Mohon tunggu...
anna jelitapatiha
anna jelitapatiha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 accounting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Presiden ke-4 RI, Gus Dur (Abdurrahman Wahid)

24 Agustus 2024   23:51 Diperbarui: 24 Agustus 2024   23:58 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


6. Gaya Kepemimpinan Koalisi
Gaya ini melibatkan pembentukan aliansi atau koalisi dengan pihak lain untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin koalisi bekerja sama dengan berbagai kelompok untuk mencapai konsensus atau memajukan agenda tertentu.

Alasan dan Contoh:
Sebagai seorang politikus ulung, Gus Dur sering membangun koalisi untuk mendukung kebijakan-kebijakannya. Contohnya, saat menjadi Presiden, Gus Dur berhasil membangun koalisi dengan berbagai partai politik dan kelompok masyarakat untuk mendukung agenda reformasinya. Koalisi ini penting untuk menjaga stabilitas pemerintahan di tengah dinamika politik yang kompleks.


7. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin otokratis cenderung mengambil keputusan secara sepihak tanpa konsultasi dengan orang lain. Mereka mengharapkan kepatuhan penuh dari bawahan dan tidak memberikan ruang untuk diskusi.

Alasan dan Contoh:
Meskipun Gus Dur sering dianggap sebagai pemimpin yang demokratis, ada beberapa situasi di mana ia menunjukkan sisi otokratis. Sebagai contoh, saat ia memecat Jenderal Wiranto dari posisinya sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, keputusan tersebut diambil tanpa konsultasi dengan pihak lain dan menunjukkan ketegasan otokratis dalam menghadapi situasi krisis.


8. Gaya Kepemimpinan Menceritakan (Telling)
Dalam gaya ini, pemimpin memberikan instruksi yang jelas dan detail tentang apa yang harus dilakukan. Ini sering digunakan ketika tim membutuhkan arahan yang pasti dan tidak memiliki pengalaman yang cukup.

Alasan dan Contoh:
Gus Dur terkadang mengadopsi gaya menceritakan, terutama ketika menangani isu-isu sensitif yang memerlukan tindakan cepat dan tegas. Misalnya, ketika ia menginstruksikan aparat keamanan untuk menjaga ketertiban selama konflik horizontal di beberapa daerah, ia memberikan instruksi yang jelas dan spesifik tentang langkah-langkah yang harus diambil.


9. Gaya Kepemimpinan Menjual (Selling)
Gaya menjual melibatkan pemimpin yang menjelaskan keputusan dan meyakinkan pengikutnya tentang manfaat dari keputusan tersebut. Pemimpin memberikan alasan dan mencoba memperoleh komitmen dari tim.

Alasan dan Contoh:
Gus Dur sering menggunakan gaya menjual ketika mencoba meyakinkan masyarakat atau parlemen tentang kebijakannya yang kontroversial. Salah satu contohnya adalah ketika ia menjelaskan kepada publik tentang keputusan kontroversialnya terkait hubungan diplomatik dengan Israel. Meskipun keputusannya mendapat kritik, ia berusaha keras untuk "menjual" gagasannya dengan mengedepankan argumen tentang kepentingan jangka panjang bagi Indonesia.

Kesimpulan
Gus Dur merupakan pemimpin yang kompleks dan multifaset, mengadopsi berbagai gaya kepemimpinan sesuai dengan konteks dan tantangan yang dihadapi. Kombinasi antara gaya demokratis, karismatik, dan transformasional menjadi ciri utama kepemimpinan Gus Dur, meskipun ia juga tidak ragu untuk menggunakan gaya lain seperti otokratis atau menceritakan ketika situasi menuntutnya. Gaya kepemimpinannya yang adaptif ini menjadikan Gus Dur sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, dengan warisan yang terus menginspirasi hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun