Sepeda gunung adalah sepeda pertama yang pernah saya miliki. Sepeda tipe ini saya pilih karena cocok dipakai anak-anak dan tetap keren dipakai orang dewasa. Jika tinggi badan bertambah tinggal menaikkan sadel otomatis bisa langsung menyesuaikan. Setiap pulang pergi sekolah dari SD sampai dengan SMA sepeda gunung setia menemani. Tidak hanya saya, beberapa kerabat dan teman pada tahun 2000-an menjadikan sepeda sebagai alat transportasi. Bahkan sampai jarak 30 Km, orang tua saya dulu masih ditempuh menggunakan sepeda. Alasan mendasar adalah sepeda lebih hemat karena tidak perlu menggunakan bahan bakar. Meskipun sebenarnya jika ditelisik secara mendalam banyak manfaat bersepeda ditinjau dari sisi kesehatan dan lingkungan.
Cerita bersepeda dulu menjadi sebuah kenangan yang indah. Kini jarang sekali saya temui masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Tidak mengherankan memang di zaman serba modern seperti sekarang. Kita semua seperti dikejar waktu untuk terus produktif. Memakai sepeda sangat dipertimbangkan efisiensi waktunya. Kecuali tempat kerja kita dekat dalam radius kurang dari 10 Km. Bersepeda pada masa sekarang sudah mengalami pergeseran menjadi sebuah aktivitas yang sifatnya murni olahraga dan komunitas.
Beberapa orang membentuk sebuah komunitas untuk saling bertemu dan sharing. Selanjutnya merencanakan bersepeda bersama dalam kegiatan olahraga gowes bareng. Salah satu kegiatan yang menegaskan bahwa sepeda di masa sekarang sudah bergeser menjadi sebuah alat untuk berolahraga adalah funbike sienta pop up playground yang terselenggara di bilangan Bekasi utara tanggal 27 November 2016. Masyarakat yang mempunyai hobi sama berkumpul untuk menghidupkan kembali semangat bersepeda.
Kesempatan funbike sienta pop up playground menjadi waktu yang tepat bagi saya kembali mengingatat masa sekolah berangkat dengan sepeda. Kesempatan yang membuat saya keluar dari zona nyaman yang biasanya hanya di depan layar laptop. Kini bisa menikmati indahnya kenangan masa lalu. Pun demikian dengan 30 kompasianer lain, kompasianer juga manusia yang butuh olahraga seperti pada funbike kali ini. Maklum kegiatan kompasiner sangat padat melebihi seorang jenderal. Dalam satu hari bisa menghasilkan beberapa tulisan. Tentu sesuatu hal yang sangat menyita waktu, jika aktivitas keseharian ini tidak diiringi dengan olah raga sudah dapat dipastikan akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Tidak heran jika antusiasme kompasianer sangat besar. Meskipun terjadwal harus berangkat dari bentara budaya pukul 05.00 Wib. Para kompasianer sudah mulai berdatangan sejak jam 04.00 Wib. Rentang waktu ini adalah momen yang paling enak digunakan untuk berlayar ke pulau kapuk dan memeluk guling.
Ada yang belum mandi bahkan rela menunggu stasiun buka karena ingin mendapatkan KRL pertama diberangkatkan minggu itu. Semangat seperti ini yang jarang saya temui ketika ada acara coverage kompasiana biasanya. Saya sendiri sudah berangkat sejak jam 03.30 dari rumah untuk bertemu dengan para kompasiner lain. Kelihatan wajah-wajah ngantuk dengan kelopak mata atas dan bawah sesekali tertutup disertai kepala manggut-manggut.
![Beberapa stand sudah siap disuguhkan untuk para peserta funbike sienta](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1793-min-jpg-58405be5789373f50a8a4558.jpg?t=o&v=770)
![panggung acara lengkap dengan alat music yang siap untuk menghibur](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1798-min-jpg-58405c39f97a61cf10d3d15d.jpg?t=o&v=770)
Tua muda, laki-laki perempuan tumpah ruah di sini meramaikan akhir minggu di bulan November. Indikasi ini menunjukkan bahwa bersepeda adalah olahraga masif yang bisa dilakukan oleh semua kalangan. Sebelum sepeda dikayuh dan bendera start di kibarkan, Foto menjadi sebuah kebiasaan tidak pernah terlupa. Mengabadikan momen menjadi kegiatan rutin kompasianer jika sudah berkumpul di suatu acara seperti saat itu.
![Komunitas Sepeda Fedtriot Bekasi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1808-min-jpg-58405ab3309373dc08c78c0d.jpg?t=o&v=770)
Begitu bendera start dikibarkan satu per satu sepeda di kayuh dari kaki para bikers. Kayuhan pertama semangat sekali. Satu, dua kali genjotan sepeda membuat saya berada di barisan paling depan rombongan yang menjadi pusat perhatian para peserta car free day kala itu. Komunitas Bekasi fedtriot sesekali memberi arahan kepada kita untuk tetap melewati jalur yang ditentukan dan tetap dalam rombongan. Sepanjang perjalanan para biker bisa melihat suasana masyarakat kota Bekasi yang menggunakan kesempatan car free day untuk berolahraga. Ada yang jogging, main sepatu roda, skateboard bahkan hanya duduk diam menikmati minggu pagi di Bekasi utara.
![Sesaat sebelum start dimulai di downtown parking area summarecon Bekasi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1812-min-jpg-58405b8df692734510a91735.jpg?t=o&v=770)
![Piramida terbalik salah satu landmark kota bekasi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1814-min-jpg-58405af2f97a61a110d3d153.jpg?t=o&v=770)
![Tanjakan fly over summarecon yang tidak terlalu curam tetapi memanjang](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1834-min-jpg-58405eb72123bd6a0b00628d.jpg?t=o&v=770)
Badan yang sudah terasa letih karena tidak terbiasa bersepeda. Tetap saya paksakan untuk menggenjot sepeda meskipun tidak secepat pertama kali bendera start dikibarkan. Muka-muka capek para kompasianer yang biasa berada di depan komputer sangat terlihat dengan keringat mengalir di sekitar wajah. Rute sepanjang 7 Km yang harus dilewati dengan medan tanjakan dan turunan yang lumayan membuat kaki kesemutan. Keseruan acara pop up playground sienta belum berakhir sampai disitu. Setelah gowes menyusul acara talkshow dan fun games dengan hadiah yang menarik.
![Fungames melepas roda dan sepeda](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1852-min-jpg-58405e45ba22bd64138d8bd3.jpg?t=o&v=770)
Para bikers juga ditantang menguji keterampilan untuk melepas ban sepeda. Kemampuan untuk mengenal sepeda menjadi sebuah pesan tersirat pada games kali ini. Masing-masing peserta games menunjukkan kemampuan terbaiknya dengan waktu yang relatif singkat.
![Sesi Talkshow bersepeda yang nyaman, aman dan menyehatkan dengan bapak iskandar](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1846-min-jpg-58405e6591fdfd370cbe9a79.jpg?t=o&v=770)
Posisi setir juga diatur senyaman mungkin. Ketika mengayuh sepeda bikers tidak boleh terlalu menunduk yang menyebabkan rasa nyeri di tulang belakang. Atau bahkan setir terlalu terangkat yang membuat energi angin menerpa dada ketika sepeda mulai dikayuh.
Setelah sepeda di atur maka tubuh kita sebagai pengendara juga harus fit. Sebelum bersepeda jangan lupa pemanasan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan cidera dan dampak buruk yang mungkin terjadi. Pada posisi start permulaan jangan langsung mengayuh sepeda terlalu kuat. Simpan energi untuk melewati rute yang di tentukan. Bila perlu siapkan bekal pisang di saku belakang. Apalagi jika menempuh jarak yang jauh. Jarak ideal untuk pemula adalah sekitar 20 Km. Tetapi jarak itu masih tergantung pada kondisi fisik seperti rekam jejak sakit, intensitas olahraga dan riwayat fisik lain.
Meskipun sudah kelihatan berumur. Takjubnya bapak iskandar ini sudah pernah 2 kali pulang pergi Jakarta-Yogyakarta menggowes sepeda dengan istri dan komunitasnya. Saya jadi ciut melihat kekuatan itu. Tapi hal ini membuktikan bahwa bersepeda menjadi sebuah olahraga yang membuat badan kita lebih sehat sembari merasakan kenikmatan setiap kayuhan sepeda.
![Kompasianer yang terlibat di funbike sienta pop up playground](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img-1804-min-jpg-584059d2727e61dc0939ebbe.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI