Pak Mudin adalah salah satu orang yang ditokohkan oleh warga Pasucen. Laki-laki berusia 47 tahun ini mengenyam pendidikan formal sampai tingkat SMP. Selain itu, pak Mudin pada masa mudanya dulu sempat menjadi santri selama kurang lebih 12 tahun. Secara pribadi, pak Mudin tidak hanya gemar membaca kitab-kitab kuning, akan tetapi juga ia tidak pernah ketinggalan mengikuti isu-isu nasional. Itulah sebabnya wawasannya luas dan Ia selalu bijak dalam memandang suatu permasalahan.
Meski perjalanan investigasi saya tidak selesai malam itu saja, tapi ada pesan pak Mudin yang sangat menarik bagi saya saat itu, yakni “jangan berkesimpulan dengan angan-angan sendiri”. Semoga kedepannya tidak ada lagi tudingan-tudingan jahat ataupun prasangka negatif kepada warga Rembang terkait pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H