SERI 43
Seorang bujang laki-laki muncul di ruang tamu, membawa minuman dan makanan kecil. Ki Patih segera mempersilahkan tamunya minum air nira yang masih segar untuk mengusir haus.
“Paman Patih, Ananda jauh-jauh dari Kraton Pajajaran berkunjung ke Kadipaten Pasirluhur ini, bukan dalam urusan soal-soal pemerintahan Kerajaan Pajajaran. Tetapi ini masalah urusan keluarga.”
“Urusan keluarga? Boleh Paman tahu? Barangkali Paman bisa membantunya?”
“Benar sekali Paman Patih. Ananda sangat membutuhkan bantuan Paman Patih,” kata Raden Banyakngampar, ”Ananda punya kakak kandung yang namanya Banyakcatra.”
Raden Banyakngampar pun menceriterakan masalah yang tengah menimpa keluarga Kerajaan Pajajaran kepada Ki Patih Reksanata. Semua hal yang menjadi penyebab pengembaraan kakaknya yang sedang dicarinya itu, dikisahkan semuanya. Ki Patih Reksanata mendengarkannya dengan sabar dan penuh perhatian.
“Kanda Banyakcatra diberi waktu satu tahun untuk berkelana mencari wanita calon istri yang didambakannya itu. Tetapi tenggang waktu yang dijanjikan kanda Banyakcatra, sudah lewat. Satu tahun lebih, Kanda Banyakcatra menghilang dari Kraton Pajajaran, tanpa ada kabar beritanya. Tentu saja hal itu membuat ayahanda Sri Baginda Prabu Siliwangi gelisah, karena khawatir akan keselamatan kanda Banyakcatra,” kata Raden Banyakngampar.
“Saat itu Ananda sudah lima tahun meninggalkan Kraton Pajajaran, karena Ananda sedang mendalami ilmu Ketuhanan di Padepokan Megamendung. Sudah lima tahun pula Ananda tidak pernah berjumpa dengan kanda Banyakcatra,” kata Banyakngampar melanjutkan ceriteranya.
“Akhirnya Ananda disusul agar pulang ke Kraton Pajajaran. Sri Baginda menugaskan kepada Ananda, agar mencari kanda Banyakcatra. Itulah Paman Patih, yang menyebabkan Ananda jauh-jauh datang dari Kraton Pajajaran. Barangkali saja Paman Patih mengetahui keberadaan kanda Banyakcatra.”
Ki Patih mengerutkan keningnya sebentar, seakan-akan sedang mencoba mengingat-ingat sesuatu. Tapi Ki Patih lalu mengajak tamunya menikmati pisang kepok rebus yang disajikannya. Angin dari halaman kepatihan bertiup masuk ke dalam serambi ruang tamu, menghalau udara panas musim kemarau.