Mohon tunggu...
Ginanjar Wahyu
Ginanjar Wahyu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepentingan Rakyat Rembang, Kepentingan Nasional, Jangan Dikalahkan

18 November 2016   14:58 Diperbarui: 18 November 2016   15:04 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini Proyek Semen Indonesia di Rembang telah menjadi topik hangat bagi beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), peneliti, akademisi, maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Polemik yang berkembang mengenai pembangunan pabrik Semen di Rembang Jawa Tengah ini cukup meresahkan sebagian besar masyarakat Rembang, terlebih bagi yang mengetahui persis duduk perkara dari proyek besar yang didanai duit negara ini.

Kegelisahan tersebut terjadi disebebakan oleh adanya aksi demonstrasi sejumlah kecil pihak yang mengaku sebagai masyarakat petani Rembang dan korban dari PT Semen Indonesia. Terjadi pula fitnah dan provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut yang ternyata didukung oleh sejumlah jaringan LSM yang memperoleh dana dari jaringan 'Jakarta' yang mengaku mewakili kepentingan warga Rembang untuk menolak pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang. 

Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, mayoritas dari pihak-pihak dan LSM yang mengaku mewakili warga Rembang tersebut bukanlah warga Rembang asli, melainkan hanya orang luar yang terorganisir untuk membentuk suatu kepentingan. Beberapa LSM yang berbasis di Semarang dan Jakarta yang getol menolak pembangunan pabrik Semen Indonesia malah disinyalir mendapat aliran dana yang sangat besar dari seorang 'elite' dan pengusaha nasional.

Merespon kondisi yang kian meresahkan ini, masyarakat Rembang asli yang menamakan diri sebagai “warga ring-1” menjelaskan beberapa kenyataan yang terjadi di lapangan dan menggelar konferensi pers di Semarang, 17 November 2016.

Adapun yang menjadi fokus dari pertemuan tersebut adalah penjelasan fakta bahwa masyarakat Rembang yang berada di sekitar pabrik sangat menginginkan pembangunan pabrik ini tetap dilanjutkan. Dari pembangunan tersebut masyarakat telah merasakan banyak sekali manfaat, salah satu manfaat yang paling konkrit adalah tenaga kerja yang terserap dalam proyek pembangunan pabrik ini tercatat hingga september 2016 mencapai 6.075 tenaga kerja, dengan 1.236 tenaga kerja asli warga Rembang, dan selebihnya masyarakat sekitar. 

Disamping itu dari sisi kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial dan bidang keagamaan juga banyak mendapat bantuan dari PT. Semen Indonesia, sehingga tidak heran lagi jika hampir seratus persen masyarakat mendukung adanya pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang. Jikapun ada yang menolak dipastikan karena mereka salah mendapatkan informasi atau korban fitnah dari para provokator bayaran.

Warga Rembang yang menyebut dirinya sebagai “warga ring-1” telah meyakini bahwa beridirnya Semen Indonseia di Rembang akan membawa kehidupan Rembang jauh lebih mulia dibanding sebelumnya. Berdirinya Semen Indonesia di Rembang telah menciptakan harapan baru bagi masyarakat Rembang asli.

Oleh sebab itu, jika ada yang memanipulasi suara warga Rembang (warga Ring-1) hingga harapannya dipatahkan oleh segelintir orang yang berkepentingan, maka warga Rembang ring-1 tidak akan tinggal diam dan akan membawa kasus ini hingga jalur hukum, serta akan menuntut pemerintah yang telah mengabaikan suara mayoritas.

Kendati demikian, hingga saat ini, baik dari warga yang pro maupun yang kontra tetap aman, tidak saling mengancam, tidak saling mengintimidasi, dan tidak ada masalah apapun. Mayarakat Rembang asli berharap besar kepada seluruh awak media agar tidak membesar-besarkan masalah sehingga terjadi konflik yang semakin parah.

*) Sumber Gambar: rri.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun