Mohon tunggu...
anna_ nahnu98
anna_ nahnu98 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pengkaji sejarah Islam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Seluruh Pembunuh Keluarga Suci Rasulullah adalah Pecinta Al-Qur'an?

13 Juli 2024   17:24 Diperbarui: 13 Juli 2024   20:48 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambarnya 

Benarkah Seluruh pembunuh keluarga suci Rasulullah sejatinya adalah orang-orang yang cinta terhadap alquran, kok bisa?

Pernyataan ini sungguh menggelitik bagi yang belum pernah mendengarkannya. Apakah benar begitu? Jawabannya adalah benar.  Dari sejak nabi Muhammad saw mendeklarasikan agama baru yang dibawanya, para pembesar dan tokoh-tokoh besar Quraisy berniat menghabisi nyawa nabi Muhammad saw. Rupanya agama baru itu merugikan  bagi eksistensi para pemegang otoritas kota Mekkah. Budaya yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakata arab tampaknya bersebrangan dengan nilai-nilai agama yang diajarkan Muhammad saw.  Nilai mulia seorang manusia tidak ada harganya oleh bangsa arab. Oleh sebab itu tak segan dari pembesar kota segera Menyusun rencana bagaimana Muhammad saw dan agamanya bila perlu pengikutnya juga dibumihanguskan.

Rencana jahat pembesar Quraisy itu dimulai sejak nabi Muhammad saw sendiri hingga berlanjut pada anak keutunannya sebagai pelanjut estafet kepemimpinan  dengan masa yang berbeda, namun tujuan yang tetap sama "membinasakannya/melenyapkannya".  Jika nabi Muhammad saw dimusuhi oleh Abu Sufyan, kemudian Ali bin abu thalib dengan Muawiyah bin Abu Sufyan, lalu al-Hasan (putra Ali as) satu zaman dengan Muawiyah, berlanjut al-Husain dengan Yazid bin Muawiyah dan seterusnya. Dari sini bisa kita mulai menarik Kesimpulan bahwa terdapat dua pohon yang menunjukan mana yang haq ( benar) dan mana yang batil (buruk).   

Mereka  yang membunuh pohon kenabian adalah yang mencintai alquran, 'katanya'

Dalam catatan sejarah Islam, pembunuh Imam Ali (menantu sekaligus  keponakan Rasulullah) adalah Abdur Rahman bin Muljam, orang yang taqwanya luar biasa, ibadah yang dia lakukan tidak ada bandingannya dengan kita orang, bahkan dia adalah seorang penghafal alquran, hampir tak percaya bkan? Selanjutnya ada pembunuh atau mereka yang menyebabkan terbunuhnya  sayyidah Fatimah salamullah alaiha adalah mereka yang pernah melihat sendiri bahwa Rasulullah saw dengan tangan sucinya pernag mengelus kepala suci sayidah Fatimah.  

Mereka jugalah yang melihat Ketika Rasulullah sendiri menyediakan tempat khusus Ketika sayidah Fatimah hadir di dalam suatu majlis, sedemikian rupa rasulullah memuliakan anak perempuan satunya itu. Rumah sayidah Fatimah didobrak oleh mereka dengan paksa hingga melukai perut dan tulang beliau sehingga meneguk cawan syahadah.

Yang ke selanjutnya adalah  al imam Hasan, cucu Rasulullah.  Imam hasan dibunuh oleh istrinya sendiri yang ayah dari istri beliau tersebut adalah sahabat imam ali as.

Dan yang sekarang ini kita peringati adalah imam Husain as. Beliau Bersama keturunan Rasulullah lainnya dibantai dengan orang yang mengaku umat Muhammad saw.

Yang  menjadi pertanyaan disini adalah, ada masalah apa mereka dengan keturunan Rasulullah saw. Nampaknya ada orang-orang muslim  yang terus berupaya untuk menggeser posisi keluarga nabi saw.

Ambilah hikmah dari madrasah asyuro 

Dari rangkaian peristiwa sejarah yang telah hadir ditengah-tengah kita, Pelajaran apa yang bisa kita dapatkan? Salah satu Pelajaran yang paling inti adalah bagaimana kita semua ini berusaha tidak menjadi orang yang berlawanan dengan imam Husain as, dan berusaha menjadi orang yang berada di belakang imam Husain as. Menjadi orang dalam barisan dibelakang imam Husain bukanlah gampang, kita lihat bagaimana Ketika awal Imam Husain melakukan perjalanan dari Madinah lanjut ke Mekkah lalu ke Kufah, mereka berjumlah  tidak sedikit, ribuan orang mengikuti perjalanan agung itu namun hanya beberapa saja yang bersama imam Husain setibanya di Karbala. 

Hanya berjumlah tujuh puluh dua orang yang setia hingga di puncak titik syuhada. Orang-orang yang setia kepada imam Husain adalah pribadi yang tidak biasa, mereka adalah manusia-manusia pilihan yang telah tersaring dengan pintu makrifat.

begitu banyak orang yang lebih memiih dunia dari pada akhiratnya. Para pengecut yang Lebih takut dengan pedang-pedang manusia berwatak iblis dari pada malu kelak bertemu Rasulullah saw.

Pengikut al Husain yang hingga darah penghabisan adalah sejatinya manusia pemenang. Yang membaantai  Imam Husain dan  para sahabat setianya di karbala sejatinya adalah menghidupkan mereka, nama mereka harum sepanjang masa hingga kini nama-nama mereka disebut dan terus diulang dalam majelis-majelis duka.  Mereka yang membnuhmu justru menghidupkanmu. Itulah kalimay yang cocok dengan kedudukan para syuhada Karbala.

Kita harus bisa mengambil Pelajaran, walau beberapa

Jika kita telah memahami arti atau makna demi makna dari peristiwa asyuro yang menimpa imam Husain dan para keluarganya serta sahabatnya, sudah dipastikan setiap ujian dan cobaan yang menimpa kita, tak akan ada rasa sedih berlebihan. Kita akan paham bagaimana ujian yang dihadapi para syuhada Karbala, yang mana tidak ada apa-apanya dibanding apa yang kita terima. Menempuh jalan untuk memahami hakikat peristiwa ini bukanlah hal gampang, perlu kebersihan hati ketulusan jiwa yang jauh dari fanatik buta.  

Sesungguhnya di dalam alquran setiap ada kata bala atau musibah pasti setelahnya  terdapat kata ar-rahman atau arahim. Ujian yang Allah amanahkan kepada setiap umatnya adalah tidak lain sebuah bentuk rasa cinta dan kasih sayangnya. Allah ingin Tuhannya tidak lalai dan terus dekat serta ingat pada siapa hakikat pemilik dirinya. Lihatlah para syuhada Karbala, mereka tidak ada yang mengeluh karna mereka tahu dan paham bahwa yang mereka alami adalah bentuk cintanya seorang Tuhan pada hambanya.

Ibarat lain adalah seorang bapak yang hendak menyekolahkan atau mondok kan seorang anaknya. Apakah si bapak punya niat mempersulit hidup sang anak? Tentu tidak. Seorang bapak melakukan hal itu justru ingin anaknya bahagia dan beruntung di kemudian hari.

Seorang pengantin baru yang merelakan suaminya bergabung bersama al Husain, seorang ibu dengan anak-anaknya yang mengikhlaskannya, seorang tua renta yang mewaqafkan dirinya untuk bergabung dan masih banyak contoh lainnya.

Manusia-manusia di barisan belakang al Husain memang bukan manusia biasa, sekali lagi mereka adalah manusia-manusia yang telah tersaring dari kejahilan (kebodohan) dan godaan dunia yang fana ini.  Asyuro telah mengajarkan ilmu dan penegtahuan yang tidak bisa didapatkan dalam institusi apapun.

Pemateri :ustad Mukhlisin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun