Mohon tunggu...
Ginanjar Wahyu
Ginanjar Wahyu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penolakan Pabrik Semen Mengganggu Kehidupan Warga

2 Maret 2017   18:16 Diperbarui: 2 Maret 2017   18:30 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ribuan warga Rembang antusias dengan keputusan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengeluarkan surat izin baru terkait lingkungan untuk proyek Pabrik Semen di Rembang.

Langkah gubernur ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) nomor No 660.1/6/2017 tentang penerbitan izin lingkungan dan kegiatan penambangan dan pembangunan pabrik semen.

Keluarnya surat izin baru ini membawa harapan kembali bagi ribuan warga Rembang. Sebagian besar dari  mereka menggantungkan  hidupnya dari keberadaan proyek Semen Rembang. Warga pun bertekad untuk mengamankan proyek dan operasional pabrik semen dari gangguan orang-orang luar Rembang dan oknum yang sangat menginginkan tutupnya pabrik semen tersebut.

Warga Rembang juga mengatakan, tidak ada yang berhak menghalang-halangi pendirian pabrik semen di Rembang. Apalagi jika orang-orang tersebut bukan asli warga ring satu pabrik.

Warga ring satu mengaku tidak ada alasan bagi mereka untuk menolak keberadaan pabrik karena berdampak pada lingkungan mereka, apalagi sampai  mengancam kerusakan alam. Warga justru mengaku mendapatkan banyak manfaat dari pabrik semen plat merah tersebut.

Oleh sebab itu, warga ring satu berharap orang-orang luar Rembang atau oknum yang tidak ada hubungannya dengan lingkungan sekitar pabrik, sebaiknya tidak lagi ramai dan berkoar-koar untuk menolak pendirian pabrik semen dengan menatasnamakan warga Rembang.

Warga Tegaldowo, sebagai salah satu warga ring satu lingkungan pabrik semen juga mengungkapkan, setelah munculnya izin baru dari Gubernur Jateng, semakin menambah semangat warga untuk terus mengawal dan mempertahankan keberadaan pabrik semen di wilayahnya. Sebab, selama pabrik di-nonaktifkan pasca pencabutan izin oleh Gubernur Ganjar, warga sangat merasakan pahitnya hidup tanpa pemasukan ekonomi dari usaha-usaha yang dibuat di kawasan pabrik.

Adapun usaha-usaha warga ring satu untuk meningkatkan perekomoian keluarga dengan membuka usaha warung makan, warung kopi, kontrakan rumah, kos-kosan dan cuci-seterika baju dimana konsumen sasarannya adalah para karyawan pabrik. 

Dengan ditutupnya pabrik beberapa waktu lalu, maka penghasilan warga juga tidak stabil, bahkan bisa dikatakan sangat berkurang drastis sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Untuk itu, dalam rangka menjaga perekonomian keluarga dan mengentas Rembang dari kemiskinan, warga ring satu berharap polemik dan konflik yang diciptakan dari pihak pro dan kontra dapat segera diakhiri. Lebih tegas, warga ring satu mengatakan menolak pendirian pabrik semen di Rembang sama saja dengan mengganggu kehidupan mereka.

Warga  meminta kepada seluruh oknum penolak untuk tidak mengada-adakan isu perusakan alam yang sudah jelas telah dikaji secara mendalam untung-ruginya dari pihak PT Semen Indonesia. Selain itu, pihak perusahaan juga sudah menggunakan alat-alat khusus dengan tekhnologi canggih untuk meminimalisir segala kemungkinan buruk yang tidak diinginkan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun