Mohon tunggu...
Anjrah Lelono Broto
Anjrah Lelono Broto Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis freelance

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kolaborasiana Lintas Seni Mojokerto

30 Januari 2018   17:07 Diperbarui: 1 Februari 2018   10:50 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Terminal Sastra Edisi 41, di Balai Desa Pohkecik, Dlanggu, Mojokerto

Sungguh tak dapat saya pungkiri lagi bahwa saya telah begitu dibuat enggan untuk berdiri dan berkarya lagi oleh esai-esai Nirwan Dewanto yang terkumpul dalam buku "Senjakala Kebudayaan" (1996). 

Serupa penyihir antagonis dalam dongeng-dongeng kuno, esai-esai dalam buku itu begitu meyakinkan saya betapa kesenian, kebudayaan, beserta produk, maupun pelakunya tidak akan mampu bertahan hidup dengan rongga paru yang hanya terisi oleh seni budaya. 

Seakan untuk ke sekian kalinya, Nirwan Dewanto pun mengamini apa yang dikatakan Nietzhe, bahwa "tuhan telah mati" dan lahirlah tuhan-tuhan baru yang bermaskara kapital, media massa, bahkan fasisme relijius. Hingga saya pun tersihir untuk menjauh dari hiruk pikuk dunia teater yang saya geluti sejak dari bangku SMA. Lalu saya pun tak punya nyali lagi untuk menulis puisi, cerpen, ataupun esai nyaris hampir setahun ini.

Tetapi ketika melihat peristiwa pameran seni rupa "Sungging Adilinuwih 03" yang diperhelatkan oleh rekan-rekan Mojokerto Art Community (MAC) di Balai Desa Pohkecik Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto (10-16/11/2017) kemarin, keengganan tersebut pun seakan terkikis sapuan hujan di bulan November. 

Betapa tidak, pameran seni rupa yang juga didukung oleh Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (DKKM) ini mampu menghadirkan enam puluh tiga perupa, dari dan luar Mojokerto. 

Ekor mata saya sempat mengabadikan hadirnya perupa dari luar kota, seperti Surabaya, Bandung, Tangerang, bahkan Makkasar. Kesediaan para perupa lintas geografi tersebut untuk berkolaborasi unjuk karya mengetok-ngetok kepala saya yang selama ini diperam oleh rasa enggan oleh bayangan kesenjakalaan posisi kebudayaan di tengah masyarakat kita dewasa ini.

Kolaborasi perupa lintas geografi itu diraut pula dengan performance Gus Imm (Imam Mahmudi) beserta Perahu Kanjeng-nya di hari pertama (10/11/2017). Musikalisasi puisi-puisi Gus Imm menjadi salah satu penyangat bahwa relijiusitas seyogyanya hadir dengan ketoleransian, di antaranya bertoleransi untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan perupa yang sedang unjuk karya.

Hari berikutnya (11/11/2017), menjelang malam, kolaborasi teman-teman perupa di "Sungging Adilinuwih 03" ini dipertajam dengan "Ronda Sastra Volume #1". Di tengah seorang perupa yang tengah melukis on the spot, Suyitno Ethex, Rb Abdul Gani, Mbah Jito, dll membacakan puisi-puisinya disertai iringan musik dari Ema Sujalma dkk. 

Agenda yang dipandu oleh penyair muda bernama Jordan Alexander Niagara ini juga menjadi ajang unjuk karya-karya musikalisasi puisi seorang Ema Sujalma melalui suara merdu M. Ikhsan Rabbani yang dibesarkan dari keluarga bersuara emas.

Seperti halnya alur kronologi sebuah cerita pendek yang kian menanjak menuju klimaks. Keesokan harinya, masih di Balai Desa Pohkecik, puluhan ibu-ibu dan bapak yang mayoritas berlatar belakang profesi guru datang menyerbu. Mereka yang notabene juga berasal dari dan luar kabupaten Mojokerto tersebut datang bukan untuk melakukan operasi tangkap tangan. 

Mereka merupakan bagian dari agenda "Terminal Sastra" yang telah mencapai edisi ke-41. Mereka adalah para penulis cerpen dalam buku antologi "Cerita-Cerita Dari Empunala" yang dibedah oleh dosen muda dari Universitas Islam Majapahit (Unim), M. Fatoni. Di tengah keramaian itu pula, sekelebat bayangan penyair muda dari Surabaya bernama Alek Subairi juga terlihat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun