum sesuai permintaan orang tua. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak itu lebih suka belajar dengan diajari orang lain ketimbang orang tua nya sendiri, susah diperintah belajar. Hampir mayoritas mengeluhkan hal yang sama, makanya diles kan ke tempat saya.

Kini libura telah usia, anak-anak masuk sekolah kembali dan memasuki ruang baru kelas mereka, semoga kalian selalu ceria dan senang belajar dengan guru dan teman-teman kalian, seperti keceriaan mu belajar selama liburan.

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun