Terus terang saya baru dengar. Ada Sekolah Islam Internasional. Letaknya di Pamanggong Sumbawa NTB. Usianya baru 4 tahun. Namun, Kampusnya megah. Santri SMP-SMA sudah lebih dari 300 anak.
Niat awalnya, hanya mengikuti seminar di UM Surabaya : Mempersiapkan Scientist Muslim Dunia. Judulnya Wow. Disamping kehadiran Prof. Dr. M. Din Syamsuddin (DS). Juga ingin bersilaturrahim dengan keluarga besar Muhammadiyah.
Menariknya, acara dibuka dengan teleconference. Di UMS tersedia 3 layar lebar yang terhubung dengan videotron yang dimiliki sekolah tersebut. Ada beberapa santri didampingi Asatidz sudah bersiap di depan layar. Ayahanda, panggilan akrab santri langsung menyapa dengan bahasa arab dan Inggris. Makin penasaran saya dengan sekolah tersebut.
Singkat cerita. Ternyata DS merupakan pengasuhnya. Misi utama seminar lebih pada mencari bibit unggul di Sekolah Persyarikatan. Sepertinya, di setiap propinsi, DS sudah punya duta. Di Jatim dihandle oleh Ketua Majelis Dikdasmen PWM, Dr. Arbaiyah.
Pada umumnya Sekolah Islam Internasional memakai label IIBS. Islamic International Boarding School. Namun milik DS ini unik.
Dinamakan Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela . Kata pesantren modern ini sepertinya dinisbatkan pada almameternya, Gontor. Secara otomatis mengandung unsur Muhammadiyah. Tapi makhduf.
Sedangkan Dea itu mirip gelar Kyai di Jawa. Malela adalah kakek buyut DS. Sekaligus ulama pejuang di Sumbawa. Sampai akhir hayatnya, oleh Belanda diasingkan di Afrika Selatan. Konon, termasuk yang menginspirasi Nelson Mandela.
Saya bersyukur makin banyak sekolah Islam unggul bermunculan. Ini menambah kawah cadradimuka buat mencetak kader umat. Ilmuwan muslim kaliber dunia. Sebagai pengelola SMP IT Al Uswah, saya punya impian untuk mengembangkan world class school.
Ide membangun PMI ini berangkat dari kegelisahan DS. pertama, secara historis. Masa kejayaan Islam masa silam ditandai dengan banyaknya ilmuwan muslim. Sebut saja, Ibnu Sina. Selain alim, beliau juga ahli kedokteran.
Kedua, realita sekolah yang mampu menghasilkan siswa unggul. Kebanyakan Sekolah non muslim.
Rupanya usai menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah (2005 - 2015). DS mulai merealisasikan mimpinya. Tidak di Ibukota. Karena lahan mahal. Justru berdiri dekat dengan tanah kelahirannya. Saya suka slogan-nya : dari sumbawa untuk dunia.