Mohon tunggu...
Anmay ShofaNur
Anmay ShofaNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

public health student of universitas nahdlatul ulama surabaya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Awalnya Aliran Sungai, Kini Menjadi Aliran Sampah

18 Oktober 2021   10:56 Diperbarui: 18 Oktober 2021   10:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Halo readers kompasiana , weekend gini enaknya jalan jalan sambil nyantai ngopi nikamtin angina bener gak sih?

Melalui artikel ini saya akan menceritakan pengalaman saya tentang kondisi sekitar saya , harapan saya melalui tulisan saya ini dapat menggerakkan hati para readers semua untuk tetap menjaga alam sekitar.

Tingginya jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo berbanding lurus dengan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan individu maupun fasilitas umum. Namun, pelayanan pengelolaan sampah hanya sebesar 35% dari total keseluruhan.

Keberadaan sampah di lingkungan khususnya sampah rumah tangga perlu disikapi dengan pengelolaan sampah dengan menggunakan cara yang sederhana yaitu pemilahan sampah. Pelatihan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Kedung Sumur tentang pengelolaan sampah rumah tangga. (2) Memberdayakan masyarakat dalam memilah sampah rumah tangga.

Seperti kondisi sungai yang saya lihat di daerah jumput rejo kecamatan sukodono kabupaten sidoarjo.

Kondisi sungai disidoarjo  ini sangat tidak terurus dan memprihatinkan. Banyak diantara limbah limbah dalam sungai ini merupakan limbah rumah tangga seperti sampah plastic bungkus makanan , pempers bayi , bungkus deterjen , box / mika makanan termausk streofoam dan lain sebagainya.

Memalui penglihatan saya sampah sampah ini datang hayut dari aliran sungai lain sehingga sampai di penghujung ,sampah menumpuk

Dengan adanya sampah sebnayak itu menyebabkan tidak sedap dipandang mata , selain itu juga menyebabkan aliran air sungai tersumbat  dengan bau yang sangat tidak sedap .

Meskipun lokasi penumpukan sampah tidak didaerah lokasi wilayah saya , saya sangat prihatin melihat kondisi aliran sungai yang semula bersih jernih menjadi keruh dan bau. Dengan begitu saya ingin ikut berkontribusi untuk tidak lagi menambah sampah dalam aliran sungai dengan tidak ikut membuang sampah dialiran sungai, bagaimanapun aliran sungai ini juga aliran yang sama dengan sungai didesa saya.

Pernah suatu ketika saat hujan lebat mengguyur wilayah saya sehari semalam itu, mengakibatkan sungai tersebut meluap dan merendam dua area jalan desa dan belaran rumah warga disekitar pinggiran sungai.

Tapi usaha kontribusi sungai jernih tidak cukup oleh saya saja. Maka dari itu saya juga mengajak masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah disungai, dimulai dari masyarakat terkecl yaitu keluarga meliputi kakek nenek ayah ibu dan adik adik saya. Dilanjutkan dengan teman sekerabat dan teman sebaya se perkumpulan. Melalui lingkup kecil harapan saya dapat meluas hingga ke wilayah rt lainnya sehingga kita dapat bersama sama membangun lingkungkungan hisup  sungai menjadi lebih bersih lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun