Beberapa waktu setelah kepulangan Heidi ke kampung halamannya, Klara datang mengunjungi Heidi. Tak ada lagi kursi roda yang semula menjadi kawan karibnya. Senyumnya terpancar. Dua gadis itu tak henti bermain-main di atas rumput. Sesekali tawa mereka terbawa hembusan angin.
Kisah ini memberikan banyak sekali pesan pada kita. Melalui novel inspiratif ini, Spyri berusaha mengajak pembaca untuk tetap bersyukur atas apa yang telah diraih dan berbagi pada sesama. Jika Heidi yang tidak punya apa-apa saja, bahkan tak punya orang tua, mau menolong dan berbagi dengan orang-orang di sekitarnya, kenapa Anda yang diberi anugerah lebih oleh Tuhan, tidak bisa melakukannya?
Saya pun mengambil beberapa pelajaran dari kisah gadis mungil ini. Pada hakikatnya, semua orang adalah orang kaya dan seorang pekerja keras. Seorang yang tidak hidup bergelimang kemewahan tetaplah disebut orang kaya secara materi jika dia mau berbagi senyuman dan wejangannya dengan orang lain. Seorang yang tidak terlalu pandai tetaplah disebut orang kaya secara keilmuan jika dia mau berbagi pengalamannya dengan orang lain. So, jika Anda merasa tidak punya apa-apa dan menjadi orang termiskin di dunia (mengutip lirik lagu sedikit), Anda salah besar. Just share what you can share! Sharing is a happiness. Ich danke dir, Heidi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H