Era digital telah membawa perubahan yang begitu besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal Bagaimana cara kita menjalani hidup. Salah satu fenomena yang marak di era Ini adalah gaya hidup cepat dan instan yang dipicu oleh kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi. Gaya hidup ini menawarkan berbagai keuntungan dan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Gaya hidup instan di mana seseorang berkeinginan untuk mendapatkan segalanya dengan cepat dan mudah tanpa melalui proses yang panjang dan melelahkan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai contoh seperti, kebiasaan memesan makanan online. Saat merasa lapar orang-orang akan dihadapkan dengan pilihan memasak atau beli namun sebagian orang berpikir untuk apa perlu repot memasak atau pergi ke restoran, cukup dengan beberapa Klik di aplikasi makanan siap diantar ke rumah. Kemudian kemudahan dalam belanja online di berbagai platform e-commerce memungkinkan kita untuk berbelanja berbagai kebutuhan tanpa harus keluar rumah karena lebih menghemat waktu dan tenaga selain itu juga ada transportasi online seperti layanan ojek online atau taksi online yang menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam bepergian sehingga kita tidak perlu terjebak kemacetan atau menunggu angkutan umum yang penuh.
Sekilas, gaya hidup serba cepat dan instan ini memang menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan kita juga dapat menghemat waktu dan tenaga serta meningkatkan produktivitas dalam berbagai aktivitas. Namun dibalik kemudahan tersebut terdapat pula dampak negatif yang perlu diwaspadai diantara-Nya menurunnya kualitas keinginan untuk serba cepat dan instan dapat mendorong kita untuk memprioritaskan kecepatan daripada kualitas Hal ini dapat berakibat pada hasil pekerjaan yang tidak maksimal asal-asalan dan penuh dengan kesalahan. Kemudian dampak negatif dari gaya hidup ini adalah kurangnya kesabaran karena seseorang yang terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan dapat membuat seorang tersebut menjadi kurang sabar dalam menghadapi proses yang panjang dan melelahkan. Hal ini dapat berakibat pada frustasi, mudah menyerah dan tidak mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Selain itu gaya hidup yang serba cepat dan instan dapat memicu stres dan kecemasan hingga depresi karena kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat juga dapat membahayakan kesehatan. Tak hanya sampai di situ gaya hidup serba cepat dan instan ini dapat menyebabkan putusnya hubungan sosial karena seseorang yang ketergantungan pada teknologi dan media sosial dapat menyebabkan kita mengabaikan interaksi sosial secara langsung sehingga dapat berakibat pada putusnya hubungan sosial. Kemudahan akses informasi dan iklan media sosial dapat mendorong gaya hidup materialisme dan konsumerisme. Orang-orang yang mempunyai sifat tersebut akan mudah tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak kita butuhkan hanya karena untuk mengikuti trend atau fomo dan mendapatkan pengakuan dari orang lain. Orang-orang yang seperti itu biasanya adalah tipe orang yang lihat suka beli .
Lalu bagaimana agar kita dapat menikmati kemudahan gaya hidup cepat dan insan tanpa terjebak dalam dampak negatifnya? berikut hal yang bisa kamu lakukan.
1. Tetapkan batasan, dalam menggunakan teknologi dan media sosial seseorang harus menetapkan batasan Dalam penggunaannya. Atur waktu penggunaan gadget Dan tidaklah konten-konten yang bermanfaat .
2. Jaga kualitas dan jangan korbankan kualitas demi kecepatan. Lakukan pekerjaan dengan teliti dan detail untuk hasil yang lebih baik.
3. Bersabar dalam menghadapi proses dan nikmati setiap langkahnya. Jangan mudah menyerah dan teruslah belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
4. Selalu Jaga kesehatan dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin mengonsumsi makanan-makanan yang sehat serta istirahat yang cukup.
5. Membangun hubungan sosial sebisa mungkin luangkan waktumu untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung dan bangun hubungan yang positif dan saling mendukung. Manusia adalah makhluk sosial sehingga membutuhkan orang lain di dalam hidupnya karena kita tidak bisa hidup sendiri.Â
6. Pikirkan kebutuhan bukan keinginan belilah barang-barang yang benar-benar kamu butuhkan bukan hanya karena mengikuti trend atau hanya ingin mendapatkan validasi dari orang lain.
Gaya hidup instan memiliki dua sisi positif dan negatif dan kita perlu beradaptasi dan memanfaatkannya dengan bijak bijak dan kita dapat menikmati kemudahan tanpa terjebak dalam dampak negatifnya.
Untuk menjaga keseimbangan antara kemudahan dan tantangan yang ditawarkan oleh gaya hidup instan, perlu adanya kesadaran akan pentingnya pengelolaan diri dan pengambilan keputusan yang bijak. Penting untuk tetap mengedepankan nilai-nilai kesabaran dan kualitas dalam menjalankan kehidupan sehari-hari serta juga penting untuk senantiasa mengimbangi gaya hidup instan dengan pola hidup sehat. Ingat bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak akan datang dengan instan karena dibutuhkan proses dan kerja keras dan kesabaran untuk mencapainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H