Mohon tunggu...
anna_ nahnu98
anna_ nahnu98 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pengkaji sejarah Islam.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Beberapa Alasan Kenapa Saya Suka Nongkrong di Terminal Mojok.co

25 November 2023   07:05 Diperbarui: 25 November 2023   07:17 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi newbi seperti saya yang tulisanya baru saja telah ditayangkan di Mojok.co, artinya perdana banget, pastilah senang. Setelah usaha pertama kali ketika dulu beberapa bulan yang lalu saya sempat ditolak. Sakit hati? Biasa saja, wong saya juga nggak terlalu berharap banget kalau Mojok harus saat itu juga  memposting tulisan saya. Sadar diri kalau dengan ditolak solusinya ya berarti harus banyakin porsi belajar menulisnya. Usaha ke dua kali mengirim tulisan akhirnya membuahkan hasil, diterima dan tepat pada 24 november 2023 kemaren, kurang lebih pukul setengah dua.  Mojok resmi menerbitkan tulisan yang intinya berangkat dari sebuah keresahan saya pribadi. Makasih banyak kepada editor  Mas Yamadipati Seno yang sudah membenahi kata maupun kalimat yang kurang sesuai. Baiklah, dibawah ini adalah beberapa alasan yang saya suka dari nongkrong dan ingin berkarya di Terminal Mojok adalah :

Ciri tulisan yang khas 

Jika kita teliti dalam membaca kemudian membandingkan website-website kepenulisan yang begitu banyak bertebaran, maka Mojok.co mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu gaya tulisan yang slow, bahasanya sederhana, menghibur, dan mudah dicerna kalangan mana saja,dan yang paling penting tidak mengrangi tujuan dari sang penulis yaitu tetap megedukasi kepada para pembaca.  Pesan-pesan yang disampikan para penulis tetap tersampaikan dengan sempurna. Saya rasa pembaca yang sering mampir dan nyawer tulisan di tongkrongan ini, rata-rata orangnya humoris dan terkesan tingkat toleransinya tinggi.

 Ada benefit yang bagus 

Ngomongin  tentang benefit, kalau dari segi finansial saya belum tahu apa-apa.  Kirim tulisan saja baru pertama kali. Walapun terbenak dalam hati dan tidak bisa terpungkiri, pasti kalau dapat benefit yang satu ini (dana apresiasi) maka akan lebih meyenangkan, hhh. Saya rasa ada yang lebih menguntungkan dari benefit yang pertama tadi, yaitu bisa belajar, mengamati dan mengenali gaya macam-macam dari para penulis. Ada sebuah tulisan yang saya lupa penulisnya, ketika saya membacanya sampai terpingkal-pingkal ketika membacanya. Dan itu semua yang ditulis memang fakta adanya. intinya asah terus saja kebiasan menulis, nanti juga benefitnya datang pada waktunya.

Tulisan yang tidak sulit dipahami

Anda setuju apa engga dengan saya, bahwa karya-karya para penulis di Mojok itu pada suka menggunakan bahasa yang amat sederhana, tidak susah dipahamai. Ada istilah umum yang mengatakan bahwa "tulisan yang bagus itu adalah yang tidak merendahkan profesor, dan bisa dipahami tukang becak".  Istilah ini rupanya sangat sesuai dengan para penulis di Mojok. Lanjutkan wahai penulis Mojker, karya-karya anda harus terus dibagikan.

Kekinian banget 

Sejauh ini, saya belum melihat penulis di Mojok.co yang dari golongan tua. Apa mungkin saya keliru? Jujur saya belum cek usia dari para penulis sih, tapi kalau dilihat dari poto yang dipampang di profil masing-masing, rata-rata ya masih muda-mudi. Kebnayakn yang saya temuii adalah para mahasiwa, dosen dan orang umum yang mecurhatkan kegalauan pikirannya. Dua bukti yang menjadi penguat adalah, gaya tulisan dan profile masing-masing.Sudah barang tentu, jika para penulisnya adalah para gen Z maka gaya tulisnya juga khas dengan gen Z.  Dengan ide-ide yang sejuk dan mumpuni, para gen Z yang bergabung dengan Mojok sangat mudah menyumbangkan keresahan, kebimbangan, ketidak sesuaian logika melalui Terminal Mojok.co dengan gratis, yang akhirnya menimbulkan banyak inspirasi. Termasuk saya ini, terinspirasi dari penulis-penulis Mojok.co. 

Kepada seluruh anggota Mojok.co,  Kalian keren. Salam seduluran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun