[caption id="attachment_187515" align="aligncenter" width="620" caption="Twitter: 140 Character of What World Doing "][/caption]
Salah satu primadona jejaring sosial di kalangan masyarakat saat ini adalah Twitter. Dengan ciri space 140 karakter untuk informasi selengkap-lengkapnya tentang suatu hal. Jejaring sosial ini diciptakan bukan tanpa tujuan. Barangkali si penemu ingin menerapkan satu metode berbagi informasi yang mengasyikan dengan memanfaatkan space yang terbatas. Tanggal 9 Mei 2012 lalu, Professor Mindy Mc. Adams dari University of Florida berbicara banyak tentang Twitter dan Cyber Media dalam seminar “Professional Standards in Journalism: Twitter, Ethichs and Cyber Media” yang diselenggarakan di auditorium Kampus FISIP 2, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Dalam seminar yang dimoderatori oleh Dosen FISIP UAJY, D.Danarka Sasangka ini, peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi seminar Prof. Mindy. Salah seorang peserta dari Universitas Gadjah Mada juga sempat membandingkan bagaimana penggunaan twitter oleh masyarakat Indonesia dan Amerika. Prof. Mindy mengatakan bahwa di Amerika warga menggunakan twitter sebagai salah satu media jurnalisme. Dan sebetulnya, untuk menjadi seorang jurnalis di twitter sangatlah mudah. Beberapa contoh akun twitter milik para jurnalis di Amerika juga diperlihatkan disini seperti @omarc, @BBCHARDtalk, @andersoncooper serta @acarvin.
Dengan menggunakan hashtag (#) untuk menandai topik suatu berita, para jurnalis bisa lebih mudah untuk terhubung ke seluruh dunia dan selanjutnya berita-berita dari hashtag yang sama akan terangkum jelas di twitter. Menurut Prof. Mindy, ada beberapa hal penting lain yang harus diperhatikan seorang jurnalis, terutama untuk menulis di twitter atau cyber media lainnya.
1. Who is the source of the information?
2. Can others verify that it is true?
3. Can you be sure those people are at the location?
4. Are they really who they say there are?
5. Is the information consistent with other reports?
6. Does it seems strange or suspicious in any way?
7. Is anyone else saying the same things?
Agak sulit memang untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita 'kicaukan' dalam twitter. Namun tidak ada salahnya jika kita meniru Amerika yang menjadi pengguna Twitter journalism. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan Twitter untuk mencurahkan keluh kesah hidupnya. Mari menjadi Jurnalis lewat Twitter!
[caption id="attachment_187514" align="aligncenter" width="603" caption="Prof. Mindy dalam seminar"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H