Mohon tunggu...
Anma Muniri
Anma Muniri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Semester Akhir

Pegiat Literasi, anmamuniri@blogspot.com, Founder Force_Black (Kajian, Puisi, Diskusi),

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekosistem Digital: Ruang Hunian Manusia Abad 21

25 Desember 2022   21:29 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:32 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita hidup di era yang serba digital, apapun kebutuhan kita bisa diakses lewat platform yang serba canggih. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat. Segala kebutuhan, bahkan dunia kerja pula semakin bisa dirasakan hanya tinggal dirumah saja.

Roda perekonomian, edukasi, komunitas, pemerintahan dapat diketahui dan diakses melalui situs-situs digital milik dari bidang-bidang tersebut. Ini artinya ada ruang Maya yang terbangun secara masif mampu memudahkan kehidupan manusia. Bahkan tidak heran jika digitalisasi dalam segala ranah semakin bermekaran. Banyak pula toko-toko, pasar-pasar, yang semula konvensional beralih ke digital. Melalu Tiktok Shop, Shopee, Tokopedia dan platform digital lainnya.

Belum lagi soal adanya internet yang menjadi akses utama dalam berselancar ke situs-situs media sosial, e-commerce, media massa, game dan lain sebagainya. Seakan cyber space merupakan ruang baru yang mampu memfasilitasi manusia diera sekarang. Bahkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan kita bisa kita cari di situs internet.

Kemajuan dalam teknologi informasi seperti ini salah satunya memudahkan manusia dalam menyampaikan pesan secepat mungkin. Berbeda dengan dulu, untuk menyampaikan pesan saja itu butuh waktu lebih. Jika tetangga dekat untuk menyampaikan informasi orang dulu jalan kaki. Jika jauh mereka mengirim surat lewat kantor pos dan pasti butuh waktu yang lebih lama dibanding dengan media online sekarang seperti halnya WhatsApp.

Bahkan sekarang saja jika ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh orang terdekat kita yang sedang diluar kota. Kita tidak melulu harus  menjenguknya secara langsung tapi hanya tinggal Video Call. Tentu dengan adanya platform digital kita mampu menembus ruang dan waktu, tanpa harus datang ke lokasi kita bisa melihat wajah dari orang yang kita ajak berbicara.

Pasti orang akan dapat menjamah segala informasi, segala hasrat keingintahuan, kebutuhan akan terpenuhi secara cepat. Bayangkan saja, jika kita tidak tahu tentang sesuatu, kita bisa searching di laman Google, beda dengan dulu, kita harus susah payah mencari informasi yang kita butuhkan. Bahkan tutorial apapun tentang apa yang belum kita ketahui bisa dimudahkan dengan tinggal menonton di YouTube.

Maka dengan fasilitas sedemikian, kita tergabung dengan ekosistem digital, kita termasuk masyarakat yang menghuni cyber space, baik lewat Facebook, Instagram, WhatsApp Dll. Seperti halnya dalam KTP, kita juga membutuhkan akun-akun khusus yang menjadi ciri khas persyaratan agar kita dapat tergabung dalam platform tersebut.

Hal inilah yang dikembangkan para ilmuan teknologi informasi, dengan menciptakan konsep AI (Artifisial Intelegence) yang merupakan kecerdasan buatan yang selayaknya pikiran manusia. Bahkan mampu menafsirkan dan memahami apa yang sedang kita cari di  smartphone kita.

Dalam hal bisnis semakin dimudahkannya akses digital ini artinya ada peluang menjadi produsen dan konsumen. Dalam bidang komunikasi ada lawan bicara digital, entah lewat chat maupun grup, bahkan telvon maupun video call. Dalam bidang edukasi adanya media yang menyuplai artikel, bacaan, bahkan penjelasan tentang ilmu. Hal inilah yang menjadikan kita masuk dalam ekosistem digital.

Bahkan kita bisa hari ini melihat apa yang dilakukan di daerah lain bahkan negara lain dengan melihat live streaming, bisa membeli apapun yang kita inginkan tinggal mengeklik. Intinya itu butuh suatu koneksi, entah menggunakan provider atau menggunakan WiFi. Koneksi internet menjadi kebutuhan primer bagi manusia sekarang.

Bayangkan ada trouble koneksi, pasti akan banyak yang resah bahkan kebingungan. Dapat mengganggu stabilitas kehidupan manusia digital. Ingat secara fisik kita tetap berada di tempat kita, tapi secara nalar, pikiran (non fisik) kita mampu untuk berinteraksi secara Maya. Pasti semakin kesini dunia konvensional akan semakin tertinggal bahkan akan semakin tergerus hilang dengan semakin majunya zaman.

Inovasi-inovasi pun semakin bermunculan, bahkan akses segala apa yang kita inginkan bisa terpenuhi. Tetapi yang perlu kita bayangkan adalah apakah kedepan manusia akan tinggal jasadnya saja dimuka bumi?, Sedangkan hasrat, interaksi virtual, kemauan, keinginan, pikiran, semua termanifestasi dalam ruang digital.

Seakan fasilitas-fasilitas yang kita hadapi dan nikmati hari ini merupakan sebuah tatanan baru. Coba bayangkan ada manusia yang tidak memiliki gadget, itu dianggap orang yang keterbelakang, bahkan bisa dianggap ketertinggalan kemajuan. Bahkan tanpa adanya komunikasi virtual maka populasi manusia diruang digital mungkin akan punah.

Dengan demikian, apakah akan ada ruang-ruang baru yang mampu mengantarkan manusia tembus kedalam ruang dan waktu secara fisik maupun lahiriyah. Ibarat kata ada suatu mesin waktu, yang memudahkan manusia untuk datang setiap saat. Tidak perlu naik kendaraan jauh-jauh hanya tinggal mengklik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun