Mohon tunggu...
Anjas Prasetiyo
Anjas Prasetiyo Mohon Tunggu... lainnya -

Belajar dari Anda Semua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menangkap Spirit Asian Games 2018 ala Kampung di Kota Palembang

15 Juli 2018   16:40 Diperbarui: 15 Juli 2018   16:53 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok berhias mural di kawassan Lorong Plaju Mari Palembang (sumber: https://www.viva.co.id)

Jakarta dan Palembang ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan Asian Games2018.  Namun ada yang berbeda diantara kedua kota itu. Tanpa bermaksud membandingkan, nampak masyarakat Kota Palembang lebih antusias dalam menyambut pesta olah raga empat tahunan bagi negara-negara Asia tersebut. 

Mereka memahami bahwa kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 bukan urusan pemerintah Indonesia semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua warga kota. Untuk mewujudkannya, sebanyak 72 kampung yang tersebar di 18 kecamatan di seluruh Kota Palembang bersolek diri menjadi kampung bertemakan Asian Games.

Uniknya, banyak diantara kampung tersebut merupakan kawasan yang kurang dilirik. Terjepit oleh permukiman modern dan lorong-lorong sempit membuat orang-orang dari luar tak mau datang ke sana tanpa alasan yang kuat.  Namun sekarang banyak perubahan terjadi. Bahkan beberapa kampung yang awalnya terlihat kumuh, ikut pula berbenah demi menyemarakkan Asian Games  2018. 

Mereka ikut berlomba bersama kampung-kampung lainnya.  Kreativitas para warga ditumpahkan dalam bentuk grafiti dan mural melalui goresan cat warna-warni pada tembok-tembok pagar rumah, lapangan olah raga, gang-gang dan jalanan kampung.

Kampung Jodipan (sumber: sportourism.id)
Kampung Jodipan (sumber: sportourism.id)
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sendiri menyediakan hadiah bagi para pemenang kampung hias terbaik. Penilaian didasarkan pada tiga kriteria, yaitu kreativitas, kerapian, dan antusiasme warga. Juara pertama akhirnya berhasil direbut oleh Kampung Cempaka yang berhak mendapatkan 3 ekor sapi. 

Tak hanya menampilkan keindahan mural dan logo Asian Games 2018, kampung yang terletak di Gang Masjid RT 18, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang ini juga memanfaatkan barang bekas, seperti ban mobil dan panci bekas dalam membuat maskot Asian Games 2018. Bhin-bhin, Atung, dan Kaka terlihat makin menggemaskan dalam balutan bahan daur ulang. Selain menonjolkan nuansa Asian Games 2018, kreasi ini juga menyuarakan semangat warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan kota.

Lapangan badminton Kampung Cempaka (sumber: Instagram kampungcempakaasiangames)
Lapangan badminton Kampung Cempaka (sumber: Instagram kampungcempakaasiangames)
Kesuksesan menggerakkan peran serta masyarakat Palembang tersebut tak terlepas dari tradisi Sikaroban. Sikaroban merupakan istilah lokal di Kota Pempek untuk menyebut aktivitas gotong royong yang biasa mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Bila sebelumnya aktivitas ini terbatas pada upaya kerja sama dalam membantu orang lain yang kesusahan, membersihkan lingkungan atau membangun infrastruktur kampung, Sikaroban menemukan relevansinya kembali saat Palembang didaulat menyelenggarakan Asian Games ke-18. Masyarakat kota ini berhasil menghidupkan tradisi ini kembali. Warga kampung rela patungan untuk membeli cat, kuas, dan peralatan lain. Setelah semuanya lengkap, mereka bahu-membahu mendandani kampungnya dengan cantik.

Tembok berhias mural di kawassan Lorong Plaju Mari Palembang (sumber: https://www.viva.co.id)
Tembok berhias mural di kawassan Lorong Plaju Mari Palembang (sumber: https://www.viva.co.id)
Sikaroban tak hanya berperan penting dalam mengubah wajah fisik kampung. Lebih jauh, tradisi ini membentuk lanskap hubungan sosial yang baru. Sebagai contoh, Kampung Cempaka yang menjuarai lomba kampung hias Asian Games tersebut sebenarnya menghadapi masalah tawuran remaja.

'Tenaga berlebih' mereka akhirnya diarahkan untuk aktivitas bersama yang lebih positif dalam rangka menghias kampung. Memang hal ini belum berdampak jangka panjang dalam menghilangkan kebiasaan tawuran tersebut. Tetapi setidaknya, upaya ini merupakan langkah awal untuk menanamkan kebiasaan kerja sama dengan elemen masyarakat lainnya. Bukan baku hantam yang meresahkan semua warga kota.

Aspek ekonomi juga dinilai menjanjikan dengan keberadaan kampung Asian Gamestersebut. Sejak ramai diberitakan di media massa, tak sedikit orang berkunjung ke sana untuk menikmati keindahan lukisan mural bertemakan Asian Games 2018. Gambar-gambar yang unik dijadikan latar belakang untuk berswafoto. Karena kunjungan ini, masyarakat setempat dapat mendulang rejeki dengan menjajakan aneka penganan dan minuman bagi wisatawan. Kabar baiknya, pemerintah kota juga akan mengajak para atlet dari berbagai negara menyambangi kampung-kampung Asian Games. Inisiatif ini berpotensi menumbuhkan ekonomi warga melalui berbagai kegiatan yang dapat dikemas secara apik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun