Mohon tunggu...
Anjeli Pramudita Efendi
Anjeli Pramudita Efendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi|23107030021 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tetaplah menulis walaupun gak pernah dapat artikel utama

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gegap Gempita Tabuik: Festival budaya Pariaman

23 Juni 2024   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2024   03:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di antara gemerlapnya panorama alam dan kekayaan budaya di Indonesia, terhampar tradisi unik dan memukau dari Kota Pariaman, Sumatera Barat yaitu Tabuik. Tradisi ini bukan hanya sekedar pertunjukan seni, namun juga perpaduan sejarah, budaya dan religius yang sarat akan makna.

Akar tradisi Tabuik tertanam jauh dalam sejarah, menelusuri kisah kepahlawanan Husein bin Ali cucu Nabi Muhammad SAW. dalam peristiwa Perang Karbala. Tabuik bukan sekedar ritual keagamaan, namun juga perpaduan budaya yang unik dan penuh makna. Tradisi tabuik telah berakulturasi dengan budaya lokal Minangkabau dan menghasilkan sebuah tradisi yang sarat akan makna dan daya tarik.

Di Kota Pariaman, Sumatera Barat setiap tahunnya pada tanggal 1 -- 10 muharam semaraknya tradisi Tabuik mewarnai atmosfer kota. Tradisi ini merupakan salah satu warisan budaya keislaman yang telah dilestarikan selama berabad-abad oleh masyarakat Minangkabau.

Sejarah Tabuik di Pariaman konon berawal dari kedatangan seorang ulama asal Timur Tengah yang memperkenalkan tradisi memperingati Asyura dengan membawa miniatur keranda atau Tabuik keliling kota. Dari sini kemudian diadopsi dan dipadukan dengan budaya lokal sehingga lahirlah Tabuik Minangkabau. Keunikan Tabuik terletak pada perpaduan tradisi Islam dan budaya lokal Minangkabau yang menghasilkan ritual penuh makna.

Pawai Tabuik menjadi daya tarik utama di mana miniatur keranda di arah keliling kota dengan iringan musik tradisional, atraksi pencak silat dan lantunan Sholawat. Kerumunan masyarakat tumpah ruah dan menghantarkan Tabuik dengan penuh semangat dan antusiasme.

Tabuik merupakan miniatur keranda yang dihiasi dengan berbagai ornamen dan replika yang unik. Setiap Tabuik memiliki tema dan makna yang berbeda mencerminkan kisah-kisah dalam pertempuran Karbala dan budaya lokal. Proses pembuatan Tabuik melibatkan partisipasi aktif seluruh masyarakat dan menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong

Dalam mempersiapkan Tabuik terdapat beberapa ritual yang dilakukan. Ritual pertama adalah pemilihan tema, yang mana dilakukan beberapa bulan sebelum Muharram. Para tetua adat dan pemuka masyarakat memulai posisi dengan memilih tema Tabuik yang akan diangkat tema ini. biasanya  terkait dengan kisah-kisah dalam pertempuran Karbala, nilai-nilai moral dan Isu aktual yang ingin disampaikan

Kemudian dilanjutkan dengan ritual membuka gudang Tabuik, yang merupakan momen penting yang menandai dimulainya proses pembuatan. Ritual ini dilakukan dengan penuh ketaatan dan doa sebagai wujud penghormatan terhadap tradisi dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Dalam pembuatan Tabuik, kayu bambu merupakan bahan utama dalam membuat rangkanya. Kayu bambu ini dijemput dengan penuh ritual dan doa serta diiringi dengan alunan musik tradisional dan pertunjukan budaya

Dalam pembuatan kerangka Tabuik membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi. Para pengrajin bekerja sama dengan penuh semangat dan gotong royong untuk membangun struktur tabung yang kokoh dan sesuai dengan desain yang telah ditentukan.

Setelah membuat kerangka Tabuik selanjutnya adalah menempelkan kain berwarna warni dan berbagai ornamen khas Minangkabau. Ornamen-ornamen ini memiliki makna simbolis yang mendalam dan mencerminkan kisah-kisah dalam pertempuran Karbala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun