Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Bukan Deretan Angka-angka

17 Februari 2016   01:27 Diperbarui: 20 Februari 2016   04:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang paham metode penelitian, sebenarnya tahu benar soal banyak sedikitnya sumber penelitian. Hal itu hanya soal selera, soal pilihan dan soal profesionalitas masing-masing peneliti yang bersifat subyektip. Yang jelas menggunakan satu sumber penelitian yang memiliki otentitas dan kredibilitas yang tinggi lebih baik dari pada banyak sumber penelitian tetapi rendah tingkat otentitasnya dan kredibilitasnya.

Pada prinsipnya menggunakan satu sumber tidak menyalahi metodologi penelitian. Yang penting justru adanya alat-alat penguji dokumen penelitian yang harus tersedia cukup banyak untuk menetapkan tingkat kredibilitas data sejarah yang ada pada sumber penelitian. Biasanya korelasinya positip, antara jumlah dokumen penguji dengan tingkat kredibilitas data sejarah yang ditelitinya. Makin banyak alat penguji makin baik.

Hasil penelitain Sukarto yang berupa  hari jadi 6 –April – 1582 justru sangat bisa dipertanggung jawabkan baik dari segi historis maupun filologis. Ibarat mencari patung Bima yang kepalanya terlepas dari badannya,  penyusun  ISSB sudah menemukan kepala Bima, yaitu angka 1582. Sukarto sebagai peneliti tinggal cari  badan patung Bima. Sukarto dengan mudah menemukan badan Bima  yang berupa angka 6-April.

Sukarto yang cerdik sebenarnya tahu persis bahwa mencari badan patung tak perlu harus jauh-jauh  mencari lokasi lain, pasti badan patung Bima berada di dekat lokasi ditemukannya kepala patung Bima. Sukarto karena profesionalnya dan ahli epigrafi, cukup mencarinya pada satu bidang lokasi tanah yang sama. Itu sebabna Sukarto  cukup memakai satu sumber penelitian saja yakni ISSB. Ternyata dugaannya betul, ketika badan patung Bima disatukan dengan kepala patung Bima, pas nyambung. Patung Bima yang hilang ketika kepala dan badan disatukan ternyata  tampak utuh, yakni : 6 April 1582!. Patung yang utuh memang lebih layak di pajang di depan Pendapa Si Panji Purwokerto!.

3.Tanggal 22 Pebruari 1571 – 27 Pasa 1493 Jawa

Sebaliknya dengan Sugeng Priyadi  yang menggunakan dua sumber penelitian, yaitu Naskah Kranji-Kedungwoeloeh dan naskah Kalibening. Hasil penelitian Sugeng Priyadi yakni  hari jadi Banyumas : 22 Februari 1571, berasal dari dua sumber penelitian yang berbeda. Kepalanya yaitu angka 1571 didapat dari  Naskah Kranji Kedungwuluh, sedang badannya angka 22-Februari didapat dari Naskah Kali Bening. Naskah Kranji Kedungwuluh  dan Naskah Kali Bening, berasal dari dua jaman yang berbeda. Dapatkah  data sejarah dari sumber yang berbeda jaman,  disambung menjadi satu atau disintesekan jadi satu?

Dari segi metodologi justru lemah, karena sumber itu beda jaman. Dengan menggunakan analogi yang sama dengan mencari patung wayang yang hilang, tugas Sugeng Priyadi  memang berat. Katakanlah patung yang dicarinya patung Joyojotro. Kepala Joyojotro  berupa tahun 1571 ditemukan dilokasi Kranji-Kedungwoeloeh. Sedang badan patung yang berupa angka 22-Pebruari dicarinya di Kalibening.  Walaupun dari Kedungwuluh ke Kalibening tidak jauh, tetapi kalau harus jalan kaki kelihatanya ngos-ngosan juga.

Alkisah badan patung Joyojotro ditemukan. Tetapi ketika disambungkan ternyata tidak pas. Sebab apa? Sebab badan patung Joyojotro ternyata mirip badan patung Ontorejo. Ketika disatukan jadilah patung wayang memang. Tetapi tidak pas. Sebab badan patung adalah Ontorejo, tetapi kepala patungnya Joyojotro. Jadilah patung wayang yang ditemukan Sugeng Priyadi adalah patung wayang Ontorejo berkepala Joyojotro. Atau patung wayang Joyojotro berbadan Ontarejo. Hal yang demikian bisa terjadi akibat digunakan dua sumber penelitian dari jaman yang berbeda.

 Sesungguhnya dokumen yang berbeda jaman lebih tepat dijadikan alat penguji sumber penelitian dari pada dijadikan sumber penelitian. Tentu akan banyak orang yang sedih dan menundukkan kepala jika patung yang demikian dipasang di depan Pendopo Si Panji Purwokerto!

Sekarang kita analisa  kembali Naskah Kranji Kedung Wuluh. Ternyata angka 1571 M sebagai data sejarah, hanya ditemukan di dalam Naskah Kranji Kedung Wuluh. Jadi Naskah Kranji Kedung Wuluh sebenarnya juga hanya merupakan satu-satunya sumber yang berisi data sejarah 1571 M, sebab data sejarah itu tidak ditemukan dalam Naskah Kali Bening. Demikian juga data sejarah angka 22 Februari, ternyata hanya terdapat dalam Naskah Kali Bening sebagai satu-satunya sumber. Sebab data sejarah 22 Februari  tidak ditemukan dalam Naskah Kranji Kedung Wluh. 

Kesimpulannya, sebenarnya Sugeng Priyadi  pun hanya menggunakan satu sumber penelitian saja untuk tahun 1571 M dan juga satu sumber penelitian saja untuk tanggal 22 Februari. Fakta ini menunjukkan bahwa  sumber penelitian yang hanya satu tidak melanggar metodologi penelitian.

Bahkan hasil penelitian Sugeng Priyadi  tanggal 22 Februari 1571  sangat lemah dari segi filologi dan historis, sebagaimana sudah dibahas di atas. Kelemahan paling menyolok adalah dari sisi historis, karena pada tanggal 22 Februari 1571 menurut Sejarawan De Graaf, Adipati Wirasaba VI masih hidup. Menurut De Graaf, Adipati Wirasaba VI baru wafat pada tahun 1578. Dengan demikian hasil penelitian Sugeng Priyadi, bahwa hari jadi Kabupaten Banyumas tanggal 22 Februari 1571, lemah secara historis karena akan bertabrakan dengan telaah De Graaf!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun