Mohon tunggu...
anjuntia bella
anjuntia bella Mohon Tunggu... -

saya mahasiswa UNS Surakarta kampus VI PGSD Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kreatif .... ? Mengenalkah kita ... ?

30 November 2010   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu pemenuhan dalam konsep pendidikan salah satunya mengacu pada bakat, minat siswa. Peserta didik memiliki bakat yang ada tindak lanjutnya adalah minat pada sesuatu yang diangap menarik dan cocok dengan pemikiran anak

Bakat lebih kepada sesuatu yang sudah dibawa dalam diri anak sejak lahir. Bakat tergantung pula pada keturunan anak dan apa saja yang merupakan psikoanalisis sebagai suatu wujudan kesiapan anak.

Sebagai seorang seorang guru setidaknya mulai mengenali bakat yang terdapat pada peserta didik dengan cara lebih melihat pada minat siswa. Dia sering mencorat-coret tembok bias jadi anak itu berbakat menjadi pelukis. Selain itu bukan hanya kita sebagai seorang guru mengetahui cara menganalisis bakat anak namun harus juga memberikan wadah pada siswa. Karena perlu disadai bahwa bakat dan minat siswa tidak akan berkembang jika tidak diimbangi dengan pemberian ruang gerak pada anak guna memacu kreatifitas pada anak.

Kreativitas tidak terjadi pada situasi yang tidak bermula. Disini, kreativitas akan muncul pada bakat yang sudah ada serta ruang gerak yaitu kebebasan pada anak. Pe gerak pada pemberian ruang pada anak adalah wadah untuk berkembang yang berupa potensi. Kreativitas juga dapat dikaitkan dengan afektif, kognitif, serta psikomotorik. Namun segmentasi afektif, kognitif, dan psikomotorik kreatif tidak hanya sebatas usaha.

Pada psikomotorik, berhubungan dengan otak kreativ, berfikir kreativ pada sisi kognitif, serta sikap kreativ pada sisi afektif yang dapat membentuk pribadi kreativ. Dapat diuraikan dari otak yang kreativ lebih pada keinginan dan potensi untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan orang lain. Anak cenderung tidak mau disamakan dengan yang lainnya,salah satu indicator otak kreatif. Otak kreatif terjadi dengan begitu saja tanpa perencanaan.

Sebagai lanjutan otak yang kreatif digunakan untuk berfikir, maka hasilnya akan terbentuknya pemikiran kreatif. Berfikir kreatif dapat melalui tahap elaborasi yang akhirnya penekanan pada profesionalisme. Elaborasi bias diartikan kemampuan merincikan dan mengembangkan alat kognisi. Tidak hanya indikasi kreatifitas pada anak namun, profesionalitas sebagai wujudan berfikir kreatif (kognitif kreatif) juga harus lebih ditekankan pada guru sebagai pendidik kreatif. Guru bukan hanya memikirkan kreatifitas siswa namun juga harus dikemas semenarik mungkin agar kreatifitas benar-benar optimal. Dituntut pemikiran yang kreatif dalam pembelajaran untuk siswa diwujudkan dengan sikap kreatif.

Psikomotorik yang berhubungan dengan sikap kreatif, memunculkan hal yang baru. Dalam sikap kreatif seorang guru haruslah mau mengambil resiko pada apa saja yang dilakukanya dalam membangkitkan minat siswa. Arti sikap kreatif yang lain adalah mencoba-coba dan menganggap kegagalan sebagai awal kepuasan. Bias juga dilakukan dengan eksplorasi mulai dari menemukan ide, pengembangan ide serta realisasi ide tersebut. Semua sikap bias dijadikan kebiasaan yang akhirnya membentuk pribadi yang kreatif.

Bagaimana mengetahui bahwa hal bisa dikatakan kreatif? Salah satunya mengacu pada kesamaan. Sama atau tidak dengan pemikiran orang lain. Manfaat serta kegunaannya juga menjadi salah satu tolak ukur. Manfaat dari hasil atau produk kreatif kita setidaknya dapat bermanfaat pada penyelesaian masalah.

Satu lagi tidak kalah pentingnya pada pertanyaan “Seberapa besar kreativitas kita dalam memacu produk kreatif siswa?” tidak hanya tuntutan dengan berbagai criteria kita berikan kepada siawa, namun penekanan pada apikasi secara nyata yang harus kita terapkan terlebih dahulu pada diri kita sebagai seorang guru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun