Mohon tunggu...
Anjas Wahyu AS
Anjas Wahyu AS Mohon Tunggu... Penulis - Paling suka minum susu-susu an

Cukup suka berbagi informasi, tips maupun diskusi yang tengah hangat dibicarakan di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Fan Fiction] Joker : The Other Side (#2)

9 Oktober 2024   20:06 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:20 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Courtesy of BRON Studios, Creative Wealth Media Finance, DC Comics, DC Entertainment, Joint Effort, Village Roadshow Pictures, Warner Bros. © 2019

Hujan deras membanjiri penjuru kota. Yang lebih buruknya lagi, itu terjadi pada malam hari. Kota busuk ini tidak membutuhkan banyak masalah lagi selain tikus dan sampah. Pemerintah bangsat tidak tahu apa yang dibutuhkan warganya.

Itulah yang berulang kali pria itu fikirkan dan tidak sengaja dia utarakan lewat mulutnya saat sendiri. Rasanya muak baginya terus-terusan mendapatkan berita buruk soal kota tidak jelas ini.

Dia sendiri juga tidak berharap untuk tinggal di kota ini, tapi keadaan memaksanya. Pria itu meneguk anggur yang ia beli. Rasanya begitu mengenakkan ketika seseorang mampu menghilangkan perasaan gundah gulananya dengan segelas anggur nikmat.

Pandangannya mulai kabur, tapi sensasi nikmat itu tak bisa ia lepaskan begitu saja. Sekali dua kali tiga kali teguk yang ia butuhkan. Panas di tenggorokan namun nikmat di kepala. Tiada nikmat senikmat anggur ini batin pria itu.

Tiba-tiba pria itu mendengar suara. Suaranya terdengar datang dari pintu. Dengan badan sempoyongan, pria itu bangkit dari sofanya dan bergegas menghampiri pintu kamarnya.

Dari balik pintu, pria itu mengintip lewat lubang kecil. Terlihat seorang wanita dengan setelan baju kemeja dan celana jeans kebiruan menunggu di luar. Pria itu membukakan pintu dan ia disambut dengan tatapan jijik dari wanita tersebut.

"Mabuk lagi ya, David?" ketus wanita itu.

Dengan badan sempoyongan dan mulut yang tidak karuan buat berbicara, wanita itu mengantar pria itu masuk kembali ke kamarnya. Wanita itu duduk disampingnya, kepala pria itu bersandar di pundak wanita tersebut.

"Bagaimana hari ini? Semua baik-baik saja?"

Pertanyaan yang sontak malah membuat pria itu tiba-tiba naik pitam entah darimana. Dia mulai berkata-kata yang tidak jelas dan tidak tertata rapi. Mulai dari pekerjaan yang sebegitunya hancur, dia harus menutupi borok dari calon walikota yang hendak maju tahun ini, belum lagi dengan bayaran yang bisa-bisa membuat pria itu mencekik dirinya sendiri. Dia muak harus menipu banyak orang hanya demi uang yang bahkan ga bisa bikin dia bahagia.

Wanita yang sedari tadi mendengarkan itu, lantas mengelus elus dada pria itu. Dengan nafas yang berat, wanita itu mendekatkan mukanya ke pria mabuk itu.

"Aku paham, aku tahu, semua ini akan terlewati. David" kata-kata itu begitu menenangkan kepala David.

David tersentuh, dia kembali lagi menangis bagai bayi. Dia tak tahu harus berbuat apa, dia merasa hampa, dia merasa kacau dan di saat yang sama merasa benci dengan dirinya sendiri.

Genggaman tangan David di pundak wanita itu semakin kencang. Begitu erat.

Mata mereka saling bertemu. Menatap cukup lama, hingga bibir keduanya pun juga turut bertemu.

David terbawa suasana, dan mulai melumat bibir wanita itu. Begitu hangat, begitu menggoda dan sangat mengenakkan hati dan pikiran David. Mata mereka berdua kembali terbuka dan bertemu.

Tanpa ada sepatah kata, mereka berdua saling memahami satu sama lain.

Dengan perlahan tanpa aba-aba David mulai meraba tubuh wanita itu. Begitu molek, begitu indah.

Wanita itu hanya tersenyum kecil, melihat pria nya yang membutuhkan dirinya begitu sangat.

Detik demi detik, menit demi menit, kedua sejoli itu memadu kasih di gelapnya malam.

Rasanya begitu nyaman bagi David, namun...

Entah kenapa, ada perasaan yang mengangganggu dirinya.

Seperti, perasaan bersalah...

Dia mengenggeam kepala wanita itu dengan erat. Begitu erat.

Wanita itu lantas melihat ke arah David. Matanya berkaca-kaca.

Kecupan manis dilontarkan wanita itu pada sang pria.

"Tidak perlu khawatir..."

Wanita itu bilang begitu, namun di kepala David tidak demikian.

Dia begitu khawatir, akan banyak hal yang tidak bia ia jelaskan dengan rinci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun