Jari jemari David menari-nari diatas tombol-tombol mesin ketiknya. Dia mulai merangkai kata demi kata demi menutupi borok dari Thomas Wayne sekali lagi. Janji-janji palsu yang "harus" dia sematkan di artikel berita yang ia tulis makin membuat David serasa ingin membanting mesin tik di depan mukanya.
Sembari dia menahan amarahnya, Reutte datang sambil membawa sebuah tas hitam cukup besar bersamanya.
"Oops, nampaknya kali ini aku yang terlambat ya David hahaha" gelak tawa Reutte.
Reutte pun duduk dan melihat David yang masih sibuk dengan menulis berita yang ada.
"Kapan kita akan berhenti untuk menjilat pantat si Wayne brengsek itu ya David?"
David menggelengkan kepala. Dirinya pun juga kerap menanyakan hal yang sama pada dirinya.
"Kita dibayar tidak sebegitunya mahal untuk terus-terusan menutupi kebobrokan kota ini. Walikota saat ini pun juga rasanya tidak berhenti untuk meminta-minta dana kepada Wayne Enterprises. Padahal sudah jelas, semua kebobrokan ini, tikus liar, sampah berceceran, kemiskinan merajalela serta kriminalitas yang tidak ada tanda-tanda menurunnya adalah imbas dari pemkot Gotham yang masih bergantung pada Wayne, David."
David terdiam, namun dalam hati dia mengiyakan semua perkataan kawannya tersebut. Bayaran yang tidak seberapa itu kadang membuatnya lepas kendali dan putus asa. Dia tidak bisa menghidupi dirinya sendiri dengan hasil seperti ini. Dia masih harus menghidupi orang tuanya di kampung jauh dari Gotham pula.
Adalah benar cita-cita David untuk menjadi seorang jurnalis yang meliput segala berita yang ada untuk disampaikan pada masyarakat. Sebagai ujung tombak kritik kepada pemerintahan agar bisa lebih baik lagi. Namun, kenyataan sungguh berbeda dari idealisme David.
"Wayne adalah musuh kita David. Sedari lama., dan nampaknya kita tidak sendirian..."