“Kupu itu memberi tanda, Raden akan tinggal cukup lama di Dalem Kepatihan,” kata Ki Patih mencoba menjelaskan suatu kepercayaan yang dianut penduduk Pasirluhur. Raden Banyakngampar tersenyum senang mendapat tambahan penjelasan soal kupu dayoh yang tiba-tiba ikut menjadi tamu itu.
Ki Patih Reksanata memang memiliki kegemaran mengamati masalah-masalah yang berkaitan dengan soal-soal firasat, kejiwaan, watak seseorang, dan soal ramal meramal. Termasuk yang menjadi perhatian Ki Patih adalah soal-soal yang berkaitan dengan masalah inkarnasi, moksa, cinta dan masalah kejiwaan lainnya.
“Sejak ibunda Ananda berdua meninggal,” Ki Patih melanjutkan membicarakan Raden Banyakcatra, “Kakak Raden itu telah kehilangan sosok seorang ibu yang dicintainya. Dia lalu berusaha mencarinya dan menemukan sosok ibu yang telah hilang itu ada pada diri adik tirinya, Dyah Ayu Ratna Pamekas yang wajahnya mirip ibu Raden berdua itu.”
“Tentu saja Raden Banyakcatra takut jatuh cinta pada Dyah Ayu Ratna Pamekas,” kata Ki Patih melanjutkan,” Sebab tidak mungkin seorang kakak mengawini adiknya sendiri, sekalipun hanya adik tiri. Itulah sebabnya Raden Banyakcatra meninggalkan Kraton Pajajaran untuk mencari sosok pengganti ibunya pada gadis lain di luar keluarganya. Jika Raden Banyakcatra tetap di Kraton Pajajaran, dia akan terus gelisah dan tersiksa, karena akan berada dalam bayang-bayang jatuh cinta pada adik tirinya. Lain halnya bila Raden Banyakcatra sudah menemukan sosok gadis lain di luar kraton.”(bersambung)