“Sayang aku berjanji akan menepati janjiku sama kamu, aku akan selalu tersenyum agar aku gak terlalu larut dalam kesedihan yang mandalam, walaupun kini kau telah tiada, namun namamu akan selalu ada disini, di hati kecil ini, Oiya nih senyum cantik aku yang aku janjikan untukmu, maaf aku terlambat ngasih senyuman itu ke kamu, tapi aku yakin. Kamu pasti bisa melihat aku senyum tadi. Aku tetap akan menyayangimu sampai kapanpun.” Seru Cahaya di depan makamnya Dejan dan dia menabur kembang di atas makam kekasihnya itu.
Cahaya pulang kerumahnya dengan perasaan yang bercampur aduk. Namun sepanjang jalan menuju rumahnya, ia tersenyum dengan sangat cantik sekali.
“Non, kok senyum-senyum ajah sih.?” Tanya supirnya Cahaya.
“Iya nih pak, lagi mau senyum ajah.” Jawabnya singkat.
“Bapak stel-in radio yah non, biar ada hiburan.” Serunya sambil menyalakan radio tape yang ada di dalam mobilnya. Mencari saluran yang bagus. Dan akhirnya Cahaya memilih saluran dimana ada seseorang yang sedang curhat.
Pria yang sedang curhat itu bernama Dejan. Ia di tanyai sama penyiar. Kenapa dia meninggalkan kekasih hatinya. Dan pria itu menjawab. Memang itu sudah takdir yang telah di atur oleh Tuhan.
“Aku mau mengucapkan terima kasih ya sayang atas senyuman kamu yang sangat cantik tadi. Aku akan mempersembahkan sbuah puisi yang khusus untukmu.
GAGAL
Cinta…
Aku merasakan kegagalan..
Dalam membahagiakan hatimu..
Sungguh ku menyesal dengan semua ini.
Mungkin aku tak pantas jadi milikmu.
Kegagalan itu telah ku berikan
Ku ingin semua berubah
Cinta..
Hapuslah air matamu
Atas semua kegagalanku
Untuk menjadi yang terbaik
Janganlah kau tangisi
Diriku memang tak pantas kau miliki.
Meskipun dalam hati ini
Berharap bisa terulang kembali.
Masa-masa indah bersamamu..
“Dejaaan, kamu masih hidup?” Seru Cahaya di dalam hati.
“Cahaya, tetap jaga cintaku. Walau nanti kau telah bersama orang lain. Selamat tinggal.” Seru pria yang mengaku bernama Dejan itu, berbarengan dengan berakhirnya ucapan itu, saluran tadi berubah menjadi saluran yang kosong tanpa ada apa-apa.
Cahaya terkejut sekali akan semua itu, kenapa orang itu mengaku Dejan, dan orang itu juga menyebut namanya. Apa mungkin itu arwahnya Dejan? Itulah yang sering di pikirkannya.
Sejauh apapun cinta itu pergi. Takkan bisa menghapus rasa yang telah melekat di hati selama apapun itu.
****
“Gitu Dew ceritanya.” Seru Cahaya sambil mengusap airmatanya yang mulai menetes lagi.
“Sedih dan bikin terharu kisah hidup kamu Ya.” Dewi ikut menangis sedih.
“Sudah dong sahabatku yang cantik. Kamu jangan ikut-ikut menangis yah.” Itu udah lama banget kok.” Serunya menenangkan Dewi di dalam pelukkannya.
Cahaya akan memulai hidupnya dengan sejuta kenangan baru yang akan dia hadapi nanti. Masih banyak orang yang mendukung hidupnya dan juga banyak dukungan untuknya.
“Kita pulang yuk, udah siang nih, panas banget dan juga aku sudah lapar lagi nih.” Seru Dewi sambil memegang perutnya yang ramping.
“Iya, makan di rumah aku ajah. Oke” Seru Cahaya sambil mengacungkan jempolnya…
www.robert-badoenk.blogspot.com