Dibalik program-programnya, tujuan utama pemerintah Indonesia di Maluku yaitu penanganan kemiskinan melalui tahapan yang tidak singkat, namun hasil dari rangkaian pembangunan tersebut terbukti berjalan baik di Maluku khususnya Ambon. Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kota Ambon berdasarkan harga berlaku tumbuh cukup cepat, yaitu 8,3 persen, sedangkan untuk harga konstan di Kota Ambon mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 persen.
PDB perkapita masyarakat Kota Ambon pada tahun 2014 atas dasar harga konstan 2010 adalah sebesar 19,5 Juta Rupiah (U$1423,31) sedang PDB perkapita pada tahun 2014 berdasarkan Harga berlaku adalah 25,16 Juta Rupiah (U$ 1836,43). Angka kemiskinan di Kota Ambon adalah 4,42% dan merupakan persentase kemiskinan paling kecil di Provinsi Maluku. Provinsi Maluku menjadi salah satu daerah penghasil sagu dan rempah-rempah dapat dijadikan solusi terhadap kelangkaan pangan nasional di masa datang.
Disamping itu juga untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, telah tersedia 2 buah Plaza, 7 pasar tradisional dan 1 kawasan baru untuk pengembangan pusat aktivitas perekonomian.
Dengan adanya pengembangan kawasan Passo sebagai kota orde kedua, maka peluang investasi pembangunan kawasan perdagangan dan jasa sangat menjanjikan. Sejalan dengan pengembangan Kawasan Passo sebagai Kota Orde Kedua memiliki akses yang sangat besar untuk menciptakan peluang bagi investor mengembangkan sektor perdagangan dan jasa. Karena kawasan ini akan didukung dengan ketersediaan terminal transit serta adanya alokasi ruang yang cukup serta potensial bagi pengembangan permukiman baru sehingga peluang investasi yang memiliki prospek adalah pembangunan kawasan perdagangan dan jasa.
Melihat dari kondisi hidrologi Ambon dicirikan oleh banyaknya sungai yang mengalir dari pegunungan dan bermuara di Teluk Ambon dan Teluk Dalam. Beberapa sungai besar yang memiliki daerah aliran cukup jauh serta debit yang potensial antara lain; Wai Ruhu dengan debit 35,05 m³/detik, Wai Batu Gajah dengan debit 20 m³/detik serta Wai Tonahitu dengan debit 19,50 m³/detik. Potensi investasi kelistrikan yang dapat dikembangkan adalah penyediaan mikro hidro untuk penambahan daya listrik dengan memanfaatkan sungai yang memiliki potensi debit cukup besar di antaranya ketiga sungai di atas.
Bertambahnya jumlah penduduk serta makin membaik strata kehidupan sosial ekonomi masyarakat Ambon dengan pola konsumsi yang sangat tinggi berdampak pada tuntutan kebutuhan papan (rumah) yang sehat dengan lingkungan yang baik. Beberapa kawasan pengembangan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon yang merupakan sentra pertumbuhan baru dan potensial seperti kawasan Passo dengan lahan yang sangat datar telah dicadangkan untuk kawasan pertumbuhan baru bukan saja bagi sektor perdagangan dan jasa namun juga bagi sektor-sektor lainnya termasuk sektor perumahan dan permukiman. Saat ini kota Ambon menjadi pusat pelabuhan, pariwisata dan pendidikan di wilayah kepulauan Maluku.
Dari sekian banyak program pemerintah baik di pusat maupun daerah tergambar keseriusan dalam membangun Maluku khususnya Ambon yang memiliki potensi baik dibidang perikanan, rempah, industri, letaknya yang strategis, hingga pariwisatanya. Namun sangat disayangkan, ada segelintir orang yang menganggap pemerintah pusat tidak peduli dengan pembangunan di wilayah timur, khususnya di Maluku. Mereka menganggap bahwa pemerintah tidak serius bankan meng’’anak tiri’’kan Maluku. Melihat bukti-bukti pembangunan infrastruktur dan ekonomi diatas, lalu dimanakah letak ketidakseriusan pemerintah dalam membangun gudang ‘emas rempah’ tersebut ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H