"Sebaik dan secanggih apa pun suatu sistem, tidak ada artinya jika man behind the gunnya tidak memadai," kometar Wakil Walikota Bekasi itu. Sebagai mantan auditor BPK, tentu saja Ahmad Syaikhu ingat betul kata-kata seorang ahli Sistem Akuntansi Amerika, Cicele Gillespie, yang kemudian dikutipnya itu.
Para teknolog, memang  sering memandang manusia hanya bagian dari sistem. Padahal manusia adalah pencipta sistem. Dan manusia pencipta sistem itu adalah manusia pemikir, bukan manusia yang hanya kerja, dan kerja saja. Masih ada waktu dan kesempata bagi Kang Emil.  Perlu dilakukan kajian ulang paradigma yang menjadi semboyan hidup Kang Emil dalam meniti karir baru di dunia poitik. Bahwa the thinker is great, but not change the world, sebenarnya merupakan pandangan yang keliru, bertentangan dengan fakta sejarah peradaban manusia. Â
Apa jadinya kondisi masyarakat, ekonomi, sain, dan teknolgi barat jika tak ada Socrates, Plato, Aristotees, Adam Smith, Keyness, Milton Friedman, Newton, Copernicus, Einstein dan lainnya lagi? Mereka adalah pemikir yang telah mengubah dunia menjadi lebih maju dan lebih beradab. Juga Bung Karno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Ashari, Syahrir, Natsir dan lainnya lagi, mereka adalah para pemikir dan filsuf kebangsaan bagi lahirnya negara yang bernama Indonesia.
Apa sebab sejarah demokrasi di Indonesia sejak era demokrasi terpimpin justru mandeg, seakan masih berkutat dalam kubangan, tidak mampu beringsut maju? Sebab sejak jaman demokrasi terpimpin Orde Lama, demorasi semu Orde Baru, dan demokasi transaksional Era Reformassi sekarang ini, Indonesia sedang dalam keadaan defist manusia the thinker, alias manusia pemikir.Â
Setidaknya demikan pendapat Prof.Rocky Gerung dari UI yang senantiasa kristis itu. Dan dia benar. Manusia pemikir, the thinker man, adalah manusia yang memiliki kemampuan memberi obor perjalanan peradaban manusia agar masyarakat bergerak menuju era pencerahan, demokrasi, keadilan sosial, dan kesejahteraan.
 Setiap calon pemimpin, lebih-lebih calon bupati, gubernur, bahkan presiden, perlu belajar kepada manusia pemikir, agar menjadi lebih bijak dan lebih amanah [Bandun,13,03,2018].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H