Mohon tunggu...
Titis Anjarwati
Titis Anjarwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik dengan keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Investasi Cerdas, Masa Depan Tuntas: Mendorong Inovasi Perencanaan Keuangan dalam Mewujudkan Ekonomi Berkelanjutan dengan #UangKita

24 Desember 2024   20:34 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:49 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama satu dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai menunjukkan peningkatan kesadaran akan pentingnya investasi. Hal ini semakin disadari sebagai salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang serta meningkatkan kesejahteraan. Mudahnya akses informasi mengenai investasi melalui internet dan kemajuan teknologi digital, seperti munculnya platform edukasi dan aplikasi investasi, ditengarai menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan pengetahuan masyarakat tentang investasi.

Penggunaan internet dan teknologi digital erat kaitannya dengan adaptasi. Masyarakat yang mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat akan lebih mudah mengikuti perkembangan dan mendapatkan pengetahuan baru mengenai investasi. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat generasi muda yang sangat dekat dengan dunia teknologi dan dapat beradaptasi dengan keadaan zaman modern saat ini. Umumnya kesadaran investasi sudah menjadi trend bahkan sebagian besar menganggapnya sebagai suatu kebutuhan.

Namun ironisnya, melek internet tidak menjadikan generasi muda Indonesia mempunyai literasi finansial yang mumpuni, terutama dalam hal investasi. Menurut (Baihaqqy & Sugiyanto, 2020), generasi baby boomers menempati urutan tertinggi dalam menentukan keputusan investasi. Hasil ini menunjukkan bahwa investor di usia tua lebih banyak memiliki pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi dibandingkan dengan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai pengelolaan keuangan, khususnya dalam hal investasi yang aman dan cerdas.

Pada tahun 2019, terdapat kesenjangan antara tingkat inklusi keuangan (76,19%) dan literasi keuangan (38,03%) di Indonesia menurut Survei Nasional dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Otoritas Jasa Keuangan mendefinisikan literasi keuangan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat. Sedangkan inklusi keuangan didefinisikan sebagai ketersediaan akses pemanfaatan atas produk dan/atau layanan pelaku usaha sektor keuangan yang terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan masyarakat.

Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan pengambilan keputusan keuangan yang kurang tepat, terjerat hutang berlebihan, atau menjadi korban penipuan produk investasi, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan sektor keuangan. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan, 2024), angka indeks literasi keuangan nasional mengalami peningkatan menjadi (65,43%), sedangkan indeks inklusi keuangan nasional mengalami penurunan menjadi (75,02%) jika dibandingkan dengan tahun 2019. Kondisi ini mengindikasikan perlunya upaya lebih lanjut untuk memperluas jangkauan layanan keuangan, terutama di daerah-daerah terpencil dan di kalangan masyarakat dengan akses terbatas. Dengan demikian sinergi antara peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan menjadi kunci untuk mewujudkan sistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu kunci untuk meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan adalah dengan mendorong inovasi dalam perencanaan keuangan. Inovasi ini dapat berupa pengembangan aplikasi yang mudah digunakan, platform edukasi interaktif, serta alat-alat perencanaan keuangan yang dapat membantu individu mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Namun, sebelum itu, generasi muda perlu memiliki mindset dasar dalam mengelola keuangan. Mindset ini bukan hanya sekadar rajin mencatat pengeluaran atau merencanakan keuangan dengan rinci, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk bersabar, menunda gratifikasi, dan mengendalikan diri terhadap banyak godaan "marshmallow" di sekitar mereka. Konsep "marshmallow" ini terkenal dalam teori psikologi yang khusus mengamati kemampuan pengendalian diri dan juga kemampuan untuk menunda kepuasan (Ardi, 2024).

Selain itu, pendidikan dan kesadaran tentang literasi keuangan merupakan fondasi yang harus dibangun sebelum menerapkan inovasi tersebut. Dengan mindset yang kuat dan kebiasaan finansial yang baik, generasi muda dapat memanfaatkan inovasi teknologi keuangan dengan maksimal. Mereka tidak hanya mampu merencanakan dan mengelola keuangan sehari-hari, tetapi juga dapat mengambil keputusan investasi yang bijak dan strategis. Edukasi keuangan yang interaktif dan menyeluruh membantu memperkuat pondasi ini, memastikan bahwa generasi muda siap menghadapi tantangan finansial di masa depan.

Contoh nyata dari inovasi dalam perencanaan keuangan adalah peluncuran aplikasi investasi yang mudah diakses seperti Ajaib, Bareksa, dan Bibit. Aplikasi-aplikasi ini telah mempermudah generasi muda sekarang untuk berinvestasi dengan modal yang terjangkau dan memberikan edukasi keuangan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan investasi yang cerdas. Selain itu, platform edukasi interaktif seperti instagram, berperan besar dalam membantu generasi muda dalam memahami perencanaan keuangan yang baik. Akun instagram seperti @komunitakemenkeu mendorong generasi muda untuk produktif dengan menjadi bagian dari komunitas "komunita" yang memahami kebijakan pengelolaan #UangKita dan berperan sebagai penggerak perubahan menuju Indonesia maju. Selain itu, komunitas ini juga menggalakkan kampanye literasi keuangan yaitu #UangKita, yang menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan yang baik demi masa depan Indonesia yang lebih cerah dengan penggunaan tagline #UangKita untuk Masa Depan Indonesia.

Pemerintah Indonesia dan lembaga keuangan juga memiliki peran penting dalam mendukung inovasi keuangan. Program-program seperti Gerakan Nasional Literasi Keuangan (GNLK) dan inisiatif dari OJK telah membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya literasi dan inklusi keuangan.

Untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan investasi cerdas di masa depan, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat terkhususnya para generasi muda. Beberapa rekomendasi meliputi peningkatan akses ke layanan keuangan digital, edukasi terus-menerus tentang pentingnya literasi keuangan, dan pengembangan kebijakan yang mendukung inklusi keuangan.

Dengan adanya inovasi dalam perencanaan keuangan dan kesadaran yang meningkat tentang pentingnya literasi keuangan, generasi muda Indonesia dapat lebih siap dalam mengelola keuangan mereka dengan bijak. Hal ini tidak hanya akan membantu mereka mencapai tujuan keuangan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada ekonomi berkelanjutan dan masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia, dengan memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial yang bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya menguntungkan saat ini, tetapi juga bagi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun