Mohon tunggu...
Anjas Prasetiyo
Anjas Prasetiyo Mohon Tunggu... lainnya -

Belajar dari Anda Semua

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Membuat Pelajar Indonesia Diterima di Harvard, Oxford, dan Cambridge

13 Januari 2018   23:49 Diperbarui: 14 Januari 2018   01:20 4190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KPA Cap Lang, sahabat setia dalam menulis (sumber: dokumen pribadi)

Ritual penyembuhan diri di atas terbukti membuat badan jadi enteng dan pikiran lega. Ide pun akhirnya mengalir kembali.

Kembali ke peran saya sebagai content director IM. Dalam beberapa kesempatan lain, saya juga melakukan interviu dengan warga Indonesia yang sedang meniti karir di luar negeri. Senang sekaligus bangga saya rasakan mengetahui bahwa ada orang-orang Indonesia yang tak kalah kualitas dengan para bule. 

Apalagi bila mereka sudah menempati posisi strategis yang terasa mustahil dicapai oleh orang Indonesia. Tetapi tenyata mereka bisa. Pengalaman mereka sukses berkarir di luar negeri mematahkan anggapan bahwa orang Indonesia bodoh, malas, dan tak mampu sama sekali. Namun, semua butuh perjuangan. Aspek ini yang selalu menarik untuk dikupas. Perasaan mengharu-biru kerap muncul ketika mendapatkan cerita berapa kali mereka harus jatuh bangun atau bahkan dipandang sebelah mata dalam mengejar mimpi. Bagian inilah yang harus diceritakan kembali bagi pembaca IM. Tujuannya agar mereka termotivasi untuk mengembangkan segenap potensinya. 'There is a will, there is a way'.

IM Annual Seminar (sumber foto: http://indonesiamengglobal.com)
IM Annual Seminar (sumber foto: http://indonesiamengglobal.com)
Acara tahunan yang juga ditunggu-tunggu oleh calon mahasiswa adalah seminar bertema pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Bekerja sama dengan EducationUSA dan @america, seminar tahunan ini mengundang para alumni S1, S2, dan S3 dari universitas-universitas terkemuka di AS. Mereka diminta untuk berbagi pengalaman dalam melamar universitas pilihannya, perkuliahan, serta kehidupan sosial selama studi di Negeri Paman Sam. 

Sudah empat tahun, sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013, annual seminar menyedot atusiasme dari ribuan peserta.  Hal ini terbukti dari bangku-bangku yang disediakan @america terisi penuh, bahkan ada peserta seminar yang tak kebagian tempat. Hal ini sebenarnya tak mengherankan, melihat besarnya antusiasme pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi ke luar negeri yang dibarengi dengan banyaknya tawaran beasiswa. Namun yang masih sangat kurang adalah persiapan studi di luar negeri terutama dalam proses aplikasinya.

Saya bangga menjadi bagian komunitas anak muda Indonesia yang peduli terhadap pendidikan anak bangsa. Melalui Yayasan Indonesia Mengglobal (IM), hobi menulis saya bisa bermanfaat lebih jauh bagi sesama.  Peran kecil saya jalankan untuk ikut membangun Indonesia dengan menjadi voluntir digital. Berkumpul dan berkarya bersama dengan orang-orang sevisi adalah cara kreatif untuk berkontribusi bagi masyarakat. Bagaimana denganmu? Yuuk berdayakan dirimu untuk kemajuan negeri sesuai bidang pilihanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun