Mohon tunggu...
Anju Pratama
Anju Pratama Mohon Tunggu... Penulis - MAHASISWA

Nama Anju Pratama Hobi membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenang Kisah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Pengamalannya dalam Era Globalisasi

28 September 2022   10:40 Diperbarui: 28 September 2022   10:47 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai masyarakat indonesia, kita sudah tahu bahwa pada tanggal 28 Oktober itu 1928 merupakan hari Sumpah pemuda, di mana pada saat itu Sumpah pemuda didirikan oleh para pemuda-pemuda Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. 

Namun tidak menutup kemungkinan pada zaman global sekarang kita hanya tahu namun kita tidak memahami sepenuhnya tentang arti penting makna Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober tersebut. Di sini kita sedikit mengenang tentang sejarah berdirinya Sumpah pemuda dan bagaimana kita selaku pemuda-pemuda Indonesia agar bisa mempertahankan arti dan makna dari Sumpah pemuda tersebut.

Sumpah pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928. Hasil rumusan dari kerapatan pemuda-pemudi atau kongres pemuda 2 Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai hari Sumpah.

Kongres pemuda 2 dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat yang berbeda oleh organisasi perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. 

Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong sumatranen Bond, Jong islamieten Bond, Jong Ambon, serta pengamat dari pemuda Tionghoa seperti Kwe Tiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, dsb

Gagasan penyelenggara kongres pemuda kedua berasal dari perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia atas inisiatif itu kongres pemuda dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama yaitu Sabtu, 27 Oktober 1928 di gedung Katolik jongenlingen dalam sambutannya ketua PPI Sugondo djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

Acara dilanjutkan dengan uraian Muhammad Yamin tentang arti hubungan persatuan dengan pemuda, menurutnya Ada Lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua Minggu 28, Oktober 1928 di gedung Oost Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan, kedua pembicara purnomowoelan dance sarmidi mangon Sarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubegouw di jalan Kramat Raya 106 Sunaryo menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.


Adapun isi dari Sumpah pemuda antara lain:

Pertama: kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia
Kedua: kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia
Ketiga: kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia

Dari semua orang yang di atas kita sudah mengetahui tentang sejarah Sumpah pemuda, nah untuk itu bagaimana sih caranya kita agar lebih bisa menghargai dan bisa mengamalkan sumpah pemuda di era globalisasi sekarang?
Di sini ada beberapa tips yang bisa digunakan agar kita bisa menghargai dan bisa mengamalkan makna Sumpah pemuda antara lain:

1. Berhentilah menyebarkan berita hoax yang bisa membuat orang-orang bertengkar. Sebagai anak muda yang lebih melek teknologi, kita harus jadi Garda terdepan dalam memerangi hoax

2. Di era demokrasi seperti sekarang, anak muda juga harus tahu dan memahami hak-hak politiknya. Boleh turun ke jalan dan berdemonstrasi, tapi tetap harus taat aturan dan fokus pada hal yang diperjuangkan

3. Bersikap kritis dalam hal politik juga penting, yuk sama-sama kita pantau terus pemerintahan yang baru, serta berikan saran dan kritik yang membangun

4. Umumnya saat ini, kita selalu berkomunikasi di media sosial. Anak muda sering pakai emoticon atau istilah bahasa asing yang ngetren, tapi untuk itu jangan lupa bahasa Indonesia bahasa nasional kita semua

5. Saat ini serbuan produk asing semakin tidak terbendung, tidak salah kok suka sama make up-make up luar negeri, tapi kita juga harus peduli dengan produk-produk dalam negeri

6. Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, dan ras. Menjaga toleransi adalah semangat yang harus kita wariskan pada generasi-generasi pemuda selanjutnya

Nah sekarang kita sudah tahu kan bagaimana cara menghargai dan mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda? untuk itu mari kita bersama-sama bersatu untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi, mari bersama-sama kita buktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar, negara yang penuh persatuan dan kesatuan. 

Jangan lupa pada tanggal 28 Oktober 2022, merupakan hari Sumpah pemuda. Untuk itu mari kita jadikan momen itu sebagai momen perubahan agar pemuda-pemuda Indonesia lebih aktif, lebih baik, dan lebih produktif dalam menjalankan nilai-nilai Sumpah pemuda.

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun