Berbicara mengenai tembakau, hal yang pertama kali terlintas dipikiran kita adalah rokok. Merokok di Indonesia merupakan suatu kebiasaan yang bahkan anak-anak pun sudah mencicipinya, bukan? Padahal hal itu sungguh tidak baik. Pada artikel ini, yang akan saya bahas bukanlah kebiasaan merokok, melainkan bagaimana proses pengolahan tembakau sebelum dijadikan rokok.
Tembakau merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman yang memiliki nama latin Nicotiana tabacum L. ini masih menjadi primadona bagi petani di Jawa Tengah setelah sayuran. Di Jawa Tengah sendiri terdapat sebuah kota yang dijuluki sebagai kota kretek, yaitu Kudus.Â
Oleh karena itu, para petani pun memanfaatkan potensi penjualan tembakau yang tinggi. Selain karena tembakau cocok ditanam di dataran tinggi, salah satu faktor penunjang lainnya ialah lokasi yang berdekatan dengan pabrik-pabrik rokok.
Menanam tembakau umumnya dilakukan pada bulan Maret-Juni. Proses pemeliharaannya meliputi pemupukan, pendangiran, penyiangan, dan pemangkasan. Di Jawa Tengah, waktu pemanenan daun tembakau biasa dilakukan sekitar bulan September-Desember.
Baca juga : Tembakau, Mengobarkan Semangat dalam Pandemi
Penggarap tembakau di Jawa Tengah melakukan pengolahan tembakau setelah panen dengan 6 cara berikut ini.
1. Pengikatan
Proses pertama setelah memetik daun tembakau adalah mengikatnya. Daun tembakau disusun dengan menumpuk perhelai daunnya kemudian diikat menggunakan tali rafia pada bagian tengah. Proses pengikatan ini dalam istilah jawa dikenal dengan ngunting.
2. Pemeraman
Oleh karena itu, tempat pemeraman dibuat dalam beberapa susunan. Lama pemeraman tergantung pada kualitas tembakau. Biasanya pemeraman tercepat hanya membutuhkan waktu 2-3 hari yang setelahnya dilakukan proses sortasi.