Untuk harapan sesuatu yang lebih baik dan lebih indah dalam dunia pendidikan Indonesia maka perubahan akan selalu terjadi. Kurikulum dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2022 kurikulum yang mulai diterapkan di sejumlah satuan pendidikan adalah kurikulum merdeka.Â
Kurikulum Merdeka difungsikan untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013. Kebijakan terkait kurikulum ini dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi  sekaligus menjadi program unggulan yang dirancang dalam dunia pendidikan.
Pada tanggal 11 februari 2022 kurikulum merdeka resmi diperkenalkan kepublik lewa kanal youtube Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi episode kelima belas.Â
Dalam paparan tersebut disampaikan beberapa permasalahan diantaranya adalah bahwa krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung sejak lama dan belum ada perubahan signifikan ke arah yang lebih baik. Ini merupakan krisis yang harus segara diatasi oleh pemangku kebijakan pendidikan di Indonesia.Â
Terlebih lagi kita ketahui bersama dalam kurun dua tahun ke belakang proses pembelajaran diperparah oleh adanya pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sehingga menyebabkan learning loss atau kemunduran dalam dunia pendidikan (proses pendidikan yang berlangsung secara tidak baik).
Krisis pembelajaran di Indonesia memang sudah berlangsung sejak lama dan belum ada perubahan yang signifikan dari tahun ke tahunnya, bahkan menurut beberapa hasil survey nasional maupun internasional yang membahas tentang pendidikan.Â
Diantaranya menurut "PISA", yang merupakakan suatu lembaga yang mengevaluasi sistem pendidikan Indonesia dengan berbagai indikator untuk mengukur capaian kompetensi siswa Indonesia di tingkat global.Â
Kualitas pendidikan di Indonesia jika dinilai dari rata-rata skor PISA masih berada di level terbawah dan belum menunjukan peningkatan yang berarti dalam beberapa tahun terakhir. Diantara masalah yang diungkapkan "PISA" Â yaitu kompetensi atau kemampuan siswa Indonesia dalam literasi membaca masih selalu berada dalam kategori kurang dan di bawah jika dibandingkan dengan sebagian besar negara lain yang terdaftar dalam studi "PISA."
Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan satu diantara alasan perlu adanya metamorfrosa kurikulum  di Indonesia dengan menerapkan kurikulum merdeka.Â
Di mana melalui kurikulum ini ada beberapa perubahan baru yang perlu  dipahami pendidik/pengajar dalam satuan pendidikan/sekolah pahami sebelum nantinya akan diimplementasikan dalam lingkungan sekolah, agar dapat maksimal dalam penerapannya yang diharapkan berdampak pada hasil yang maksimal pula.
Berikut beberapa metamorfrosa dalam kurikulum merdeka yang harus diketahui pendidik/pengajar sebelum mengimplementasikan di tempat bertugas.
1. Kurikulum Merdeka bersifat opsional
Dalam hal ini pemerintah ingin menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai kebutuhan siswa dan konteks masing-masing ada di tangan sekolah.Â
Kurikulum Merdeka bersifat opsional juga dapat diartikan yaitu di tahun 2022 sekolah masih diberikan kebebasan untuk memilih apakah menggunakan Kurikulum Merdeka atau kurikulum 13 (K13) atau Kurikulum Darurat.Â
Jadi sampai saat ini kurikulum merdeka bukan merupakan kewajiban. Akan tetapi pemerintah menargetkan pada tahun 2024 semua sekolah sudah diwajibkan untuk menggunakan Kurikulum Merdeka ini sebagai pengganti Kurikulum 13 (K13) di seluruh satuan pendidikan Indonesia.
2. Struktur Kurikulum
Kelebihan kurikulum merdeka adalah struktur kurikulum yang didasari berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila. Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan struktur Kurikulum Merdeka yang membuat jadi berbdeda dari kurikulum sebelumnya.
- Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, satuan pendidikan dapat mengembangkan program dan kegiatan-kegiayan tambahan yang dapat disesuaikan dengan visi, misi, dan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah
- Otonomi yaitu kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah
- Sederhana yaitu perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seringkas mungkin, namun tetap memiliki beberapa perubahan diantaranya tujuan, arah perubahan, dan rancangannya dibuat jelas sehingga mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan agar dalam pengimplementasiannya dapat memudahkan pendidik atau pengajar.
- Gotong Royong dalam hal ini memiliki arti pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil kolaborasi dari berbagai pihak yang berkaitan tentang perkembangan dunia pendidikan, di antaranya Kemendikbud, Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya dengan tujuan terciptanya kurikulum yang dapat membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.
3. Efisiensi Waktu Belajar
Untuk total jam pelajaran tidak ada perubahan secara siginifikan. Hanya saja jam pelajaran untuk setiap muatan pelajaran dapat dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran diantaranya pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran kokurikuler.Â
Pada kurikulum 2013 menggunakan satuan minggu, sehingga tidak cukup memberikan ruang bagi satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan  dalam memenuhi tujuan yang ingin dicapai dalam setiap muatan pelajarannya. Hal ini berdampak bagi jam belajar mengajar menjadi terlalu padat.Â
Sedangkan di Kurikulum Merdeka, untuk penetapan jam pelajaran di buat per tahun. Hal itu, disebabkan agar sekolah bisa melakukan inovasi dalam menyusun kurikulum pembelajarannya. Harapannya prinsip student centered learning dapat terealisasi, dalam kurikulum baru ini.Â
Jika menghitung jam pelajaran kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolah-olah jamnya berkurang dibandingkan dengan kurikulum2013. Namun, selisih jam pelajaran tersebut akan dialokasikan untuk pembelajaran kokurikuler yang sesuai dengan pilihan sekolah.
4. Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Untuk Kurikulum merdeka dibagi menjadi dua bagian, yakni pertama kegiatan intra kurikulum yang bisa dilakukan dengan tatap muka. kedua, yaitu kegiatan projek ini dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila. Untuk kegiatan projek ini terdapat untuk setiap jenjang satuan pendidikan dari PAUD hingga SMA. Perlu diketahui ada enam dimensi Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran yang akan dilakukan, dimensi tersebut adalah
- Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, danBerahlak Mulia
- Berkebhinekaan Global
- Bergotong Royong
- Mandiri
- Â Bernalar Kritis
- Â Kreatif
5. Esensi Kurikulum Merdeka Jenjang SD
- Pada Kurikulum 2013 terdapat pengkombinasian dua muatan pelajaran IPA dan IPS pada Sekolah Dasar kelas tinggi atau jenjang kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan untuk Kurikulum Merdeka, dua mata pelajaran tersebut akan dilakukan secara bersamaan, dengan nama mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). dengan harapan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dan sekitar dalam satu kesatuan.
- Bahasa Inggris di satuan pendidikan dapat dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan.
- Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang dikenal dengan P5 dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran. Dengan setiap semesternya membuat sebuah projek yang dikerjakan bersama siswa dengan bantuan berbagai pihak yang berkaiatan dengan program P5 yang dipilih satuan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H